Since 12 February 2019.
Sudah satu tahun berlalu, saya tidak menyangka cerita ini cukup di minati. Ketika saya memulai cerita ini, saya tidak berharap apapun. Saya hanya ingin berbagi pengalaman betapa sulitnya menjadi ibu angkat di usia saya yang ke 15 dengan segala perangai yang saya miliki.
Saya terinspirasi dari anak angkat saya. Menjadi seorang ibu tidak mudah apalagi seorang ayah. Saya tidak tahu persis bagaimana rasanya menjadi ayah yang harus mengurus segala keperluan bayinya. Yang saya tahu bayi adalah hal menggemaskan juga menjengkelkan di waktu yang berbeda.
Mari kesampingkan perihal saya memulai cerita ini. Saya hanya ingin berterima kasih kepada kalian semua. Saya sungguh tidak pernah bosan mengatakannya. Terimakasih atas votenya, komennya yang sangat membantu karena setelah saya cek ternyata saya masih banyak melakukan kesalahan ketik, terimakasih pula untuk kalian yang membaca. Ada seribu orang pembaca di setiap chapternya, saya sangat senang walaupun yang menunjukkan atensinya hanya sepersekian.
Saya punya beberapa harapan untuk cerita ini. Saya berharap cerita ini terus berjalan, saya berharap saya terus dapat melanjutkan chapter demi chapter, saya berharap pembaca sekalian tidak bosan dengan banyaknya narasi ketimbang percakapannya, saya berharap pembaca sekalian selalu merasa senang setiap chapter baru hadir, dan terakhir saya berharap saya selalu menyempat waktu untuk menulis dan selalu mendapatkan mood yang bagus untuk menulis.
Saya selalu ingin tahu apa yang kalian fikirkan tentang tokoh tokoh saya. Apa kalian merasa Theo adalah Papa yang buruk dan kurang bersyukur? Apa kalian merasa Erland adalah anak yang berisik dan alay? Apa kalian merasa Russel adalah pria yang seenaknya? Apa kalian berfikir Jessica adalah ibu yang kurang bertanggung jawab? Atau tokoh lainnya kurang mendukung?.
Silahkan ungkap rasa penasaran kalian itu, jika sempat saya akan membalasnya.
Sekali lagi terimakasih untuk kalian.
Salam sayang,
Mizu
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA
General FictionTheo adalah seorang single Papa. Kesalahannya yang membawanya pada keadaan tersebut. Sehari-harinya ia hanya mengurus bayinya dan bekerja. Tidak ada satu hari yang ia lewatkan selain melakukan dua hal itu. Ia tidak tahu kalau masa lalu menyeretnya...