CHAPTER ENAM

28 7 0
                                    


💌

"Bang kok udah jarang banget kelihatan." Tanya Sherly

"Saya lagi sibuk ngurus anak perusahaan." Jawab Hendra sekenanya

"Bang kok makin ganteng yah," Tanya Sherly kelewatan jujur

Hendra hanya tersenyum kecil sambil mengelengkan kepala 'Anak jaman sekarang' Ujarnya dalam hati

"Sher jangan ganggu bang Hendra. Dia lagi nyetir loh," Putri memperingati sahabatnya agar diam karena sedari tadi Sherly tak hentinya mencari topik pembicaraan agar bisa berbincang dengan Hendra

"Bang Sher ganggu yah," Ujar Sherly merasa bersalah

Hendra mengangguk mengiyakan. Jujur saja ia sangat sangat merasa terganggu

Selang beberapa menit akhirnya mereka sampai di Rumah sakit tempat Wulan di rawat

"Pute' emang Lhe gak tau buka pintu yah?" Tanya Sherly berbisik

"Maksud kamu?" Tanya Putri bingung

Sherly menunjuk ke arah hendra yang sedang membantu Sherly turun dari mobil "Tuh lihat," Ujarnya

"Emmm. Kamu tanya aja sendiri," Ujar Putri. Ia bingung mau menjelaskannya kepada Sherly yang otaknya lemot. Salah ucap sedikit saja bisa di besar-besarkan oleh Sherly

"Hmm. Tapi kelihatan mesra banget. Sher juga pengen," Ujar Sherly manja

Lhe berjalan kearahnya diekori oleh Hendra "Yuk," Ajak lhe

Mereka pun berjalan beriringan menuju ruangan dimana Wulan dirawat. Tentu saja sebelum kesana mereka bertanya terlebih dahulu ke suster yang kebetulan lewat

"Assalamualaikum," Ujar mereka bersamaan

Terdengar suara laki-laki dari dalam menjawab salam mereka "Waalaikum salam." Ujar laki-laki itu sambil membuka pintu

"Eh temannya Wulan yah," Tebak laki-laki itu

"Iya. Kalau boleh tau kamu siapanya Wulan yah?" Tanya Putri. Mereka bertiga sangat akrab dengan keluarga sahabat masing-masing. Dan tentu saja mereka bingung ketika mendapati orang yang tak di kenalinya berada di ruangan sang sahabat

Laki-laki itu terkekeh ringan "Kenalkan saya Rio pacar Wulan. Kebetulan keluarganya Wulan lagi kekantin makanya saya yang jaga Wulan." Terang Rio

"Silahkan masuk. Wulan lagi baringan. Dia bosan katanya gak bisa keluar malam." Ujar Rio lagi

"Wulannnn!!" Teriakan cempreng Sherly mengalihkan perhatian Wulan dari handponnya

"Berisik lo." Wulan berucap dengan sinis namun tetap menyambut pelukan sang sahabat

"Kangen banget tau."

"Alay."

"Gimana keadaan kamu?" Tanya Putri yang berdiri di sebelahnya bersam Lhe dan Hendra sedangkan Rio izin pamit untuk ke kantin

"Alhamdulillah udah baikan." Ujarnya "Hai bang." Sapanya kepada Hendra

Hendra tersenyum tipis membalas sapaan Wulan.

Mereka di rumah sakit sampai sore. Berbincang-bincang seputar sekolah dan pengalaman masing-masing, yang tentu saja di dominasi oleh Sherly

"Udah sore nih Aku pamit pulang yah. Supir juga udah nunggu di depan." Ujar Putri. Ia kemudian pamit kepada orang tua Wulan dan Wulan sendiri

"Udah sore kami juga ingin pamit pulang om tante." Ujar Hendra

"Sherly masih pengen tinggal disini. Belum mau pamit om tante." ujar Sherly polos yang seketika semua yang ada di ruangan tertawa selain Lhe yang hanya tersenyum maklum

NOT A PERFECT WOMAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang