Evan melihat-lihat sosok Sam yang aneh. Tinggi, kurus, putih, dan yang paling mencolok adalah tangan kanannya selalu mencengkram erat tangan kirinya, posisi berdirinya tidak lurus, dan kepalanya selalu bergerak gelisah dengan tatapan mata yang entah kemana. Evan sadar bahwa setidaknya Sam memiliki penyakit apapun itu. Dan Sam memiliki aroma "hijau" aroma yang paling banyak ditemui Evan selama ini.
Sam mengulurkan tangannya malu-malu kepada Evan seakan ingin berkenalan dan Evan menyambut tangannya dengan wajah kebingungan. Namun sebelum terjadi tindakan yang tidak diinginkan, Aldy yang sudah cemas tiba-tiba memotong salaman tersebut sambil memperingati Evan. "Sam itu Adek gue, waktu kecil dia pernah kena Autism. Awas kalo lo apa-apain dia!" lagi-lagi suasana antara Evan dan Aldy kembali memanas, sampai akhirnya Angga memutuskan mereka semua boleh kembali bekerja.
Setelah perkenalan singkat tersebut, Evan mulai berpikir betapa anehnya seluruh pekerja disini. Mulai dari Ocha si kasir yang memiliki masalah sarkasme tingkat akut, Aldy yang menjadi kepercayaan Kapten Angga dengan segala ketidak ramahan dan kesombongannya, Sam si mantan pengidap autism yang dilindungi oleh kakaknya sendiri yang bekerja pada tempat yang sama, Theta si wanita cantik depan kamar Evan dengan aroma yang menimbulkan ketertarikan bagi Evan dan ternyata bekerja di café ini. Dan yang terakhir adalah Bosnya sendiri yang dipanggil Kapten Angga, seorang misterius yang lebih cocok menjadi preman dengan segala teka-teki anehnya terkait apa saja sebenarnya yang diketahui Angga terhadap dirinya.
Setelah semuanya kembali sibuk. Evan masih berdiri kebingungan disamping Angga, lalu secara personal Angga berkata kepada Evan "Mulai sekarang lo harus kerja bareng mereka terus. Dan tugas pertama lo adalah belajar dari Aldy! Dia yang akan selalu jadi Kapten ketika gue gak ada." Sebelum Evan berhasil mengeluarkan protesnya, Angga sudah keburu memanggil Aldy kembali ke hadapannya dan berkata kepada Aldy "Dy, lo ajarin nih bocah jadi barista disini. Gue mau pergi dulu!" sama halnya dengan Evan, Aldy juga ingin mengeluarkan protes kepada Kaptennya, namun sebelum ia berkata, sang Kapten sudah pergi keluar tanpa berpamitan dengan yang lain.
"Gue tekenin disini. Elo gak boleh nyusahin kerjaan gue! dan untuk awal-awal ikutin semua kata-kata gue!" kata Aldy setelah ditinggal berdua dengan Evan.
Karena tidak terbiasa ditekan dan diremehkan seperti ini, Evan membalas perkataan Aldy dengan menekankan bahwa Aldy bukanlah bos dari dirinya. Kata-kata Evan masuk kuping kiri dan keluar dari kuping kanan, Aldy hanya menanggapi perkataan Evan dengan memandangnya dengan alis diangkat satu. Evan hanya bersumpah pada dirinya sendiri bahwa suatu saat Aldy memandang dirinya dengan lebih hormat!
Rifaldy Vernon merupakan sosok barista yang mempunyai dedikasi tinggi terhadap kopi. Dirinya sudah dikenal sebagai barista handal di sekitaran Bandung. Banyak sekali café lain yang mengincar dirinya untuk dijadikan Head Bar maupun kapten dengan segala prestasinya, namun sebanyak apapun duit yang ditawarkan oleh café-café lain, Aldy tidak pernah mau meninggalkan KOPILOG.
Aldy bukanlah berasal dari keluarga yang berkecukupan, orang tuanya hanya mampu memberikan kehidupan secukupnya kepada Aldy dan Sam. Maka dari itu, semenjak 4 tahun yang lalu, yaitu ketika Aldy masih SMA, dirinya sudah mulai bekerja sebagai barista di banyak café ternama dan mendapatkan reputasi bagus.
Menurut Aldy, bekerja di KOPILOG bukanlah pekerjaan mudah, tiap harinya terdapat lebih dari 200 cangkir yang dipesan oleh pelanggan, gaji yang tidak terlalu tinggi, dan duit bonus yang kecil. Tapi jika ditanya kenapa Aldy tidak ingin pindah dari sini, dengan mudah ia akan berbalik bertanya "Apa salahnya bekerja disini?" tatkala kata-katanya yang terkesan santai, banyak orang yang menyadari salah satu alasannya masih bertahan disini adalah sosok Sam.
Samuel Vernon lebih muda 3 tahun dari Aldy. Ketika masih kecil, Sam sudah pernah divonis dengan penyakit Autisme ringan. Dengan segala upaya yang dilakukan keluarganya, akhirnya Sam bisa sedikit mengendalikan diri dan dapat berkomunikasi secara lebih baik. namun tetap saja, dirinya tidak pernah lepas dari orang-orang jahat yang terus membully dirinya karena penyakitnya. Dan kapanpun dimanapun, sosok Aldy akan selalu muncul dan siap melawan orang-orang yang mencari masalah dengan adiknya.
Dari dulu Sam selalu melihat Aldy sebagai sosok pahlawan yang sangat dikagumi oleh dirinya. Selain selalu membantunya, Sam yang melihat kakaknya bekerja keras sebagai barista bertekad untuk menjadi barista handal seperti kakaknya kelak.
Ketika lulus SMA, Sam mencoba untuk melamar ke berbagai café mulai dari café yang besar dengan reputasi baik, hingga kedai-kedai kecil yang bahkan berkapasitas penjualannya hanya sampai 15 gelas per harinya. Namun tetap saja, sekeras apapun Sam mencari tidak ada café yang mau menerima dia karena dianggap Sam yang mempunyai kecenderungan autism ini pasti akan melakukan kesalahan dalam bekerja.
Pada tahun 2018. Ketika pertama kalinya KOPILOG dibuka, Angga Aditya yang mendengar reputasi Aldy mengundang dirinya untuk menjadi Kapten yang akan memimpin café ini. Pada KOPILOG, istilah Kapten bisa disamakan dengan Head Bar, tugasnya yaitu melakukan inventarisasi bahan baku, melakukan kalibrasi rasa kopi, dan mengatur flow di dalam bar. Dengan kualitas kerja yang apik, tidak sampai setahun Angga sudah mempercayakan segalanya kepada Aldy untuk menggantikan dirinya ketika Ia sedang pergi keluar. Termasuk untuk Research and Development minuman dan melatih barista baru.
Saat itu, Sam yang baru lulus SMA sudah bersusah payah mencari tempat bekerja selama 1 tahun akhirnya berhasil diterima di KOPILOG atas rekomendasi Aldy kepada Angga pada awal tahun 2019. Aldy sempat terkejut ketika pertama kali membawa Sam kehadapan Angga untuk diwawancarai kerja. Saat itu, sosok Angga sama sekali tidak terganggu dengan keadaan Sam, dan semua orang yang melihat cara Angga memandang Sam akan setuju bahwa mata Angga memancarkan sinar yang sama kepada siapapun dihadapan dia termasuk Sam yang memiliki kekurangan tersebut. Angga tidak memandang Sam dari kekurangannya, namun dari kelebihannya. Orang seperti ini termasuk sebagai orang yang jarang ditemui menurut Aldy.
Namun bukan saja hanya karena rasa terimakasihnya kepada Angga yang membuat Aldy bertahan di KOPILOG dengan segala tawaran gaji yang lebih besar. Toh, Sam sudah diterima disini dan semua pekerja lainnya sudah menjaga Sam seperti menjaga adiknya sendiri sehingga Aldy sudah tidak perlu khawatir bahwa Sam akan diperlakukan rendah oleh yang lain.
Alasan utama Aldy yang sebenarnya bertahan di KOPILOG ada hubungannya dengan sosok Angga yang merupakan panutan di dunia kopi. Angga yang sudah lama bekerja sebagai barista dan dengan segala reputasinya sempat membuat Aldy termotivasi mengikuti jejaknya dan ingin belajar banyak dari Angga.
Namun Angga yang ternyata semenjak 2016 hilang sosoknya dari kompetisi terakhirnya membuat Aldy sempat bertanya-tanya kemana perginya sosok Angga yang menjadi panutannya. Hingga tahun 2018 Angga menemukan Aldy pada suatu kompetisi kecil dan mengajaknya bergabung dibawah nama KOPILOG.
Semenjak pertama kali Aldy ditawari dan semenjak Angga ternyata menerima Sam, Aldy merasa bahwa dirinya sudah tidak bisa lebih beruntung lagi daripada ini. Dan itulah beberapa alasan mengapa Aldy tetap berada di KOPILOG.
"Siapa nama lo tadi? Irvan? Sekarang lo ikutin gue ke dalam bar. Akan gue ajari membuat kopi!" Sekali lagi, Aldy berbicara kepada Evan tanpa melihatnya. Wajah Evan mengerut.
![](https://img.wattpad.com/cover/213491630-288-k962289.jpg)
YOU ARE READING
Harta, Takhta, Barista.
Ficção AdolescenteEvan Fernando, seorang mahasiswa abadi dan pengidap sinestesia yang dapat mencium aroma sebagai warna, terpaksa menjadi barista karena kelakuannya sendiri. Di dalam timnya terdapat berbagai orang aneh mulai dari Aldy yang terlalu overprotektif terh...