Puas seharian bermain bersama Ariel, tepat jam 10 malam Jessica dan Andre pulang setelah Ariel terlelap di box bayinya. Karena terlalu lelah bermain bersama, membuat Ariel mudah tertidur hanya dengan tepukan ringan di punggung dan pantatnya. Bayi manis itu tidak pernah sulit dalam menjemput kantuk, karena sudah terbiasa tidur di jam yang sama dan selalu lelah dengan waktu bermainnya.Theo merenggangkan tubuhnya ketika pintu apartemennya menutup otomatis setelah mengantar kepulangan Jessica dan Andre. Ia menguap beberapa kali dan mulai berbalik lalu berjalan menuju dapur. Belanjaan yang di bawa Jessica pagi tadi masih begitu berantakan di atas mejanya. Jessica kadang seringkali membelikannya banyak kantung roti dan sereal mengingat Theo selalu malas membuat masakan di pagi hari. Wanita itu seakan paham kalau Papa dari anaknya itu kadang lupa mengurus dirinya sendiri.
Theo menghela nafas ketika menyusun kantung kantung roti tersebut dan beberapa karton sereal di dalam lemari gantungnya. Meletakkan 3 karton susu ukuran besar ke dalam kulkas lalu meninggalkan dapur dalam keadaan bersih dan rapi.
Setelah selesai dengan dapurnya, Theo berjalan menuju ruang tamu, memungut beberapa mainan Ariel yang berserakan dan memasukkan mainan tersebut ke dalam box mainan bayinya tersebut. Melihat ruang tamunya kembali rapi, ia mematikan lampu ruangan tersebut dan pergi menuju kamarnya untuk beristirahat setelah membersihkan tubuhnya.
.
.Paginya, Theo terbangun ketika alarmnya berbunyi. Tepat pukul 6 ia membuka matanya dan terduduk di kasurnya. Masih separuh sadar, ia menguap lebar sesekali mengusap perutnya dari luar piyamanya. Setelah seluruh nyawanya yang tercecer kembali terkumpul, ia baru bangkit dari kasurnya. Merapikan kasurnya sedikit lalu meninggalkannya menuju kamar bayinya.
Belum sampai di depan pintu kamar sang buah hati, Theo dapat mendengar kekeh bayi itu. Senyum seketika muncul di wajahnya. Wajahnya yang tadi tertekuk bengkak karena baru saja bangun secara cepat berubah menjadi cerah hanya mendengar kekehan itu. Begitu menekan knop pintu tersebut, ia dapat melihat Ariel tengah berdiri seraya berpegangan pada pagar yang mendindingi box bayinya. Begitu melihat sang Papa, senyum bayi itu menjadi semakin lebar, kekehan dan gumamannya menjadi begitu nyaring dan bersemangat.
"Ya tuhan, manisnya putriku" gumam Theo seraya merentangkan tangannya kedepan, menyambut Ariel ke dalam pelukan. Setelah mengecupi seluruh wajah putrinya, mereka bergegas untuk membersihkan diri mengingat Theo harus segera mengantar Ariel ke daycare lalu menuju kantornya.
Setelah membawa seluruh keperluan Ariel yang ia masukkan ke dalam tas milik Ariel, Theo mulai membuka pintu apartemennya. Mengunci pintu tersebut setelah di rasa semua barang bawaannya telah ada di pegangannya. Ariel telah nyaman di dalam gendongan sang Papa. Bayi cantik itu di dandani cukup rapi oleh Theo, bukan jenis baju yang berumbai. Theo kadang lebih suka melihat bayinya dalam setelan yang simpel, mengingat sang buah hati lebih aktif sekarang. Ia memakaikan kupluk abu di kepala bayinya itu, lalu di padu dengan kaus putih lengan panjang yang di timpa overall berbahan jeans berwarna hitam. Sedangkan bagian kaki sang buah hati, Theo memasangkan kaus kaki putih polos dan di tutup dengan flat shoes simpel. Terlihat sederhana namun manis.
Theo berjalan melewati lorong gedung apartemen tersebut menuju lift agar bisa mencapai basement tempat dimana ia memarkirkan mobilnya. Saat tengah fokus melangkah karena ia sedikit terburu ia di kejutkan dengan suara sapaan ringan tepat di belakangnya bersamaan dengan munculnya seseorang yang agak condong ke arahnya, lebih tepatnya ke arah bayinya. Theo hampir saja melompat karena terkejut, beruntung ia masih bisa menguasai dirinya dan hanya menarik nafas cepat dan dalam dengan cepat sebagai ganti reflek terkejutnya.
"Ah, maaf aku mengejutkanmu" ujar orang itu begitu sadar akan apa yang terjadi. Theo menggeleng lalu menjawab.
"Tidak juga. Tumben sekali aku melihatmu di pagi hari, kuliah?" tanyanya. orang di sebelahnya mengambil gerakan cepat untuk mengecup dahi Ariel yang terlihat senang melihat orang itu. menimbulkan senyum manis dari orang itu sebelum menjawab pertanyaan Papa sang bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA
General FictionTheo adalah seorang single Papa. Kesalahannya yang membawanya pada keadaan tersebut. Sehari-harinya ia hanya mengurus bayinya dan bekerja. Tidak ada satu hari yang ia lewatkan selain melakukan dua hal itu. Ia tidak tahu kalau masa lalu menyeretnya...