DUA PULUH DELAPAN

7 3 0
                                    


💌

"Lhe.."

Lhe menoleh kebelakang "Kenapa?" tanya Lhe

"Engg,  Sher mau nanya boleh?" tanya Sherly ragu sambil menepukkan jari telunjukkan satu sama lain

"Hmm boleh," jawab Lhe

"Kamu kenal sama au-" ucapannya terjeda, bersamaan dengan itu seorang guru masuk ke dalam kelas mengucapkan sapaan selamat pagi

"Entar aja lo lanjutin nanya nya," bisik Lhe yang di balas anggukan kecil oleh Sherly

Lhe kembali menghadap ke depan, memperhatikan guru yang baru saja akan memulai pelajaran. Dengan malas-malasan, sambil menguap lebar. Dengan terpaksa Lhe harus mendengarkan guru itu. Jika tidak maka melayanglah mobil kesayangannya di sita ayahnya

"Oke Anak-anak hari ini kita bakal mengadakan kuiz. Ibu akan kasi kalian waktu lima menit untuk belajar. Jadi pergunakan baik-baik waktu itu!" Ibu Meta guru yang mengajara di mata pelajaran fisika bertitah

Terdengar nada kecewa dari para siswa namun tak urung untuk protes. Takut nilainya bakal turun. Yah begitu lah ibu meta protes sekali berarti siap untuk kurang nilainya min lima

Berbeda dengan siswa pintar termasuk Putri dan Lhe. Putri yang nampak begitu semangat untuk mengerjakan kuiz dan Lhe yang nempak biasa saja. Ah lebih tepatnya ogah-ogahan sambil menguap beberapa kali. Ia sama-sekali tidak membuka bukunya dan lebih memilih untu terlelap

Sherly yang duduk sendiri seakan ingin menangis. Kuiz mendadak tentu saja sangat di bencinya. Mana pelajarannya susah sekali. Dengan muka pasrah ia pun membuka bukunya

Apa yang harus ia pelajari? Jikalau mengerti saja tidak, tapi tak apa lah dia baca saja siapa tau keajaiban datang tiba-tiba ia pintar. Kan tidak ada yang tidak mungkin bukan.

Lima menit kemudian ibu Meta kembali dari kantor dengan kertas kuiz di tangannya "Ok guys. Sekarang kalian simpan buku kalian dalam tas dan yang harus ada di atas meja hanya pulpen. SEKARANG!"

Dengan patuh muridnya pun menyimpang buku di dalam tas. Lhe yang awalnya masih terlelap terpaksa bangun menguap srkali lagi

Kertas pun di bagikan satu siswa masing-masing mendapatkan 3 kertas, dua kertas jawaban dan satu kertas cakaran. Kalau kalian ingin tau kenapa harus dua kertas jawabannya yah simple fisika satu nomor jawabannya panjang bisa sampai satu baris kertas. Anak ipa pasti sudah tau itu

Ada tiga soal yang harus di kerjakan, tiga soal tapi apa yang harus Sherly tulis di kertas kosong itu sebagai jawabannya?

Menghadap kedepan Lhe kelihatan sibuk dengan jawabannya sedangkan wulan sibuk menyontek di sampingnya

"Psst, pstt, Wulan..." Sherly berbisik menendang bangku sahabatnya. Wulan menoleh "kenapa lo?" Tanya Wulan tanpa suara

"Jawaban. Sher minta dong," Sherly menunjuk kertas jawabannya yang masih kosong melompong

"Tunggu, gue belum selesai," Bisik Wulan

"Cepetan," desak Sherly

"Ok," wulan mengangkat jempolnya

Karena merasa bosan sherly akhirnya mencoret-coret kertas cakarannya. Menggambar abstrak. Lima menit kemudian wulan pun menyodorkan kertas jawabannya diam-diam agar ibu Meta yang duduk di depan tidak curiga

NOT A PERFECT WOMAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang