4

2.1K 124 6
                                    

Sore semua... selamat membaca

Disini lah satria menghabiskan waktu luangnya, duduk manis di kursi panjang taman kampusnya tentu sambil membaca buku favorit nya. Tak jauh dari sana ada kina yang setia memperhatikan satria.

"apa jika aku cantik aku bisa berada di dekatnya?" wanita itu memandang lelaki yang tengah duduk tenang di taman kampus sambil membaca sebuah buku.

Entah mengapa setiap kali melihat satria dia ingin sekali mengambil gambar lelaki itu. Satu jepretan tercipta, kina menatap foto satria yang sedang duduk tenang sambil memegang buku dengan tatapan memuja. Tiba-tiba ponsel kina direbut seseorang, "hey..kembalikan.." kina kaget saat satria kini telah berdiri di hadapannya dia merebut ponsel kina. Kina menundukkan kepalanya, "maaf, akan aku hapus." Mohonnya tapi satria tak menyahuti kina  memukul-mukul kepalanya tidak kencang namun membuat satria memperhatikan gadis itu. "Bodoh..bodoh." ucapnya pada diri sendiri karena ketahuan lagi.

Satria melihat hasil bidik gambar yang di hasilkan kamera ponsel gadis gendut di hadapannya, "not bad." Satria tidak menghapus fotonya, dia membiarkan gadis itu menyimpannya. Entahlah, mengapa dia membiarkan, hanya foto pikirnya. Dia menyerahkan kembali ponsel itu kemudian kina pun menerimanya, satria melangkah meninggalkan kina namun langkahnya berhenti dia berbalik menatap kina yang masih mengomeli diri sendiri, "jangan memukul kepala mu lagi." Kina menoleh mendapati satria yang tersenyum manis padanya.

Jantung kina berdebar, tangannya memegang jantungnya yang terus saja berdetak lebih cepat padahal satria hanya tersenyum padanya tapi mengapa efeknya sungguh tak baik untuk jantung. Ini lebih parah dari hanya memandang foto yang di koleksi.

Sepeninggalan satria, kina merasa tak percaya dengan apa yang terjadi pada dirinya saat ini. dia sampai jingkrak-jingkrak tak karuan. "Ahh..dia tersenyum. Bukan bukan..dia tersenyum kepadaku? Tunggu.. Bahkan dia tak menghapus fotonya..oh mau God...ini keajaiban, wah....wah.." kina menutup wajahnya dengan kedua tangannya, tanpa dia sadari banyak orang yang memperhatikan dengan tingkah konyolnya.

Kina menatap sekitar ah, dia malu sekali. Kina langsung pergi meninggalkan tempatnya takut semakin banyak yang melihat. Kina

....

"Tumben banget sih lu traktir gue, ada apa?" Kina sedari tadi hanya senyum senyum sendiri, Danu yang melihatnya mengerutkan dahinya, Dani menjulurkan tangannya menyentuh dahi kina lalu membandingkan dengan suhu di bokongnya. "sama ternyata."

Kina mendengus kesal saat suhu tubuhnya di samakan dengan bokong danu. "Issh..." Danu hanya terkekeh, "jadi.." Danu meminta penjelasan, kali ini makanan dihadapan Danu tampak tidak menarik di banding perubahan sikap wanita di hadapannya. Dia menggeser mangkuk mie ayam itu dan menopang kepalanya dengan kedua tangan memperhatikan kina.

"Dia tersenyum ke aku..." Ucap kina excited.

"Dan.." tambah Danu. Dia yakin tak hanya itu. Pasti ada hal yang lebih wae dari sekedar tersenyum. Danu menunggu kina melanjutkan, "dia tidak menghapus foto yang aku ambil, dan dia juga.."

Danu memotong, "tunggu.. jadi Lo moto dia lagi hari ini." Kina mengangguk. "Ok lanjut."

"Dia juga menyuruhku untuk tidak memukul kepalaku." Ya hanya itu, Danu tampak kecewa dengan apa yang di dengar, hanya perhatian kecil dapat membuat kina menjadi gila seperti ini.

"Sekarang apa yang akan lo lakuin." Kina terdiam, dia bingung apa yang harus dia lakuin. Kina menggeleng kan kepalanya tak tau.

"Saran gue mending besok Lo coba deketin dia, enggak pake acara nyolong foto. Lo bakal di anggap sayko kalo terus kayak gitu. Lihat laptop Lo penuh sama foto dia." Kina hanya nyengir kuda, memamerkan deretan giginya.

Danu menggeser mangkok mie ayam dan mulai menyantapnya, sedangkan kina kini dia malah menatap balik Danu yang sedang makan. "Gak usah natal gue kayak gitu. Napsu makan gue bisa ilang." Ucap Danu tanpa mengalihkan perhatian dari mangkok mie ayam.

"Ish..orang ini."

"Nu.." Danu hanya memberi deheman.

"Engga jadi... Udah habisin aja." Danu melirik kina dari ujung matanya. Disana wanita itu menatap lurus ke ujung sana.

"Apalagi? Bokap?" Kina mengangguk, perlahan wajahnya berubah sedih.

"Aku kepikiran dia."

"Ya Lo balik lah.. gue yakin bokap Lo ga bermaksud kasar ke Lo."

Kina menghela nafasnya, dia menundukkan kepalanya air matanya terus saja ingin keluar. "Lo tau kan kenapa gue milih nge kost? Dan kerja part time." Danu mengangguk.

"Terus?"

"Tapi sekarang ayah sakit, tadi pagi aku dapat kabar kalau ayah di rawat."

"Tengoklah."

"Gak berani nu.."

"Gue temenin." Kina menggeleng, "ga usah nu."

"Udah sih..besok kita berangkat, lagian gue juga belum ketemu bokap Lo." Kina tak menjawab dia hanya diam. Sedangkan Danu kembali melanjutkan makannya.


Maaf blm bisa nulis panjang, masih amatir.

Semoga kalian suka ya

Not perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang