Baekhyun menoleh saat menyambut kedatangan Jaehyun, pria itu langsung beranjak untuk memeluk adiknya itu. "Mianhae, hyung. Aku baru bisa kembali setelah kau mengalami dan menghadapi masa sulit sialan ini sendirian," isak Jaehyun yang terisak-isak karena menyesali hal itu, tapi memang ia tidak bisa berbuat apa-apa karena sibuk kuliah di Australia dan banyak praktikum.
Baekhyun mengusap-usap kepala Jaehyun kemudian tersenyum tipis, "Gwaenchana, bagaimanapun kamu harus belajar banyak untuk membalaskan ketidakpuasanku terhadap dunia memasak. Berjanji padaku untuk menjadi yang terbaik, ne?" cengir Baekhyun yang kembali memeluk Jaehyun sejenak.
"Kau terlihat semakin dewasa, padahal waktu itu kau masih 18 tahun," kekeh Baekhyun.
"Bukankah lebih baik harusnya kau tidak kembali? Bagaimapun kau harus banyak belajar, kan?" ujar Baekhyun. "Bagaimana bisa aku membiarkan hyung setelah tahu masalah sialan ini? Aku benar-benar senang mendengar keputusan hyung, makanya aku kembali," sumringah Jaehyun.
"Selama liburan musim panas, aku akan membantu hyung," ungkap Jaehyun bertekad. Ia benar-benar senang hyungnya sudah mau beraktivitas di dapur.
-o0o-
Irene senantiasa menatap foto Baekhyun yang sempat ia ambil, jika memikirkannya bisa-bisa membuat dirinya tidak terkendali.
Sampai antriannya sudah berakhir, Yoo Jin tersenyum saat menatap kedatangan Irene yang ia ketahui sering datang ke cafenya. Gadis itu memesan menu yang seperti biasanya, tapi Yoo Jin berusaha memperkenalkan menu barunya.
"Karena kamu suka sekali dengan strawberry sepertinya, kami mempunyai menu baru yakni, Strawberry Fraisier Cake. Apa kamu berniat mencobanya?" Irene termangu-mangu saat menatap kuenya yang begitu Indah dan menggugah selera jadi ia menganggukkan kepalanya dan memutuskan untuk mengganti menu dari yang biasanya.
Ketika kuenya dihidangkan, tatapan Irene langsung berubah berbinar-binar. Entah apa yang membuatnya sampai menitikkan air matanya. "Kuenya benar-benar aesthetic, aku suka sekali," ungkap Irene, kebetulan Jaehyun yang mengantarnya. Ia tersenyum ramah ke Irene, "Benar 'kan? Aku juga berpikiran seperti itu. Yang membuatnya hyung-ku, loh," ungkapnya bangga. Irene menganggukkan kepalanya kemudian tersenyum ramah mengantarkan kepergian Jaehyun.
"Kau sudah bilang 'kan pada Jaehyun untuk merahasiakan identitasmu?" tanya Yoo Jin yang meletakkan piring kotor ke wastafel. "Bukannya paman yang bilang?" sahut Baekhyun lalu mereka saling menatap dengan tatapan mata yang gelisah.
"JUNG JAEHYUN!" panggil Yoo Jin histeris dan keluar dari dapur. Dilihatnya pria itu sedang menemani Irene yang sudah berdiri di meja kasir.
"Ah, ahjussi. Saya ingin membayar," ungkap Irene ramah. Setelah selesai pembayaran, Irene ingin membuka mulutnya lagi untuk berbicara tapi Yoo Jin menarik Jaehyun ke sudut kemudian berbicara serius dengan pria itu. Jaehyun sesekali membulatkan matanya sambil menggaruk belakang kepalanya sedangkan Yoo Jin memijit pelipisnya sesekali menatap Irene yang sudah di landa oleh rasa penasaran.
Yoo Jin kembali ke meja kasir lalu berdehem pelan. "Ahjussi, kuenya benar-benar lezat. Boleh aku bertemu dengan chef yang membuatnya?" mohon Irene dengan tatapan mata yang penuh harap.
Yoo Jin mengusap tengkuknya, "Ah! Kebetulan dia sedang pergi!" sahut Yoo Jin cepat sehingga membuat Irene mengernyit bingung. "Tapi, kenapa aku mendengar orang memasak di dalam dapur?" herannya.
"Itu Jaehyun," balas Yoo Jin gugup. Irene menoleh ke belakang kemudian menemukan Jaehyun yang sedang melayani para pelanggan yang berdatangan ke cafe.
Irene nekat berjalan ke dapur, "Ayolah, ahjussi. Aku hanya ingin mengucapkan rasa terima kasih karena sudah menciptakan dessert yang luar biasa lezat." Ia terheran-heran saat Yoo Jin mati-matian menahannya namun kalau Irene sudah bertekad siapapun tidak bisa menghalangi jalannya.
Setelah memasuki dapur, Irene sontak menghentikan langkahnya dan hampir terpingkal ke belakang saat melihat sosok yang ia lihat. Baekhyun menoleh saat ia pikir langkah kaki itu milik Jaehyun, "Ya! Antarkan pesanan in---" ungkapnya tertahan kemudian tersentak kaget saat melihat orang lain.
"Kenapa kau bisa masuk ke dalam sini?!" celoteh Baekhyun sambil menunjuk-nunjuk Irene setelah mematikan kompor. Kakinya jadi agak lemas. Bukannya menjauh, Irene justru semakin mendekat ke Baekhyun yang kini telah terpojok.
"K-kau... B-yun Baekh-y-un?" tanya Irene terbata-bata hendak menyentuh wajah Baekhyun namun Baekhyun segera meneois tangannya kasar. Yoo Jin dan Jaehyun segera menghampiri dapur. "Hyung, jeongmal mianhae. Aku tidak tahu tadi kalau harus merahasiakan identitasmu dan terlanjur bilang ke Nuna ini," ungkapnya tak enak hati. Baekhyun mengangguk-angguk tanda paham dan tak marah dengan adiknya itu.
"Lebih baik kau pergi, kau menganggu orang saja tahu tidak?" ketus Baekhyun yang di sahut oleh Yoo Jin, "Kau yakin dia tidak akan menyebarkan kalau kau ada di sini?"
Baekhyun menghela nafasnya frustasi. Ia termangu-mangu saat melihat Irene bersimpuh dan memohon-mohon dihadapannya, "Ku mohon, biarkan aku bekerja untukmu di sini. Aku adalah penggemar setiamu," histeris Irene sambil ber-aegyo.
"Tidak, tidak. Kalau kau hanya mencari Byun Baekhyun yang di masa lalu maka aku akan mempertegas bahwa dia sudah mati di dalam ingatanku, jadi hentikanlah," sahut Baekhyun dingin dan hendak melanjutkan aktivitasnya.
"Tidak, kau tidak seharusnya menyerah. Aku tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi pada orang yang berbakat sepertimu!" sela Irene bersikeras dan menunjuk wajah Baekhyun. "Terserah kau saja, tapi aku tidak akan pernah menerimamu disini," dengus Baekhyun.
"Yasudah, aku akan buat berita di internet---" Baekhyun langsung bersimpuh dihadapan Irene sambil menggenggam tangan gadis itu dan menatapnya lekat-lekat. "Yasudah, kau di terima tapi jika sampai ada yang mengetahui keberadaanku di sini maka tamat riwatmu," ujarnya sarkastik.
Irene tampak sangat sumringah, layaknya anak kecil yang di kasih lolipop. Baekhyun yang melirik baju Irene kotor karena kelamaan bersimpuh sontak menarik gadis itu untuk berdiri sembari melemparkan sapu tangannya.
"Datanglah besok setelah kau selesai dengan kuliahmu," jelas Baekhyun dingin kemudian kembali melanjutkan aktivitas masaknya.
Irene melangkah pergi dengan perasaaan yang berbunga-bunga. "Oppa~ Aku berjanji tidak akan menyusahkanmu. Aku akan membantumu!" ungkapnya penuh semangat dan tekad yang kuat kemudian melengos pergi. .
"Wahh.. Dia semangat sekali," gumam Yoo Jin yang merasa takjub berulang kali.
Baekhyun mematikan kompornya kemudian memijit pelipisnya sejenak. Tiba-tiba ia mengacak rambutnya frustasi. "HAISHH, BISA GILA AKU!"
Baekhyun tidak menayangka bahwa ia akan menghadapi cobaan yang satu ini setelah 1 tahun menderita.
-o0o-
Irene yang terlihat bersemangat saat tiba di kamar asrama membuat Wendy, Jennie, Rose, dan Jisoo saling menatap satu sama lain kemudian mengedikkan bahu mereka.
"Kenapa? Kau berhasil mendapatkan ide untuk desain dish ujian akhir nanti?" terka Wendy. Irene menggelengkan kepalanya lalu memberi aba-aba pada gadis itu untuk diam kemudian ia berteriak histeris setelah mendapatkan keberuntungan yang spektakuler ini.
Irene berjanji akan sering-sering ke gereja dan melakukan do'a yang banyak. Ia kembali menatap sapu tangan Baekhyun kemudian meletakkannya ke sebelah pipinya dan memperlakukannya dengan penuh kasih sayang.
"Jangan-jangan dia jatuh Cinta!" pekik Jisoo tertahan dengan nada berbisik sehingga membuat Wendy, Rose, dan Jennie kembali memerhatikan Irene yang sepertinya memang menunjukkan ciri-ciri bahwa gadis itu sedang jatuh cinta.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Your Taste [✔]
FanfictionDulu melambung nama chef terkenal se-Korea yang masakannya di cintai oleh semua orang di dunia, tidak ada yang tidak mengenalnya. Namun, tiba-tiba dirinya menghilang begitu saja dari peradaban dunia tanpa ada satu orang pun yang tahu. Dia hilang bag...