CANGKIR 19. Revenge!

15 7 0
                                    


Evan sedang terlihat sibuk menelfon beberapa orang sambil memberi komando kepada yang lain untuk membawa kendaraan mereka menuju St. John. Sam terlihat diboncengi oleh Aldy dengan motornya. Ocha terlihat membawa mobil dan Theta masuk ke dalam mobil tersebut. Evan yang membawa motor memimpin mereka paling depan menuju St. John.

Tidak lama setelah mereka sampai. Terlihat 1 mobil lagi yang sedang malaju menuju arah mereka. Jam 12 malam dan para pekerja KOPILOG ini merasa curiga melihat mobil yang menuju arah mereka. Maklum di bandung terkenal dengan aksi begal. Tapi tidak dengan Evan, wajahnya seakan-akan sudah mengenal mobil tersebut bahkan terlihat memang sudah menunggu kedatangan mereka.

Mobil tersebut diparkirkan dekat dengan mobil Ocha dan terlihat 3 orang yang keluar. Mereka adalah Gege, Dika, dan Bule. Teman-teman sebangsa Evan di kampus. Mereka bertiga memiliki aroma yang sama. Yaitu "ungu" aroma yang dimiliki Evan juga. "ungu" memang sulit dihadapi, namun ketika sudah mengenal lekat, "ungu" akan selalu menarik satu sama lainnya agar akrab.

"Sori agak lama. Gue berusaha nyari barang-barang yang lo minta!" kata Gege yang berjalan paling depan. Dika dan Bule terlihat membawa beberapa barang yang diduga merupakan hasil permintaan Evan.

"Makasih Ge. Nih lo kenalin temen-temen gue dari KOPILOG." Lalu Evan mengenalkan mereka satu sama lain.

"Lo emang paling bisa manfaatin orang lain Van. Walaupun emang kita berutang permintaan maaf dari lo. Tapi tetep aja permintaan barang-barang lo ini udah keterlaluan. Untungnya kita masih simpan pilox, tikus mati, tangga kecil, pemutus kabel di kontrakan, dan speaker!!!" kata Dika sambil menunjukkan barang yang dibawanya.

"Kali ini café mana yang akan kita bobol?" Kata Bule yang tidak bisa membaca situasi. Evan menyikut pinggang Bule. Untungnya, suara Bule hanya terdengar oleh Evan yang berdiri di sebelahnya.

Aldy, Sam, Theta, dan Ocha tidak bisa berkata apa-apa. Dan diri mereka terlalu mabuk untuk bertanya lebih kepada Evan tentang rencana mereka. Sebelumnya Evan memang sudah menjelaskan bahwa sebentar lagi St. John akan menerima ganjaran mereka yang telah berkata buruk kepada KOPILOG... tapi setelah melihat barang bawaan teman-teman Evan. Mereka ber empat tidak terbayang apa yang akan terjadi kepada St. John setelah hari ini usai.

Evan memimpin masuk ke dalam St. John dengan hasil pengalaman dirinya membuka gembok KOPILOG. Mereka semua masuk ke dalam dan Evan memerintahkan kepada Dika layaknya seorang dokter yang sedang menjalani operasi.

"Tikus mati..." lalu sedetik Dika memberikan tikus mati yang telah dibungkus koran kepada Evan. Evan lalu menaruh Tikus tersebut ke kolong bangku yang berada di ruang tengah St. John.

"Pemotong kabel..." Bule yang membawa alat tersebut memberikannya kepada Evan.

"Tangga kecil..." tidak ada reaksi dari kawan-kawannya. "Tangga kecil?!" Evan mulai gemas...

"Maaf Van, tangganya ketinggalan di mobil..." Jelas bule. Lalu Bule berlari masuk ke dalam mobil dan mengambil tangga tersebut kembali.

Evan mengambil tangga kecil tersebut dan membukanya lebar-lebar di dekat suatu tembok. Dirinya lalu menaiki tangga tersebut sambil membawa pemotong kabel. Dengan sedikit usaha yang berlebihan dari Sam dan Dika yang menopang tangga kecil tersebut, tiba-tiba terdengar bunyi 'KLIIK' dari atas mereka berdua. Evan berhasil memotong kabel WIFI yang ada di St. John. Muka mereka semua begitu takjub dengan tingkat ke-kreatifan yang dimiliki Evan sehingga mereka tidak bisa berkata-kata.

Evan kembali memberi komando kepada yang lain untuk menuju tembok luar.

"Pilox..." Dika memberikan Pilox yang dibawanya dan memberikannya kepada Evan yang langsung membagi-bagikannya kepada Aldy, Sam, Ocha, dan Theta.

"sekarang kita salurkan seluruh amarah kepada tembok ini! gambar segala macam yang lo pada mau!!! Ge! Puter musiknya!!!" Ooh jadi ini gunanya speaker, pikir Gege.

"Lagu apa Van?!" tanya Gege

"Red Right Handsnya Peaky Blinders!!! Gue pengen sok-sokan jadi Thomas Shelby kali ini." jawab Evan yang merupakan fans dari Thomas Shelby yang bermain di serial Netflix Peaky Blinders.

You don't have no money?
He'll get you some
You don't have no car?
He'll get you one
You don't have no self-respect
You feel like an insect
Well don't you worry buddy
'cause here he comes
Through the ghettos and the barrio

And the bowery and the slum
A shadow is cast wherever he stands

Stacks of green paper in his
Red right hand

You'll see him in your nightmares
You'll see him in your dreams
He'll appear out of nowhere but
He ain't what he seems
You'll see him in your head
On the TV screen
And hey buddy, I'm warning
You to turn it off
He's a ghost, he's a god
He's a man, he's a guru
You're one microscopic cog
In his catastrophic plan
Designed and directed by
His red right hand

Red Right Hand by Nick Cave & The Bad Seed played

Begitu lagu tersebut berhenti berputar, semua wajah orang yang memegang pilox tampak puas dengan hasil masing-masing. Evan menuliskan sebuah kata yaitu "BODOOOOOOOOH" dengan sangat besar. Sam yang bingung ingin menuliskan sesuatu malah menggambar pemandangan 2 gunung yang terdapat matahari ditengahnya dan sawah dibawahnya. Aldy yang terlalu serius malah salah menanggapi tugasnya dan malah membuat sebuah gambar tanaman kopi dan biji kopinya yang malah membuat hasil coretannya seperti gambar dekorasi yang dibuat artistik dengan sengaja.

Ocha... Ocha terlihat menggambar wajah rusa yang sangat buruk dan ketika ditanya Evan mengapa gambarnya seperti itu, Ocha hanya menjawab "Ini spirit animal gue Van, cantik dan anggun seperti gue. Berbeda dengan kalian, gue itu orang cantik yang beradab." Lalu wajah penuh kemenangan Ocha membuat Evan muak dan pergi meninggalkannya.

Setelah selesai melakukan aksi vandalisme, semuanya berbaris dan kembali menatap dinding hasil pekerjaan mereka. Semuanya tampak puas dengan pekerjaannya masing-masing. Anehnya, Sam mulai merasa mual dan mengambil ancang-ancang untuk muntah. Evan yang berbaik hati mendekati Sam yang sedang mengambil ancang-ancang muntah tersebut dan membawanya ke arah pohon. Alih-alih membawanya ke tempat yang seharusnya, ternyata Evan membawa Sam berhenti di meja dekat pohon dan mengarahkan mulut Sam ke meja tersebut. "Bagus... bagusss... muntahin aja semuanya Sam... muntahin disini..." kata Evan sambil mengurut-urut leher Sam... Beberapa lama kemudian Sam memuntahkan seluruh isi perutnya ke meja tersebut dan seluruh orang yang menyaksikan perbuatan Evan sepakat bahwa menjadikan dirinya sebagai musuh adalah ide yang buruk.

Jam menunjukkan pukul 01.23 dan mereka semua sepakat untuk kembali ke tempat tinggal masing-masing meninggalkan seluruh jejak disana. 

Harta, Takhta, Barista.Where stories live. Discover now