CANGKIR 8. SARAN

31 7 0
                                    


"Bener kata lo, dia emang berbakat. Tapi kita berdua tau, untuk sampai kesana bakat saja gak akan cukup!"

..........

"enggak, enggak, gue masih butuh waktu untuk menilai dia! Gak secepet itu! Dia baru aja masuk. Berikan gue waktu lebih!"

.........

"Hahh?! tapi gue masih belum bisa setuju dengan rencana lo! Menurut gue, dia belum siap!"

.........

"haloo?! Halooo?????"

"dasar orang gila!"

Wajahnya menerawang, Aldy kembali menghisap batang rokoknya sambil mengerutkan dahi. Sebenarnya Aldy tidak harus datang pada pagi hari ini, namun karena permintaan kusus dari Angga yang menyuruhnya mengajari Evan secara langsung membuat mau tidak mau Aldy harus berada di café pagi-pagi. Jadi tidak masalah dengan dirinya berlama-lama santai di luar dan mengobrol dengan beberapa pelanggan yang sudah dikenalnya secara baik karena hampir datang tiap hari.

Setelah 2 jam mengobrol diluar, Aldy kembali masuk untuk mengecek keadaan Evan. Ketika melihatnya kembali, alangkah terkejutnya ketika melihat Evan. Evan memang merupakan orang menyebalkan nomor 1 yang pernah dikenal Aldy, karena bukannya terlihat sibuk mengisi ember dengan espresso, Aldy malah mendapati Evan sedang mengobrol berdua dengan Theta di dalam bar.

"Woi Van! Belum apa-apa udah genit lo sama Theta!"

"Lah apaan dah lu dateng-dateng malah marah! Ini mah Theta yang genitin gue HAHA" bales Evan tertawa sambil mencolek Theta

"Dih apaansih lo, Elo kali yang genit sampe nge follow-follow Instagram gue segala barusan." Evan kembali tertawa genit dan tidak menyadari betapa merahnya muka Aldy melihat kelakuan keduanya.

"Terus kerjaan lo mana coba gue liat!" kata Aldy.

Tanpa menunggu jawaban Evan, Aldy berjalan menuju arah mesin dan mendapati ternyata dengan waktu 2 jam setelah ditinggalkan, Evan berhasil menyelesaikan membuat espresso tersebut. Dan dilihat dari warna kepekatannya, espresso yang dihasilkan tidak terlalu buruk dan masih masuk standar. Sekali lagi Aldy dibuat terkejut oleh apa yang Evan telah lakukan. Jika saja kelakuan Evan tidak menyebalkan, Aldy yakin bahwa Evan dapat berteman baik dengannya.

Aldy yang kebingungan ingin bereaksi apa hanya bisa berkata, "Lain kali kalau udah selesai kerjain tugas yang gue kasi, lo cari gue dan kabarin gue!"

"Iya, iya... dasar Kapten emosian, kenapa sih gak lo aja The yang jadi Kaptennya!?" Balas Evan sambil menggoda Theta. Melihat kelakuan Evan yang masih genit, Aldy hanya diam dan malah memberikan ember kosong baru untuk Evan. "Lo isi lagi!!!" yang lain hanya bisa tertawa melihat muka Evan yang kesal.

Dan hari itu café tutup seperti biasanya pada pukul 10 malam dengan tubuh Evan yang kelelahan. Tangannya merah, kakinya pegal, dan asam lambungnya berlebih. Aldy benar-benar menyiksa Evan pada hari pertamanya. Karena Evan baru bisa bikin espresso Ia dikerjai habis-habisa untuk mengisi seluruh ember espresso, alih-alih mencoba genit dengan Theta.

Evan memakai jaketnya keluar dan memacu motornya ke apartemen dia tinggal. Selama di perjalanan dirinya terus menerus bertanya apa yang sebenarnya sedang menimpanya. Kenapa tiba-tiba dia bisa berada di sebuah café dan terlebih menjadi seorang barista yang belum pernah sekalipun ia bayangkan dirinya sendiri melakukannya.

Motor tetap melaju dan sekali lagi Evan pulang dengan keadaan lelah.

DRRRT!!! Hapenya mulai bergetar menandakan ada sebuah pesan yang masuk. Terlihat beberapa pesan dari temannya.

Gege: "Apa kabar bro masih idup gak? @Evanando"

Dika: "Gue denger-denger lo jadi barista!? AHAHA"

Bule: *kirim meme lucu

Bule: *kirim meme lucu

Dika: "Agak gokil nih temen kita udah gak mau bales chat kita lagi. Sibuk apasih lo sekarang!?"

Evan: "Gue macem gini gara-gara lo semua bangsat!"

Gege: "Eeeh jangan marah-marah dong bro. dengerin dulu nih jalan keluar yang kita pikirin kemarin!"

Evan: "Apaan? Buruan kasih tau, gue capek banget!"

Gege: "Gimana kalau lo... kerja gak becus disana sampai lo harus dikeluarin dari sana sebelum masa kontrak habis?"

Dika: "Jadi waktu lo kerja, lo bikin aja kesalahan-kesalahan sampe orang-orang muak sama lo dan lo dipecat."

Bule: "Allah SWT sendiri melarang manusia untuk melakukan perbuatan menghasut. Hasut pun dinyatakan sebagai dosa besar. Larangan tersebut tertuang dalam Surat Al Qalam ayat 10-11"

Gege: "Anjing lo Le, sok-sokan dekat dengan agama idup Lo!"

Dika removed Buleee from Group Chat

Dika: "Gimana Van ide kita? Bagus kan!"

Evan: "Udah gila lo semua! Pemiliknya serem mampus!"

Gege invite Buleee to Group Chat

Dika: "Yaudah terserah Lo aja, Kita cuma mau bantu lo."

Lalu Evan mematikan hapenya dan mencoba kembali tidur. Mungkin kafein sedang melaksanakan tugasnya dan membuat Evan terus berjaga dan mengajak pikirannya pergi kemanapun yang Ia mau. Saat sedang mencoba menutup mata, Evan kembali memikirkan ide dari ketiga temannya tersebut. Ah, dalam hati kecil Evan berkata, sebenarnya ide barusan bukanlah ide yang terlalu buruk dan bisa dicoba. Beberapa rencana disusun di dalam otaknya dan tiba tiba hapenya kembali berbunyi.

DRRRRT!!! DRRRRT!!! DRRRRT!!!

Sebuah telfon masuk. Terlihat di layar hapenya yang bertuliskan "ANGGA ADITYA IS CALLING YOU"

"Besok lo akan diajarin lagi sama Aldy dan besok gue gak bisa dateng ke café. Datang jam 8 pagi kayak biasa dan lo baru boleh pulang setelah Aldy bilang boleh. Kalo lo telat lagi akan gue cari ujung batang hidung lo dan gue putusin ditempat! Tut... Tut... tut..."

Evan memelototi hapenya sendiri usai telfon tersebut ditutup "Dasar orang bangsat..." detik itu juga, Evan berjanji untuk membuat seorang Angga menyesali perbuatannya kepada Evan. Ia memikirkan saran teman-temannya barusan.

Harta, Takhta, Barista.Where stories live. Discover now