DUA PULUH TUJUH

6 2 0
                                    


💌

"Audyyy!" Sherly berlari ke arah wanita cantik yang baru saja keluar dari bandara dengan dua koper kecil yang ia tarik. Berpelukan layaknya teletabis

"Sherly lo kok tambah cantik sih?" tanya Audy setelah pelukannya terlepas

Sherly tersenyum malu "Audy yang tambah cantik," ujar Sherly malu

"Gak usah terlalu di puji Sherlynya Audy, entar kepalanya besar kayak kelapa!" ujar Rena yang sedari tadi diam. Sherly cemberut mendengarnya

Audy tertawa kecil lalu beralih memeluk Rena "Selamat datang,"

"Kangen tante," ujar Audy manja

"Tante juga kangen kamu," ujar Rena memeluk Audy erat

"Audy sekarang lagi libur yah?" tanya Sherly. Saat ini mereka sudah ada di dalam mobil milik Rena menuju rumah setelah berpelukan ria di bandara

"Iya dong,"

"Wah enaknya. Sherly belum libur," ujar sherly manyung

"Sabar aja kalik. Entar juga dapat giliran,"

"Iya," Jawab Sherly semangat

Sesampainya di rumah dengan semangat Sherly membantu Audy membereskan barang-barangnya

"Ini di taruh dimana Audy?" Tanya Sherly pada Audy yang sibuk menyusun bajunya kedalam lemari

"Sepatuh taruh di tempat sepatuh lah Sher. Masa di taruh di toilet," Audy menepuk jidatnya. Sungguh sepupunya yang satu ini bisa di bilang layan idiot? Atau polos?

Sherly mengangguk mengerti dan dengan cepat membawa sepatuh itu keluar kamar menuju rak sepatuh dekat pintu

"Udah?" tanya Audy yang di balas anggukan oleh Sherly

Sherly kembali membongkar koper milik audy. Matanya menangkap sesuatu. Di ambilnya benda itu. Sebuah bingkai kecil. Dengan berisi foto empat orang. Tunggu dulu kenapa foto dua orang yang ada di dalam bingkai itu mirip dengan Yuka dan Lhe? Tanya Sherly dalam hati. Yah bener jika di perhatikan dengan seksama memang mirip Yuka dan Lhe versi smp

"Audy ini siapa?" tanya Sherly menunjuk foto yang ada dalam bingkai

"Mereka sahabat aku pas masih smp. Yang di sebelah kiri yang cowok itu namanya Deas di sebelahnya aku terus di sebelah aku namanya yuka di sebelahnya Yuka namanya Lhe. Foto itu di ambil pas pertama kali rumah pohon kita jadi," Jelas audy

Deg jantung Sherly berdegup kencang mendengar penjelasan audy. Yuka? Lhe? Sahabatan? Dan rumah pohon? Tapi kenapa dua orang ini tak pernah menceritakan kalau mereka sahabatan sama sepupunya

Dilihatnya lagi foto itu. Di dalam foto itu merekaberdiri sambil merangkul bahu tersenyum begitu bahagiah. Yah benar tempat itu tempat yang pernah ia datangi bersama yuka

"Lo kenapa?" tanya Audy melihat perubahan raut muka Sherly

"Eh enggak apa-apa kok," Jelas Sherly

Audy mengangguk, kembali membereska pakainya. Begitupun dengan Sherly kembali membantunya

Tepat pukul empat sore pekerjaannya selesai. Berbaring bersam di ranjang sambil menatap langit-langit kamar

"Capek," keluh Sherly

"Hooh capek banget,"

Sherly bangkit dari rebahannya "Sher mau mandi dulu yah," ujarnya

"Iya, gue juga mau mandi. Gerah banget,"

Sherly keluar dari kamar milik Audy lalu berjalan menuju kamarnya yang ada di seberang kamar Audy. Di ambilnya ponselnya yang ada di nakas. Ada dua panggilan tak terjawab dari yuka

NOT A PERFECT WOMAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang