Setiap ada kebahagiaan, ada duka yang akan datang tanpa terduga. Kau egois kalau hanya ingin tersenyum terus.
Berdiri dengan mata sembabnya yang tak berhenti mengeluarkan air mata, itulah yang hanya bisa Baekhyun lakukan di tempat peristirahatan terakhir ayahnya. Tangannya gemetaran memegang bunga yang akan ia letakkan di sana.
Sedangkan Jaehyun sudah tersungkur sambil menangis tersedu-sedu sehingga tamu yang hadir menatapnya iba. Ia hanya menyesali saat-saat pertemuan terakhir dengan ayahnya, semuanya berakhir dengan sangat buruk. Bahkan lebih buruk.
Yoo Jin dan Rose sampai harus membawa Jaehyun ke tempat lain dulu untuk menenangkannya karena ia tampak begitu emosional, dirinya benar-benar rapuh.
Sedangkan Irene hanya diam di belakang Baekhyun sambil memperhatikan bingkai foto Baek Ho, setelahnya ia memperhatikan punggung Baekhyun dalam keheningan. Ia hanya berpikir ingin memberikan waktu pada Baekhyun untuk menyampaikan segala perasaan yang ia rasakan.
Hanya penyesalan yang Baekhyun ingat, ia menggenggam erat-erat surat di tangannya dan itu membuatnya kini terisak-isak setelah mengingat setiap bait kata yang ayahnya torehkan di surat tersebut. Surat yang ia temukan di kotak pos pagi ini.
"Untuk putraku Byun Baekhyun. Harusnya kita bertemu besok, kan? Tapi.. Entah kenapa perasaanku tidak tenang dan terus merasa gelisah, jadi aku memutuskan untuk menulis surat ini. Maafkan perbuatanku selama ini, aku sadar belum dapat menjadi ayah yang baik untukmu dan Jaehyun. Mungkin aku memang tampak kasar dan hanya ingin meluapkan amarahku saat kita bertemu, tapi jauh di dalam hatiku. Aku ingin memelukmu dan memberitahu bahwa aku sangat kesepian sejak dirimu meninggalkan rumah."
"Aku ingin bilang bahwa aku ingin mengajakmu bermain golf bersama, menghabiskan banyak waktu bersamamu tapi aku terlalu pengecut untuk mengutarakannya. Aku sadar selama ini hanya perkataan kasar yang selalu kau dengar, tapi sesungguhnya bukan itu yang ingin aku bilang. Aku hanya ingin bilang bahwa aku sangat mencintaimu sebagai anakku. Teringat olehku saat pertama kali kau lahir ke dunia, aku benar-benar bahagia sekali saat itu. Aku tidak menyalahkanmu lahir ke dunia, Nak. Tapi, justru kamulah alasan yang membuatku bisa hidup bahagia."
"Ayah benar-benar bersyukur telah memilikimu di dunia yang kejam ini, itulah kata-kata yang tak bisa aku ungkapkan saat bertemu langsung denganmu. Tolong maafkan segala kesalahan ayah selama ini. Jika nanti aku tiada, hanya kaulah satu-satunya yang berhak mendapatkan gelar yang ada di belakang namaku untuk saat ini, hanya kau. Tak ada orang lain yang bisa menggantikan posisiku selain dirimu. Ngomong-ngomong, aku bangga melihat penampilan finalmu. Kau sangat keren."
***
Kali ini Baekhyun benar-benar merelakan Irene untuk pergi ke Amerika. Pria itu menyerahkan koper pada Irene dan mengedikkan bahunya, tanda gadis itu harus segera melakukan check-in.
Tidak ada alasan yang lebih akurat, ini permintaan Irene yang mendalam terhadapnya. Katanya ia ingin belajar menjadi chef yang baik terlebih dahulu sebelum bersanding dengan Baekhyun di depan altar. Ia hanya masih merasa belum pantas kalau mereka menikah sekarang.
Irene menggenggam erat-erat tangan Baekhyun, "Kau yakin baik-baik saja? Bilang saja keluhanmu," celotehnya, masalahnya ia malah harus pergi tepat setelah satu hari ayah Baekhyun meninggal. Ia tidak tega harus meninggalkan Baekhyun dalam kondisi yang seperti ini.
Baekhyun mengangguk-angguk. Irene yang mendengar bahwa pesawatnya akan take off dalam waktu 30 menit buru-buru menarik kopernya untuk melakukan check-in.
"Ya, Bae Irene? Kau tidak mau berpamitan denganku secara baik dan benar?" panggil Baekhyun sehingga membuat Irene menoleh, tapi gadis itu bersikeras untuk berdiri ditempatnya. "Shireo, kali ini aku harus tegar. Nanti kalau aku melakukannya, yang ada membuatku ragu untuk pergi," cemberutnya sedih.
"Padahal aku tidak masalah dengan dirimu yang apa adanya, tapi kau bersikeras untuk pergi dan membuat pernikahan kita tertunda. Jadi, jangan salahkan aku kalau banyak wanita di luar sana yang berusaha menggoda nantinya," ungkap Baekhyun yang menyeringai kecil dan langsung ditanggapi dengan tatapan melotot milik Irene.
"Aku akan buktikan bahwa aku pantas bersaing dengan King of Cooking!" ujar Irene yang bertekad kemudian melambaikan tangannya dengan wajah masam, sebenarnya ia ingin berlari dan merangsek masuk ke dalam dekapan pria itu tapi ini adalah saatnya untuk belajar menahan diri kalau nanti ia merindukan pria itu.
"Tapi, dua tahun itu bukannya sebentar. Kau serius tidak mau mengucapkan salam perpisahan?" teriak Baekhyun sambil mengangkat tangannya dan membentuk jarinya dengan angka dua. Setelahnya ia merentangkan tangannya lebar-lebar. Mata Irene jadi berkaca-kaca, gadis itu meletakkan kopernya asal dan berlari ke dalam dekapan Baekhyun kemudian menangis keras.
Baekhyun menatap ke sekeliling tepat setelah tatapan semua orang mengarah pada mereka, ia membungkukkan sedikit badannya lalu berusaha menenangkan Irene. "Ya, kenapa nangismu kencang sekali?" protes pria itu yang jadi tidak enak dengan orang-orang yang berada di bandara.
Irene memukul keras dada bidang milik Baekhyun, "Kau pikir aku bisa hidup tanpamu, ya?" dengusnya kesal. Baekhyun mengusap-usap punggung Irene. "Aku sangat mencintaimu, tuan Byun," isaknya. Baekhyun hanya bisa menghela nafasnya.
Mereka saling menatap sejenak, sampai Irene menarik tengkuknya untuk menggapai bibir Irene. "Awas saja kalau aku pulang dari Amerika, kau berani bawa gandengan," ancam Irene. Baekhyun tertawa kecil, "Hanya kau, tidak ada yang bisa menggantikannya meski sempurna apapun mereka. Kau lupa? Aku menolak orang sesempurna Taeyeon hanya untuk butiran debu sepertimu," canda Baekhyun yang tertawa lepas kemudian mengusap-usap kepala Irene setelah mengecup keningnya.
"Selamat berjuang nona Byun," katanya sambil mengecup punggung tangan Irene dan tersenyum hangat.
Saat menatap punggung Irene yang tak terlihat lagi, Baekhyun menghela nafasnya kemudian berbalik arah berniat untuk pulang kemudian menyentuh pipinya yang mulai basah akan air matanya.
Meskipun seolah-olah ia tegar menghadapi mereka akan berpisah selama dua tahun, tapi Baekhyun juga merasakan hal yang sama dengan Irene hanya saja ia ingin bersikap cool di hadapan gadis itu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Your Taste [✔]
FanfictionDulu melambung nama chef terkenal se-Korea yang masakannya di cintai oleh semua orang di dunia, tidak ada yang tidak mengenalnya. Namun, tiba-tiba dirinya menghilang begitu saja dari peradaban dunia tanpa ada satu orang pun yang tahu. Dia hilang bag...