Sudah dua hari ini aku pindah kerumah mama, dan disana aku diperlakukan layaknya tuan putri bahkan kak Jihoon yang suka nyuruh-nyuruh aku juga sekarang gak berani sama sekali. Jadi gini ya rasanya jadi ibu hamil hwhw..
Gak jarang juga Chaeyeon masih sering ngehubungin Jaehyun untuk sekedar membelikan dia makanan atau sesuatu yang lain katanya sih ngidam. Kok ngidam ke suami orang sih?
Ohiya ternyata Chaeyeon adalah salah satu orang yang membantu Jaehyun dulu pas diusir dari keluarga Jung dan dia juga ikut andil dalam mengurus leo ketika masih bayi, jadi itulah kenapa aku masih membiarkan Jaehyun berhubungan dengan Chaeyeon meskipun agak kesal juga.
Sekarang aku sama Jaehyun lagi senderan disofa depan ruang tv, jam juga baru menunjukan pukul delapan malam masih terlalu sore untuk aku tidur.
Masalah kuliahku juga kayaknya aku bakal ambil cuti semester oh ayolah aku masih semester awal tapi sudah disuruh cuti sama Jaehyun.
Aku menyenderkan kepalaku didada bidang Jaehyun dan mendengarkan detak jantungnya. Rasanya damai.
"kamu udah ngantuk?" tanyanya sambil mengelus rambutku lembut. Aku hanya menggeleng.
Drrttt..
Ponsel Jaehyun bergetar menandakan ada panggilan masuk disana. Hih siapa sih ganggu aja!
"Siapa?" tanyaku karena Jaehyun tak kunjung mengangkat panggilan tersebut.
"Gak tau yang, nomornya gak dikenal mungkin orang iseng atau salah sambung." katanya cuek tak mengindahkan panggilan itu.
"Angkat aja siapa tau penting."
"Males ah yang." ucap Jaehyun lalu meletakan kembali ponselnya namun lagi-lagi ponsel itu bergetar.
"Angkat aja sayang."
Jaehyun menurut dan mengangkat teleponnya disini, iya mungkin dia tidak mau menimbulkan kecurigaanku.
"Hallo?"
"..."
"Iya, saya sendiri."
"..."
"Apa?! Saya akan segera kesana. Terimakasih."
Setelah memutuskan sambungannya Jaehyun jadi tergesa-gesa dengan raut wajah yang tegang.
"Kenapa Jae?"
"Aku harus kerumah sakit sekarang."
"Kenapa? Siapa yang sakit?"
"Chaeyeon."
💚💚💚
Jaehyun sudah berada didepan ruang ugd menunggu keluarnya dokter yang sedang menangani Chaeyeon didalam sana.
Haera awalnya ingin ikut dengan Jaehyun namun Jaehyun melarangnya dengan alasan
"Kamu lagi hamil sayang, aku gak akan lama kok. Janji."
Entah bagaimana pihak rumah sakit malah menguhubungi Jaehyun dan bukan keluarga dari Chaeyeon. Memang sih Jaehyun juga masih bisa disebut keluarganya. Tapi kan ini masalah serius apa harus Jaehyun yang menghubungi keluarga Chaeyeon? Ya! Bagaimanapun juga mereka harus tau.
Tak lama dokter itu keluar dengan ekspresi yang bisa disimpulkan oleh Jaehyun bahwa akan ada berita yang kurang baik yang akan Jaehyun dengar.
"Apa anda keluarga dari ibu Chaeyeon?"
"Ya saya keluarganya."
"Mari ikut keruangan saya."
Setibanya diruangan dokter itu dia langsung menjelaskan dengan detail bagaimana kondisi Chaeyeon beserta bayinya.
"Mohon maaf sebelumnya, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun ibu Chaeyeon mengalami pendarahan yang serius sehingga sang bayi tidak bisa kami selamatkan." jelasnya.
"Lalu bagaimana keadaan Chaeyeon?"
"Untuk sementara ibu Chaeyeon belum bisa dipindahkan keruang inap karena mengingat kondisi beliau masih belum stabil. Kami turut berduka pak atas kehilangan calon anak anda."
"Ahh.. saya bukan suaminya dok, saya sepupunya."
"Oh ya? Maaf atas kelancangan saya."
"Tidak apa-apa dok, kalau begitu saya permisi mari."
Jaehyun keluar dan mendapati kedua orang tua chaeyeon beserta satu orang yang tidak dia kenal.
"Jaehyun? Gimana keadaan chaeyeon dan bayinya?" tanya mama Chaeyeon dengan raut muka khawatir.
"Tante udah tau?"
Mama Chaeyeon mengangguk dan sebisa mungkin untuk menahan tangisnya. Disana papa Chaeyeon memijit pelipisnya mungkin dia tak menyangka bahwa anak yang selalu ia banggakan akan berakhir seperti ini.
"Ini Nakamoto Yuta, pacar Chaeyeon yang akan bertanggung jawab atas kehamilan Chaeyeon. Yuta sudah menjelaskan semuanya."
Bertanggung jawab? Loh bukannya kata chaeyeon bahwa pacarnya tak mau tau? Mungkin ini bukan situasi yang tepat untuk membahas masalah itu. Batin Jaehyun.
"Chaeyeon mengalami pendarahan yang serius, untuk sementara dia belum bisa dipindahkan keruang inap. Dan bayinya.. tidak bisa diselamatkan. Aku turut berduka atas kejadian yang menimpa Chaeyeon." ucap Jaehyun.
"Terima kasih sudah menemani Chaeyeon, kamu bisa pulang sekarang pasti istri kamu sedang menunggu dirumah." ucap papa Chaeyeon sambil menenangkan istrinya sedangkan lelaki bernama Yuta masih shock mendengar kabar dari Jaehyun.
Jaehyun mengangguk, "Kalau begitu aku permisi om, tante dan.. Yuta."
💚💚💚
Klek!
Pintu terbuka dan aku sudah bisa menebak itu adalah Jaehyun. Chaeyeon sakit apa sebenarnya sampai Jaehyun sepanik tadi?
"Kamu belum tidur?" tanyanya sambil mengahampiriku.
"Chaeyeon sakit apa Jae?"
"Dia pendarahan lagi dan kali ini bayinya gak bisa diselamatkan."
"Serius?"
Jaehyun mengangguk lalu memelukku dengan erat.
"Semoga Tuhan selalu menjaga kamu, Leo dan calon bayi kita." ucapnya.
"Bukan hanya aku, Leo dan calon bayi kita tapi juga kamu Jung Jaehyun."
"Besok jadwal kamu cek kandungan kan?"
Aku mengangguk, "Kenapa?"
"Aku mau nanya cara yang aman buat nengokin adek bayinya gimana hehe."
"Jaehyun ihh!"
Semoga setelah ini semuanya akan berjalan dengan baik. Semoga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dufan [Jung Jaehyun] | END |
Genç KurguBener ya kata orang kalau duda itu lebih menggoda daripada bujang apalagi duda sekelas Jung Jaehyun hm(͡° ͜ʖ ͡°)