"TIDAAAAAAAAAK!!!" teriak abah, yang bertepatan para pria itu terdorong hingga tersungkur di tanah.
"Hah? Apaan tadi?" tanya salah satu dari mereka.
"Kabur! Kabur!" kata yang lain, dan mereka pun berlarian pergi.
Amarah membara merasuki abah, ia kembali berteriak bahkan berhasil menggetarkan bumi dan membuat angin bertiup kencang. Para pria itu semakin lari terbirit-birit dan dengan tatapan nyalang abah menatap mereka memasuki mobil van yang tak jauh dari sana.
Dengan kecepatan tinggi, mereka melengos begitu saja, dan abah yang dikuasai kemurkaan langsung berlari mengejar mereka. Tak ada hal lain yang ia pikirkan selain mencelakakan mereka, tepat ketika mereka berada di jalanan besar langsung ia buat ban mereka licin, mobil berputar-putar sebelum akhirnya menabrak pembatas jalan.
Abah menghampiri mobil yang depannya berasap itu, mereka keluar dari mobil itu dalam keadaan luka-luka dan terbatuk-batuk.
Pria abu-abu itu menabrakan tubuhnya ke salah satu dari mereka hingga membuatnya kejang-kejang selama beberapa saat. Setelah ia kejang-kejang, langsung seperti sehat kembali, dan kini menindih salah satu temannya.
"Lu, lu apa-apaan?!" tanya temannya yang ditindih, terbatuk-batuk, ia menatap kaget temannya yang kelihatan marah itu.
"Siapa ... yang nyuruh kalian bakar gudang saya, huh?!" teriaknya kesal. "SIAPA?!" Mereka semua menatap bingung, takut, kaget. "JAWAB!" bentaknya, dan kali ini mencekik. Tak ada tenaga darinya untuk melawan.
"Pak ... uhuk uhuk ... Pak Brendon Anderson ... uhuk!"
Dan setelahnya, abah muncul lagi, bertepatan itu si pria yang menindih temannya dan mencekiknya pingsan seketika.
"Kamu ... sudah saya terka itu ulah kamu! Akan saya buat kamu membayar!" kata abah penuh penekanan, sebelum akhirnya ia mentransparankan diri dan menghilang.
Ia berada di rumah ... dan amarahnya tergantikan rasa sedih. Wajahnya sendu menatap anak perempuannya menangis dan orang-orang menenangkannya. Namun, tak lama kemudian ... amarahnya kembali membara.
"Bayar ...," katanya, sebelum akhirnya menghilang lagi.
Tekanan yang dibuat karena amarah itu mengejutkan Tyas yang sedari tadi hanya menangis. "Abah ...."
Pria abu-abu itu kini muncul di tengah-tengah kota, mulai pencariannya yang nyatanya ... tak butuh waktu lama karena terlihat di papan pinggir jalan lokasi keberadaan Anderson CORP di sana. Ia pun dalam hitungan sekejap sampai di bangunan raksasa yang banyak kaca, begitu tinggi seakan menembus langit, dan luar biasa luas.
Pria itu pun masuk ke dalam, dan setiap ia menabrak seseorang maka orang itu merinding seketika. Bahkan orang-orang yang memiliki tubuh abu-abu sepertinya menjauh, kelihatan takut pada pria itu.
Abah menghampiri salah satu dari orang abu-abu yang kelihatan ciut saat didekati itu. "Di mana yang namanya Brendon Anderson?" Dan dengan gemetaran, ia menunjuk ke atas. "Yang spesifik, dong!" bentaknya.
Orang-orang yang ada di sana langsung merinding tanpa alasan, sedang yang berwarna abu-abu semakin gentar.
"La-lantai paling atas, di sa-sana ada tulisan Di-Direktur U-utama."
"Hm ... terima kasih."
Dan kala abah menghilang, semua bernapas lega.
Abah kini muncul di lantai teratas, sepi dari makhluk berwarna normal namun ada beberapa orang abu-abu seperti abah. Sama seperti tadi, mereka kelihatan takut.
"Mana ruang direktur utama?" Dan tanpa babibu, mereka menunjuk lokasi yang sama.
Pintu terujung dari lorong lantai atas itu. Langsung abah dengan cepat berteleportasi ke depan pintunya, dan tanpa pikir panjang menembus masuk ke dalam. Senyum bengis penuh amarah keluar mengetahui sosok yang ia cari ada di hadapannya, tengah duduk di kursi kebesaran sambil menelepon seseorang.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
CEWEK INDIGO VS BOS SONGONG [Brendon Series - A]
Romance18+ Ketika bos songong dihadapkan dengan gadis indigo yang akrab dengan hantu ... apa jadinya? Berawal dari Tyas Yusuf yang menolak menjual sawah warisan ayahnya yang harus ia jaga ke seorang pemimpin perusahaan, Brendon Anderson. Siapa sangka, sete...