Melihat Irene dilarikan ke ruang ICU membuat hati Baekhyun teriris. Ia memukul dinding berulang kali karena harus membuat Irene masuk rumah sakit lagi, ia merutuki kebodohannya.
Jaehyun yang baru tiba di rumah sakit bersama Yoo Jin berlari menghampiri Baekhyun saat pria itu nekat menghentakkan kepalanya ke dinding. Alhasil, pelipisnya sedikit berdarah. "Kenapa, hyung? Kau tampak bodoh saat tahu semuanya tidak akan kembali meskipun kau menyalahkan dirimu sampai kau mati," jengkel Jaehyun geram.
"Kenapa saat bersamaku, dia selalu mengalami hal-hal seperti ini? Kenapa?" lirih Baekhyun frustasi seraya tertunduk lesu. Ia benar-benar depresi.
Setelah cukup tenang karena Jaehyun, Baekhyun beranjak menghampiri dokter yang menangani Irene saat beliau keluar dari ICU.
"Syukurnya tidak ada luka yang serius, dia akan siuman sebentar lagi. Akan tetapi kabar buruknya karena tulang rusuknya pernah patah, dan cederanya terkena di areal yang sama hal itu membuatnya akan merasa sesak napas jika tidak minum obat. Sayangnya kondisi itu akan menjadi cacat permanen dalam hidupnya, kami menyesal harus mengatakan hal ini dan tidak bisa membatu apapun perihal hal tersebut."
Mendengar itu membuat badan Baekhyun membeku, ia tak bisa bergerak meski melihat Jaehyun dan Yoo Jin masuk ke dalam kamar rawat Irene. Baekhyun terdiam dengan pikirannya yang berkecamuk.
Tatapan Irene langsung mengarah ke pintu ruang rawat yang terbuka, ia berharap Baekhyun pelakunya tapi saat melihat Jaehyun dan Yoo Jin membuatnya memutar bola matanya kesal. "Kenapa kalian yang masuk?" protesnya pura-pura kesal namun tersenyum tipis saat menyadari ada rasa cemas di mata mereka.
Sepeninggalan Jaehyun dan Yoo Jin, Irene menghela nafasnya berulang kali karena ia mencari Baekhyun. Ia menggerutu kesal saat melihat pria itu baru menjenguknya. "Kau sudah melupakanku dan mencari wanita lain, huh?" candanya.
Baekhyun hanya terdiam dan menatapnya tanpa ekspresi. "Eoh? Apa yang membuatmu tampak kesal? Kau tidak mau memelukku?" tanya Irene polos. Perlahan Baekhyun menghampiri Irene dan setibanya di tepi ranjang ia memutuskan untuk membelakangi Irene sejenak.
Nafasnya naik turun saat harus melihat kondisi Irene yang seperti ini. Irene menghela nafasnya kemudian memeluk Baekhyun. "Besok pertandingan final mu, kan? Pokoknya aku akan duduk di tribun paling depan," ungkap Irene penuh semangat.
"Aniya," gumam Baekhyun naas tak terdengar. Sontak Irene melepaskan pelukannya. "Aku tidak mau pergi, aku akan mengurusmu selama kau sakit atau kalau perlu aku menyerah saja!" ungkap Baekhyun dengan raut wajah khawatirnya saat menghadap ke Irene yang kini memasang wajah dingin miliknya.
"Kalau kau menyerah lebih baik kita putus saja dan memutuskan untuk tidak saling mengenal lagi!" gerutu Irene sambil menepis kasar tangan Baekhyun yang hendak mendekapnya.
"Dulu Ageusia yang membuatmu menghilang satu tahun lebih, kemudian kelumpuhan kakimu membuatmu mengambil keputusan ingin bunuh diri, sekarang kau mau menyerah karena aku! Kenapa, kenapa Byun Baekhyun?! Kenapa kau selalu ingin mundur meski sangat paham betapa pentingnya arti mimpimu?" gertak Irene geram, ia mulai menangis tersedu-sedu.
"Lebih baik kita putus dan bersikap tidak pernah saling kenal lagi kalau kau menyerah. Aku tidak sudi menjadi alasanmu menyerah pada mimpimu. Apa kau mau kabur lagi untuk yang kedua kalinya dari Junmyeon? Setidaknya lakukan pembalasan dendam ini demi aku, eoh? Ingat luka-luka yang aku dapatkan hari ini dan balas dia di venue championship chef besok. Arraseo?" mohon Irene seraya menggenggam tangan Baekhyun erat-erat. Ia tidak ingin Baekhyun menyerah meraih apa yang seharusnya menjadi miliknya.
"Apa tidak ada cara lain? Tidak bisakah aku membunuhnya saja?" geram Baekhyun sambil menangis sesenggukan saat memeluk Irene. "Hanya itu caranya, besok kau harus menang untukku," balas Irene dan mengeratkan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Your Taste [✔]
FanfictionDulu melambung nama chef terkenal se-Korea yang masakannya di cintai oleh semua orang di dunia, tidak ada yang tidak mengenalnya. Namun, tiba-tiba dirinya menghilang begitu saja dari peradaban dunia tanpa ada satu orang pun yang tahu. Dia hilang bag...