Melihat Baekhyun tampak gelisah saat menunggu giliran masuk ke ruangan dokter spesialis saraf, membuat Irene bergerak untuk menggenggam tangannya. "Semua akan baik-baik saja, percaya padaku," ungkapnya sambil tersenyum simpul.
Mereka berdua sibuk menyimak penjelasan dari dokter setelah Baekhyun di periksa. "Sebenarnya penyakit ini bisa sembuh jika penderitanya bertekad kuat untuk sembuh. Tapi, kemungkinannya memang 50%. Tapi, kita akan berusaha untuk menyembuhkanmu."
"Dengar? Tekad yang kuat," ujar Irene yang mengingatkan. "Ngomong-ngomong, kau chef yang sangat terkenal itu 'kan?" kata dokter tersebut takjub dan tersenyum ramah. "Jangan lupa di minum obatnya dengan rutin, aku ingin segera melihatmu berada di championship lagi. Aku penggemarmu, loh."
"Lihat, kan? Banyak orang yang berada di pundakmu. Mereka masih mendukungmu meski kondisinya sulit, jadi tidak ada alasan untuk menyerah lagi, kan?" ujar Irene yang memeluk lengan Baekhyun saat mereka berjalan berdampingan.
Baekhyun menghela nafasnya, "Kau tahu Irene? Aku senang ketika orang-orang mengatakan saat mereka percaya padaku, tapi sekarang aku benar-benar mengecewakan mereka," sela Baekhyun lirih.
"Bukan mengecewakan, tapi belum waktunya kau mewujudkan semua harapan semua orang," sahut Irene dan Baekhyun menatapnya.
"Astaga, aku rasa sejak kau hadir dalam hidupku, aku benar-benar merasa lebih bahagia," ungkap Baekhyun yang mulai menarik kedua sudut bibirnya.
"Berarti aku pengganggu yang berhasil," bangga Irene, lalu mereka mampir ke cafe sebentar sebelum pergi ke Namsan Tower.
Melihat kedatangan Baekhyun, membuat Jaehyun menghentikan pekerjaannya dan menyambut kedatangan hyungnya itu. Ia tak kuasa menitikkan air matanya saat memeluk Baekhyun, saking merasa bahagia sekarang kondisi Baekhyun jauh menjadi lebih baik.
"Ayolah, jangan cengeng. Lihat betapa jeleknya kau," canda Baekhyun sambil mengusap-usap kepala Jaehyun. "Hyung, tolong buatkan makanan kesukaanku," pinta Jaehyun dengan matanya yang berkaca-kaca.
Beberapa menit setelahnya, Baekhyun menghidangkan makanan kesukaan Jaehyun. "Nilai dengan benar, loh. Awas saja kalau berusaha menghiburku," ancam Baekhyun sambil memelototi Jaehyun dan duduk di hadapannya.
Sedangkan Irene dan Yoo Jin saling menatap untuk sejenak kemudian menahan tawa mereka. Kebetulan Irene sedang membantu Yoo Jin menjaga meja kasir.
"Totalnya 20,500 won," ujar Irene ramah namun ia bingung kenapa pria di hadapannya tak kunjung pergi. "Eummm.. Boleh tidak minta nomor ponselnya?" tanya pria itu malu-malu, tapi dia cukup tampan sih.
Baru saja Irene ingin menjawabnya, namun ia tersentak kaget saat Baekhyun tiba-tiba memeluknya dari belakang, "Apa kau lelah?" tanya Baekhyun perhatian. Pria yang ada di hadapan Irene sangat shock saat melihat kebersamaan Irene dan Baekhyun kemudian ia memilih untuk menyerah saat tahu saingannya akan seperti Byun Baekhyun.
"Hah~ Harusnya cepat-cepat aku pasangkan cincin di jari manismu, kan?" goda Baekhyun sambil mengusap punggung tangan Irene saat memperhatikan tangan gadis itu lekat-lekat. Irene memukul wajah Baekhyun dengan buku menu saat melihat pelanggan cafe sibuk menahan senyum sembari menatap mereka.
Yoo Jin menggelengkan kepalanya berulang kali, "Anak ini kalau sudah cemburu sangat suram, kan?" ejeknya pada Baekhyun. Jaehyun jadi ikut tersenyum karena hal itu.
Setibanya di Namsan tower, Baekhyun memberikan gemboknya pada Irene. "Dasar curang, pasangnya sama-sama dong," protes Irene dengan wajah bersungut-sungut kemudian tersenyum tipis saat Baekhyun memeluknya dari belakang dan meletakkan dagunya di pundaknya. "Dasar manja," ledeknya sambil mengecup pipi Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Your Taste [✔]
FanfictionDulu melambung nama chef terkenal se-Korea yang masakannya di cintai oleh semua orang di dunia, tidak ada yang tidak mengenalnya. Namun, tiba-tiba dirinya menghilang begitu saja dari peradaban dunia tanpa ada satu orang pun yang tahu. Dia hilang bag...