Part 38 (TAMAT)

14K 708 16
                                    

"Mamah, Papah," panggilnya pelan, dan terlihat di tabir lingkaran itu retakan kecil di sana.

"Lebih yakin, Brendon!"

"Mamah, Papah," panggil Brendon lagi, suaranya serak dan matanya berkaca-kaca, dan retakan muncul lagi. "Mamah ... Papah ... ini Brendon ...."

Prang!

Suara itu membuat Brendon yang sempat tertunduk dengan air mata yang tidak bisa ia tahan keluar mendongak, ia menatap dua insan abu-abu yang sejenak masih berpelukan itu sebelum akhirnya menatap sekitaran dengan bingung.

Mata keduanya kini menangkap sosok Brendon yang berpegangan erat dengan Tyas.

"Brendon, ini kamu, Nak?" tanya sang ayah, melangkah menghampirinya. "Ini beneran kamu?" Brendon mengangguk.

"Sayang!" Tyas mengeluarkan segenap kekuatannya, dan kala sang ibu memeluk Brendon ... ia tak akan menembusnya. Sebuah pelukan hangat yang Brendon tak pernah rasakan oleh siapa pun. "Maafin Mamah, maafin Mamah ...."

"Maafin Papah juga!" Pria itu kini memeluk Brendon yang masih menangis. Ketiganya kini menangis.

"Udah, aku paham, Pah, Mah. Semuanya emang kesalahpahaman." Mereka melepaskan pelukan.

"Kesalahpahaman ini membuat kamu terluka, Brendon." Ayahnya tampak penuh sesal.

"Dan itu membekas, apa yang dilakukan kami berdua pada darah daging kami sendiri. Luka kamu membekas, dan kamu berhak, sangat berhak membenci kami!"

Brendon menggeleng, tersenyum. "Mungkin bener, lukanya membekas, tapi bukan berarti enggak bisa terobati, kan?" Brendon menarik napas dalam-dalam. "Aku berusaha berdamai dengan masa lalu kelamku dengan ini, dan kalian ... juga harus berdamai dengan itu."

"Brendon ...." Keduanya menggumam dengan kesedihan, dan perlahan-lahan cahaya mulai mengitari mereka.

"Aku belajar memaafkan masa lalu, sekelam apa pun itu, karena aku gak boleh bergantung dengan itu ... aku harus terus berjalan ke depan. Begitupun kalian ... aku memaafkan kalian."

Keduanya kembali memeluk Brendon erat, seiring cahaya itu semakin terang dan seakan memakan mereka.

Dan melepaskan pelukan lagi.

"Dan omong-omong, ini calon istriku. Orang yang membuat aku belajar untuk berubah ... aku dulu sosok yang terjebak di masa lalu kelam, dan dia yang menyadarkan aku akan hal itu. Dia ... yang bakal mengobatinya ... bekas-bekas luka itu mungkin tetap ada, tapi akan ada hal yang membuatnya enggak kebuka lagi ... menjaganya agar tak berdarah lagi."

"Maafkan kami, Brendon ... kami bahagia kamu sekarang bahagia ... terima kasih telah memaafkan kami dan ... selamat tinggal ... kami harap kami memiliki lebih banyak waktu keluarga bersama tapi ... maaf ...."

"Selamat tinggal, Mah, Pah. Mungkin di dunia yang berbeda ...." Brendon tersenyum hangat. "Aku ... sayang kalian."

"Kami sayang kamu ...." Dan cahaya menyilaukan muncul, mereka menutup mata untuk menahan cahaya itu dan kala cahaya menghilang ... keduanya ikut hilang.

Tyas limbung seketika. "Tyas!" Brendon menangkap badan istrinya yang lemas.

"Huh ... kekuatannya gede banget," kata Tyas menghela napas lelah. Ibunya dan sang adik lalu menghampirinya. "Tapi aku puas melihat itu semua ... huh capek." Brendon tersenyum, begitupun Tyas. "Besok aja, ya, beli cincinnya! Aku mau tidur ... capek."

"Hah ... iya, Sayang."

Yah, Brendon dan Tyas sedikit kecewa, tetapi keduanya juga bahagia telah berdamai dengan masa lalu masing-masing, dan kini saatnya mereka meniti masa depan mereka.

THE END

CEWEK INDIGO VS BOS SONGONG [Brendon Series - A]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang