PAPA [34] - Mama Come to Visit -

3.7K 354 10
                                    

"Ah... akhirnya aku sampai. Halo bayiku sayang! kangen mama tidaak? lihat ayah Andre membelikan mu camilan dan mainan baru" Jessica masuk dengan santainya, menyapa Ariel yang sedang fokusnya melangkah. Bayi kecil itu mendongak lalu tersenyum sumringah, tahu kalau ibunya datang dan menyapa.

Jessica memeluk dan menciumi bayinya, seorang pria datang mengekor di belakang ikut tersenyum melihat interaksi itu. Ariel tertawa senang dan menggapai mamanya minta di gendong. Jessica dengan senang hati meletakkan semua barang bawaannya lalu menggendong buah hatinya. Pria yang di belakangnya menghela nafas, ini masih di muka lorong dan Jessica dengan seenak jidatnya meninggalkan barang bawaannya. Pria itu mengambil semua barang bawaan Jessica lalu ikut masuk lebih dalam ke ruang tamu.

"Yo, Andre!" sapa Theo di atas sofa. Pria itu seperti mengantuk namun memaksakan tetap membuka kedua matanya agar bisa mengawasi bayinya.

Theo sedikit lega, matanya yang berat sedari tadi ingin menutup rapat namun ia tahan agar dapat terus mengawasi sang bayi akhirnya bisa tertidur walau sebentar, setidaknya ada yang mengawasi bayinya selagi ia terlelap.

"Kau mengantuk?" tanya Andre seraya meletakkan barang bawaan Jessica di samping meja tamu lalu mengambil tempat duduk di sebelah Theo, bersandar bersama pria itu di sana.

"Sangat, hampir sejam aku menahan kantuk. Mengapa kalian sangat lama?" tanya Theo, kepalanya sudah terkulai di sandaran sofa. Terpejam namun masih bisa merespon pertanyaan yang di berikan.

"Jessica minta di antar membeli bunga, entah buat apa" balas Andre, ia menatap kedua insan yang sedang bermain di tengah ruangan. Bercanda tawa sambil melatih yang lebih kecil melangkah lebih cepat namun tetap berhati hati.

"Ah, pasti menggantikan yang di kamar Ariel. Sudah ku bilang itu tidak perlu, bunga bunga itu tidak pernah bertahan lebih dari seminggu" jawab Theo lebih terdengar seperti  gumaman karena nyawanya sudah separuh tinggal. Andre terkekeh mendengarnya, menepuk paha Theo menyuruhnya berhenti bicara.

"Tidurlah, biar aku dan Jessica yang menjaga El" jelasnya. Theo menggumam sebelum akhirnya meratakan tubuhnya di atas sofa, mengganjal kepalanya dengan bantal sofa dan dengan santai menumpukan kakinya di atas paha Andre. Andre berdecak sebelum akhirnya berdiri dari duduknya menghampiri Jessica dan Ariel.

Theo tertidur dengan mudahnya, nafasnya teratur dan suara dengkurannya terdengar samar. Sesekali ia mengubah posisi, memindahkan tangannya dan terkadang menekuk kakinya.

Sedangkan di tengah ruangan di atas ambal tebal itu Ariel tertawa sambil menyerukan kata serupa dan sama, sesekali salivanya merembes keluar namun dengan cepat Jessica mengusapnya dengan tisu. Bayi manis itu selalu senang jika di kunjungi, entah oleh tetangga papanya yang berisik itu, atau bahkan tetangga yang selalu berbicara lembut padanya. Di daycare Ariel termasuk yang teraktif, ia akan merangkak mengejar kawannya yang lebih tua atau seumuran, ikut bermain boneka atau masak masakkan. Ariel sungguh tumbuh menjadi gadis manis yang luar biasa, papanya sungguh bekerja keras dalam merawatnya.

"Ariel sayang, lapar tidak? Mau biskuit rasa susumu, hm?" tanya Jessica lembut, bayi itu sedari tadi hanya bermain dan berlatih jalan, sedari jam 9 ia belum menyentuh susu atau bahkan camilannya. Seakan bisa merespon, bayi itu menggeleng berdecak decak dan berusaha mengucapkan kata meski yang terdengar sama.

Jessica terkekeh, menurut saja dan lanjut bermain bersama bayinya itu. Andre terus memperhatikan ibu dan anak itu, sesekali sigap ketika Ariel hampir terjatuh dan Jessica lengah, membantu bayi manis itu mengambil mainan yang terlalu jauh, atau bahkan menciumi ketika gemas.

"Theo tertidur?" tanya Jessica ketika melihat sofa. Andre mengernyitkan dahi, kenapa baru sadar?.

"Dari tadi, mengapa baru sadar?" tanya Andre, Jessica menggeleng lalu menjawab.

"Ku fikir dia fokus menonton sampai tidak bersuara, biasanya juga seperti itu" balasnya. Andre menggeleng heran dan kembali bermain dengan Ariel.

"Aku ingin memasak dulu untuk makan siang, kau ingin sesuatu?" tanya Jessica, Andre menimbang. Kemampuan memasak Jessica sudah sangat lumayan meski terkadang wanita itu terlalu banyak memberi gula atau garam dalam masakannya, namun sejauh ini selama 5 bulanan Andre berpacaran dengan Jessica ia tidak pernah muntah darah atau bahkan terserang sakit perut hingga dilarikan ke rumah sakit. Singkatnya, masakan Jessica tidak seburuk itu. Catatan tambahan, hal itu hanya berlaku pada beberapa masakan saja. Itulah mengapa Andre menimbang cukup lama.

"Ee, terserah kau saja. Aku akan memakan apapun yang kau masak siang ini" jelasnya, Jessica mengangguk paham. Bangkit dari duduknya setelah meninggalkan kecupan singkat pada dahi Ariel dan bibir Andre.

Jessica menghilang di balik tikungan dapur, sesekali terdengar suara bising di sana. Andre terus menemani Ariel bermain, mengajarinya melangkah lebih cepat dan berbicara perlahan lahan.

Ariel begitu aktif siang ini, tawa dan ocehannya mengudara, terdengar berisik namun menghibur. Sesekali Andre di buat repot karena Ariel terlalu cepat merangkak atau terburu-buru dalam berjalan. Takut jika kepala bayi itu menghantam pinggiran dinding atau bahkan ujung meja dipinggir ruangan membuatnya lebih berhati hati dalam menjaga Ariel.

Mengurus bayi bukan pekerjaan yang sulit untuk Andre, sebagai pria yang notabanenya anak terakhir yang masih tinggal dengan orang tuanya serta memiliki kakak perempuan yang sudah beranak 3 membuatnya terbiasa. Dari usianya yang masih dua puluhan ia pernah menjaga ketiga keponakannya seharian ketika kakak kurang ajarnya itu berinisiatif untuk berkencan dengan suaminya. Bukan hal yang mudah waktu itu, ia sampai menumpahkan setengah toples susu formula karena terburu buru. Ayah dan ibunya memilih untuk memperhatikan dari kejauhan, "latihan" kata keduanya.

Itulah sebabnya mengapa ia tidak masalah dengan Jessica yang sudah memiliki bayi. Toh rasa nyamannya pada wanita itu tidak ada sangkut pautnya dengan masa lalu Jessica atau para mantannya. Terlebih, Theo juga lumayan asik diajak untuk bertukar canda seputar buku atau film action. Ia tidak merasa dirugikan dalam hubungan ini meskipun kadang Jessica terlihat menyebalkan. Wanita punya cara lain dalam menyampaikan rasanya, dan Andre cukup paham. Kakaknya perempuan, ia pernah tiba tiba dipukul hanya karena kakaknya sedang dalam mood yang naik turun. Sebagai adik, ia hanya bisa bersabar.

Lewat 25 menit Jessica keluar dari pintu dapur dengan apronnya. Ia memberi gestur pada Andre kalau makan siang telah siap. Andre mengangguk sambil menggendong Ariel ia berdiri dan mulai berjalan ke arah dapur. Jessica menghela nafas melihat Theo yang tertidur, sangat damai dan tenang. Ia berjalan mendekat,  menggoyangkan bahu pria itu pelan sambil berbisik.

"Theo, bangunlah sebentar. Makan siang dulu, lalu lanjutkan tidurmu. Theo.... Theo" bisiknya. Theo mengerjap. Bukan hal yang sulit membangunkan Theo, pria itu memiliki telinga yang peka. Hanya dengan bisikan dan gerakan ringan dapat membangunkan tidurnya.

"Ah, benarkah?" sengaunya, ia mengambil posisi duduk dan mengucek matanya. beberapa kali menguap dan merenggangkan tangannya keatas.

"Pergilah ke dapur, aku memasak masakan sederhana. Jangan protes jika rasanya tidak enak" ujar Jessica. Wanita itu berlalu menuju dapur dan meninggalkan Theo diruang tamu.

Theo menurut, mengikuti Jessica yang berlalu lebih dulu. Meskipun ia tidak lapar, tapi ia butuh makan karena pagi tadi ia hanya mengisi perutnya dengan makanan yang termasuk ringan.

Ah, benar juga. Bayinya juga butuh makan, apa tadi Andre dan Jessica sudah memberinya biskuit bayinya?.

Sesampainya didapur, Theo duduk di samping Jessica. Ia mengulurkan tangannya ke arah Andre, meminta bayinya. Andre terkekeh sebelum memberikan Ariel.

Setelah Ariel berpindah tangan, Theo mengecup wajah putrinya bertubi tubi. Memeluk kesayangannya erat. Belum 2 jam ia tertidur, tapi rasanya serindu ini.

TBC...

selamat pagi semua, semoga hari kalian menyenangkan dan semoga chapter ini dapat menghibur kalian. Sebenarnya saya ingin update malam kemarin, namun terjadi banyak hal sampai saya harus update pagi ini. Saya berharap chapter ini dapat membuat pagi kalian lebih bersemangat.

Tetap jaga kesehatan, jangan lupa minum air putih yang banyak dan sarapan. Kita harus tetap sehat dan bugar disaat saat seperti ini. Satu lagi, jangan pernah bosan untuk mengingatkan saya jika ada kesalahan ketik dalam teks cerita. Saya akan dengan senang hati memperbaikinya.

Salam sayang,
Mizu

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang