CHAPTER SEPULUH

21 4 0
                                    


💌

"Kak Yuka mau cari buku apa?" Tanya Sherly. Saat ini mereka telah berada di sebuat Granmedia di sebuat mall elit di jakarta

"Buku olimpiade fisika" Ujar Yuka. Pandangannya sibuk meneliti buku-buku yang ada di depannya

"Kak Yuka mau olimpiade?" Tanya Sherly yang berada di samping Yuka

"Iya. Olimpiade terakhir, soalnya gue udah kelas 12"

"Hmm kak Yuka suka baca novel enggak?" Tanya Sherly lagi

"Lebih suka baca komik"

"Sherly mah suka banget baca novel" Ujar Sherly

"Kak Yuka setelah ini temenin Sher cari novel yah"

"Iya"

Setelah mendaatkan 2 buku soal-soal olimpiade, merek pun menuju rak buku yang berisi novel

Sherly memilih novel dengan teliti

"Suka baca novel yang genre apa?" Tanya yuka

"Yang fiksi remaja, pshyco, sama horor"

"Udah dapet?" Tanya yuka lagi

Sherly mengangguk lalu menunjukkan dua buku yang ia pegang

"Masi ada lagi?" Tanya yuka lagi

Sherly menggeleng "Ini aja"

"Yuk kekasir"

"Berapa mbak?" Tanya yuka kepada perempuan penjaga kadir

"Harganya semuanya 381 ribu mas"

Yuka dan Sherly menyodorkan bersama kartu ATM nya masing-masing

Yuka menatap Sherly begitupun sherly "Biar aku aja yang bayar" Ujar Yuka

Sherly menggeleng tidak mau "Sher gak mau. Harga novel Sher mahal jadi biar Sher aja yang bayar" Ujar sherly keukuh

"Kan gue yang ngajak berarti gue yang bayar" Yuka kemudian menyodorkan kartunya kepada kasir

"Terima kasih" Ujar kasir itu kemudian menyodorkan kembali atm yuka

Yuka menganggu lagu menarik lembut tangan Sherly menuju KFC yang ada di mall itu

"Mau apa?" Tanya Yuka

"Sher pengen ice cream aja"

"makan?"

"kenyang"

Yuka kemudian menuju tempat pemesanan kemudian ia memesan satu ice cream dan coffee latte. Tak lama kemudian Yuka datang membawa pesanan mereka

"Nih" Yuka menyodorkan semangkuk ice cream kehadapan Sherly

Sherly menatap ice creamnya berbinar. Tak butuh waktu lama untuk Sherly menghabiskan ice cream kesukaannya

"Ck makan kok belepotan banget, kayak anak kecil" Yuka menegur cara makan Sherly yang begitu belepotan. Kemudian, ia mengelap ice cream yang belepotan di pinggir bibir Sherly dengan tissue

Sherly mematung. Jantungnya berdetak kencang. Mereka saling bertatapan memandang dalam satu sama lain, hingga Sherly tak sadar telah menjatuhkan sendoknya yang membuat bunyi dentingan yang berhasil menyadarkan mereka

Yuka berdehem kecil untuk menghilangkan rasa canggung dan malunya "Ehhem"

Sherly menatap apa saja asal tidak menatap Yuka. Ia begitu malu, mukanya sudah merah merona

"Udah kan?" Tanya Yuka

Sherly mengangguk "Iya kak"

"Yaudah yuk balik"

NOT A PERFECT WOMAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang