Terisisa waktu 9 hari sampai pertandingan yang dijanjikan!
Hari ini hari senin, Evan dan Aldy sudah datang lebih dulu yang menyebabkan atmosfir di sekitarnya canggung bukan main. Sepengetahuan Aldy, dirinya belum memaafkan Evan yang sudah banyak membuatnya cukup emosi belakangan ini. Namun berbeda dengan Evan, dirinya begitu bingung bagaimana cara berkomunikasi dengan Aldy yang sudah membuatnya hampir berkaca-kaca kemarin malam.
"Dy... gue... gue gak sengaja meluk Theta kemarin." Kata Evan sambil malu-malu.
"Gue emang kesel liat kelakuan lo! Tapi gue bukan pecundang yang bakal merengek untuk membuat lo stop genit sama Theta, kalau emang Theta milih lo, ya gue harus terima fakta bahwa gue kalah dari lo!" balas Aldy sambil mempersiapkan mesin espresso untuk digunakan. Evan yang sebenarnya benar-benar tidak bermaksut untuk memeluk Theta tempo hari tidak berani mengatakan apapun hal yang dapat membuat Aldy berubah pikiran tentangnya. Apalagi ditambah fakta bahwa dalam diri Evan memang muncul sedikit ketertarikan kepada Theta.
Suasana kembali menjadi hening. Tiba-tiba pintu terbuka dan Angga masuk dengan wajah yang terlihat kesal. "Kampret, ban motor gue bocor, sori kalau gue bikin lo berdua nunggu lama." Mereka berdua tidak mempermasalahkan hal tersebut. Toh walaupun Angga telat sekitar 1 setengah jam dan mereka berdua terlalu takut untuk terlihat kesal atas keterlambatan Angga yang sedang membuka jaketnya dan memperlihatkan tattonya yang mengerikan ditambah wajahnya yang galak.
Angga mulai melatih mereka berdua secara bersamaan. Segala ilmu yang telah Angga ketahui kembali diturunkan kepada Aldy maupun Evan. Evan bahkan terkadang terlihat meminta beberapa saran taktis kepada Aldy yang sedang membuat latte.
Evan mulai belajar latte dengan cara yang berbeda. Dirinya mulai belajar dari pattern basic seperti hati dan tulip. Awalnya Evan membutuhkan 3 cangkir sebagai percobaan membuat hati yang sempurna, pada cangkir keempat Evan telah menguasainya.
Untuk gambar tulip, Evan membutuhkan lebih banyak cangkir, mungkin sekitar 10 lebih hingga dirinya dapat dengan sempurna membuat 4 stack tulip yang konsisten. Menurut Aldy, kunci utama untuk membuat tulip ada pada perbedaan cara mendorong dan menaruh foam. Ketika mendorong, jarak yang ditempuh haruslah didasari oleh basis pertama tulip diletakkan. Untuk menaruh, tangan tidak boleh terlalu tegang sehingga menimbulkan dorongan yang tidak perlu. Cukup dengan mengangkat ganggang milk jug bagian belakang sedikit dan foam akan tersimpan dengan sendirinya.
Cara mensteam susu Evan sudah hampir sempurna, hanya perlu dibiasakan saja. Dari 10 kali steam susu, mungkin hanya 2 kali susu yang memiliki foam yang tidak baik. Evan belajar begitu cepat seakan dirinya memang dilahirkan untuk menjadi barista.
Pattern basic berikutnya yang harus dipelajari Evan adalah rosetta. Rosetta dapat dihasilkan dari Teknik 'wiggle' yaitu tangan yang digerakkan kiri kanan sehingga foam susu yang terbentuk akan terlihat seperti layer. Kunci utama dari wiggle adalah debit air yang dikeluarkan haruslah stabil dan tidak terlalu besar. Foam susu yang tidak terlalu tebal juga akan membuat pattern rosetta lebih mudah dilakukan.
Setiap kali Evan gagal membuat rosetta, Angga akan menyuruhnya istirahat sebentar dan memberikan tontonan video latte art untuk dipelajarinya. Video tersebut selalu diulang-ulang oleh Evan yang sedang bersemangat belajar latte art. Dirinya menyadari bahwa jarak antara mulut milk jug dengan cangkir juga harus dalam posisi yang benar.
Jika mulut milk jug berada terlalu dekat dengan cangkir, foam yang dikeluarkan akan melebar terlalu besar dan tidak akan menghasilkan Fine Line yaitu layer dari foam susu yang terlihat tegas dan kontras. Semuanya tergantung dari faktor tingginya milk jug diangkat dan digoyangkan. Lalu canvasing! Ah betapa pentingnya canvasing ini. semuanya hanya dapat diketahui melalui praktik langsung.
Yang dipelajar Evan adalah ketika membuat rosetta, jumlah volume canvas sangat berpengaruh. Jika ia ingin membuat sayap rosetta melebar sampai ke samping, canvas harus lah sedikit agar ruang yang bisa dilalui foam susu lebih lebar. Begitu juga kebalikannya. Jika canvasnya terlalu banyak, sayap dari rosetta tidak akan bisa melebar karena cangkir akan segera penuh.
Rosetta menjadi mimpi buruk kepada Evan yang selalu terlihat terburu-buru saat melakukan latte art. Aldy sering sekali terlihat memarahi Evan yang sudah dibertahu berkali-kali bahwa ketika memegang milk jug dirinya harus tenang dan tidak terburu-buru. Evan yang begitu terpacu semangatnya sering kali membuat dirinya lagi-lagi dimarahi.
Setelah percobaan ke 20 sekian... Ah Evan sudah mulai hilang hitungannya. Pokoknya setelah banyak percobaan, akhirnya Evan berhasil membentuk rosetta yang berbentuk. Melihat hasil karyanya sendiri, Ia mulai tidak bisa mengontrol tingkah lakunya yang terlewat percaya diri dan menantang Aldy untuk battle rosetta.
Evan kalah jauh.
"Ah gue kan baru belajar sehari. Besok akan gue tantang lagi Aldy. Minggu depan gue akan menang lawan dia!" kata Evan dalam hati.
Sampai jam 4 sore, Evan terlihat tidak berhenti berlatih latte. Susu yang digunakan telah habis 1 setengah karton dan biji kopi yang terpakai sudah hampir 2 kilo. Evan sudah mulai merasa terbiasa melakukan latte art sehingga terkadang dia mencoba memberanikan diri membuat gambar yang kompleks. Namun hal tersebut sangatlah dilarang oleh Angga yang sudah sering banyak melihat barista gagal karena hal ini.
Menurut Angga, ketika barista pemula sedang belajar dan telah berhasil melewati tahap dasar. Mereka akan dengan semangat membuat gambar yang kompleks karena rasa penasaran. Mungkin dengan beberapa langkan yang dapat dihafal, mereka akan berhasil membuat gambar komples tersebut. Tapi menurut Angga, barista seperti ini akan kesulitan jika disuruh membuat pattern kompleks lainnya karena kekurangan kemampuan dasar. Angga tidak ingin merusak latihan Evan dengan membiarkan dirinya berbuat sesukanya.
"Lo gak usah gaya-gayaan bikin rusa dulu Van, kalau udah bisa bikin 7 stack tulip dan rosetta secara konsisten 3 kali, lo baru boleh gambar binatang-binatangan." Jelas Angga.
Angga juga menjelaskan sebenarnya ada 3 istilah dalam membuat latte art. Yaitu: wiggle, tulip, dan drag. Wiggle adalah Teknik untuk membuat rosetta, tulip adalah Teknik untuk menaruh foam yang bisa jadi didorong maupun diletakkan, dan drag adalah Teknik untuk membuat garis seperti kepala angsa. Angga menjelaskan bahwa seluruh gambar kompleks yang ada pada latte art merupakan kombinasi dari ketiga Teknik tersebut. Dan ketiganya dapat dilatih ketika membuat tulip, rosetta, dan swan.
Setelah mendengarkan penjelasan Angga, Evan berhasil mengurangi egonya dan menuruti apa kata Angga. Dirinya hanya berlatih tulip, rosetta, dan swan pada hari itu. Sedangkan Aldy sedang terlihat bermain-main dengan single origin yang sedang dipilahnya dan beberapa kali dikunyahnya untuk mengingatkan kembali Aldy bagaimana cara membedakan varietas kopi yang berbeda secara visual dan memanggil kembali memorinya tentang bagaimana rasa sebenarnya yang seharusnya keluar dari beans tersebut (potential flavor).
Mereka berdua terlihat begitu serius hingga tidak ada yang tersadar bahwa Sam dan Theta sudah datang ke KOPILOG untuk bergantian berlatih dengan mereka.
YOU ARE READING
Harta, Takhta, Barista.
Teen FictionEvan Fernando, seorang mahasiswa abadi dan pengidap sinestesia yang dapat mencium aroma sebagai warna, terpaksa menjadi barista karena kelakuannya sendiri. Di dalam timnya terdapat berbagai orang aneh mulai dari Aldy yang terlalu overprotektif terh...