Siang semua..wah ini chapter terpanjang yang aku tulis..semoga suka ya
Maaf baru bisa update
Selamat membacaDanu yang menunggu Kina sedari tadi menatap arloji pada tangannya, “Kina kemana sih? Katanya sebentar” mata Danu menjelajahi setiap sudut kampus mencari sosok Kina yang terselip di ribuan manusia, sungguh pemikiran danu terlalu drama.
Danu tersenyum saat matanya menemukan sosok Kina diujung sana, namun seketika senyum di wajah danu berubah asam saat mengetahui Kina yang berjalan dibelakang Satria dengan tangan wanita itu yang digenggam, “ternyata abis PDKT dia, pantes lama banget.” Dumalnya.
Satria melambaikan tangan membuat danu tersenyum, danu berusaha tidak mengetahu apa yang terjadi, “nu..” teriak satria sambil mengangkat sebelah tangannya. Danu hanya membalas dengan kedua alis yang terangkat. Satria dan Kina sudah berada di hadapan Danu, Danu hanya memandang kedua insang itu bergantian, “jadi..?” danu bertanya.
Satria menatap Kina yang berada di sebelahnya, “Gue pinjem sahabat lo boleh?” Tanya Satria. Danu melirik Kina yang mukanya tampak memerah. “pinjem, lo kira Kina barang? Dipinjem-pinejm” danu ingin sedikit bermain pada dua orang dihadapannya. Pikiran jail pun terlintas di otak danu.
“kalo gue gak kasih gimana?” satria dan Kina terdiam, satria tampak berfikir bagaimana caranya agar dia bisa membawa kina, tak lama danu terkekeh, “yaelah sob.. ambil aja, lagian buat apa sih gue ngelarang. Gue kan cuman kacung doang” ucap Danu.
Satria menggarukkan tengkuknya yang tak gatal, dia merasa tak enak karena salah berbicara, danu benar Kina bukan barang. Tapi dia ingin mengajak Kina ke suatu tempat. “sorry, gak maksud.” Danu tersenyum. “Kin lo mau ikut gue apa pangeran lo?” Tanya danu, dan itu berhasil membuat mata Kina melotot kea arah Danu saat mendengar penuturan terakhir yang diucapkan cowok itu, “ditanya bukannya jawab malah melotot.” Ucap danu yang tak mendapat jawaban dari kina, dia malah diberi pelototan mata oleh sahabatnya ini.
Satria menatap Kina, membuat Kina dengan cepat langsung salah tingkah.
Kina menatap Satria dan juga danu bergantian, “aku ikut satria ya.. sorry nu udah nunggu lama.” Danu pura-pura sedih, “yah.. kenapa gak dari tadi sih bilangnya. Kan gue gak usah nunggu tadi.” Ucap danu, Kina sebenarnya tahu bahwa danu tidak sedrama itu, “maaf ya” ucap kina.“yaudah gue balik duluan.” Kina dan satria menganggukan kepala, sementara danu memakai helm. Dia menatap kina dan juga Satria dari balik helm tak lama motor danu pun pergi dari hadapan Kina juga Satria.
Setelah kepergian Danu, satria memegang tangan Kina, “ayok..” ajaknya, Kina terdiam, dia menatap tangannya yang di genggam oleh satria, satria yang merasa tidak ada pergerakan pun menoleh ke Kina yang memperhatikan tangan yang dia genggam, dengan cepat satria melepas genggaman tersebut. “maaf” kina tersenyum, ada rasa sedih saat tangannya tak lagi digenggam.Satria pun jalan lebih dulu dan Kina mengkuti langkah satria di belakang, meliat itu satria akhirnya menyamakan posisi mereka agar sejajar. “kamu bukan pembantu aku kan?” kina menatap satria bingung, “jangan pernah jalan di belakang aku, aku gak suka.” Ucap satria ramah, terlukis jelas senyum rupawan diwajah Satria.
Satria memberikan helm pada Kina, kemudiann kina pun memkai helm tersebut dan naik ke atas motor, “udah siap?” kina mengangguk, kina langsung menepuk jidatnya mana tahu satria kalau dia sudah siap, kina pun langsung menjawab pertanyaan Satria.
Satria melajukan motornya meninggalakan area kampus, beberapa orang yang melihat kedekatan Kina dengan satria terlihat tidak suka, banyak yang membicarakan kedekatan mereka, “kok bisa sih tuh cewek gendut pulang bareng Satria?” ucap salah satu wanita dengan berpakaian modis dan juga wajahnya yang tampak cantik, teman sebelahnya yang melihat itu pun mengangguk setuju, “kita kasih pelajaran aja, biar tuh cewek gak deket-deket sama Satria.” Usul teman sebelahnya, cewek modis yang melipat kedua tangannya di depan dada menoleh dan menyetujuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not perfect
Teen Fictionsequel the fat dreams. "apa jika aku cantik aku bisa berada di dekatnya?" wanita itu memandang lelaki yang tengah duduk tenang di taman kampus sambil membaca sebuah buku.