Pagi terbangun dengan bahagia, keduanya keluar dari kamar yang pintunya berhadap-hadapan itu.
"Pagi!" sapa Tyas.
"Pagi juga ...." Brendon tersenyum malu-malu. "Sesuai kubilang malem tadi, anggap aja rumah sendiri, dan well, kamu mandi aja, di dalem ada kamar mandi."
"Aku gak bawa baju ganti ...."
"Aku udah pesenin, nanti dateng dibawa maid sebentar lagi."
Tyas tersenyum. "Makasih, Bren."
"Ah, don't mention it, Babe." Brendon tertawa pelan begitupun Tyas. "BTW, gak ada seorang pun yang aku panggil babe, cuman kamu. Dan akan seterusnya begitu."
"Pagi-pagi ngegembel terod!" Brendon hanya tertawa akan ejekan abah.
"That's so sweet, Beebo."
"Beebo?" Brendon mengerutkan kening.
"Panggilan sayang aku ke kamu. B buat singkatan Brendon, Bee. Dan Bo karena kamu itu serba cokelat kayak beruang." Tyas tertawa.
"Makes sense."
"Hadeh ... anak muda ini ... udah masuk, mandi, kamu bau banget!" Dan abah menggerakan Brendon dengan paksa, berputar sebelum akhirnya masuk ke kamar. Ia sempat melirik ke belakang dengan senyum kecil ke arah Tyas yang tertawa.
Keduanya selesai membersihkan diri, dan siapa sangka selain mengantarkan baju ... maid itu juga ditugaskan Brendon untuk me-make up-i kekasihnya. Yang Tyas pakai nyatanya adalah pakaian serba hitam, baju berkelip, rok hitam pendek, dan celana sejenis leather pants atau lebih mirip stocking, tak lupa sepatu yang sama hitamnya. Make up pun tak tebal, hanya dipoles sedikit, dan ditata.
Brendon ternganga melihatnya.
Pria itu juga memakai jas yang sama hitam dengan Tyas, seirama, jasnya sama-sama hitam dan agak berkelip membalut dalaman putihnya. Rahangnya masih jatuh menatap Tyas.
"Ini beneran anak Abah? Cantik kayak artis!" kata abah dengan mulut Brendon, terperangah-angah. "Tapi kamu emang cantik dari dulu, sih!"
Tyas tersenyum malu-malu mendengar pujian itu.
"Kamu bener-bener semakin cantik dan cantik banget ya cantik banget amat sangat cantik," kata Brendon meracau, Tyas tertawa.
"Kamu juga ganteng, Beebo."
Brendon menggigit bibir bawahnya, tertawa, sebelum akhirnya mengarahkan tangannya ke gadis itu, ingin memperlakukannya layaknya Tuan Putri. Tyas menyambutnya dengan senang hati.
Keduanya pun keluar dari rumah selayaknya raja ratu yang siap bertemu rakyatnya.
"Eh, Mas, jangan!" tegur sebuah suara, satpam, membuat Brendon dan Tyas menatap ke sumber suara.
"Neng Tyas! Neng!" pekik suara itu, mereka menemukan satpam yang menghalau seorang pria yang ingin naik ke pagar.
"Kang Reza?"
"Neng Tyas! Neng!" teriak Reza, pria itu pun tak sendiri, ia bersama temannya.
Keduanya pun langsung berlari ke sumber suara.
"Pak Satpam, buka aja!" perintah Brendon.
"Eh, i-iya, Pak." Dan kala membukakan pintu, keduanya dengan napas terengah mendekati Tyas.
"Gawat, Neng! Gawat!"
"Gawat kenapa, Kang? Terus lagi ... kenapa kalian bisa tau tempat ini?"
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
CEWEK INDIGO VS BOS SONGONG [Brendon Series - A]
Romantizm18+ Ketika bos songong dihadapkan dengan gadis indigo yang akrab dengan hantu ... apa jadinya? Berawal dari Tyas Yusuf yang menolak menjual sawah warisan ayahnya yang harus ia jaga ke seorang pemimpin perusahaan, Brendon Anderson. Siapa sangka, sete...