Malam itu Satria benar-benar tak berbicara. Dia juga langsung pamit pulang meninggalkan Kina yang bingung akan sikap Satria yang tiba-tiba dingin. Kina mencoba bertanya namun lelaki itu enggan menjawabnya dia malah pamit untuk pulang dan mengatakan kalau Alma sang mamah menyuruhnya untuk pulang.
Melihat itu Kina hanya terdiam, dia tidak berani untuk bertanya lebih kepada Satria, rasa insecure dalam dirinya timbul seketika. Dia merasa bahwa dia tidak layak bersanding dengan Satria. Kina mengantar Satria hingga depan pintu kosnya dia tersenyum ketir saat Satria tidak pamit padanya. Kina masuk kedalam dan menutup pintu kosnya.
Kina duduk dan memikirkan, kesalahan apa yang telah dia perbuat? Atau ada hal sesuatu yang terjadi pada keluarga Satria dirumah? Kina mengambil ponselnya dia mencoba mengirim pesan kepada Satria namun dia urungkan.
Kina menghela napasnya, dia mencoba menghubungi Danu, "Mungkin Danu tau sesuatu." Ujar Kina, dengan cepat tangan Kina mencari kontak Danu dan menghubungi sahabatnya itu.
' Iya dut...'
'emm... Nu.' Kina bingung apa yang harus dia katakana.
' Lu kenapa? Tumben segugup itu, ada masalah? Satria?'
Kina masih terdiam.
'Kin.. jawab gue, lu kenapa? Satria nyakitin lo?'
'Bukan, bukan itu... aku mau nanya Satria ada masalah dirumahnya?'
'Gak tau gue, tadi di kampus dia fine fine aja ko... kenapa sih, coba cerita?'
'emm, tadi juga dia baik-baik aja, kita gada masalah sih. Tapi tadi pas makan malem kan aku dapet pesan dari Yusuf dan dia bilang mau minjem jurnal buat besok.'
'Terus...'
'Terus tiba-tiba Satria langsung diem dan pulang gitu aja, aku sempet nanya tapi dia kayak gak mau tau gitu. Kira-kira kenapa ya?'
'Oalah, dia tuh cemburu sama kamu.'
'cemburu? Kenapa harus cemburu, kan aku gada rasa sama yusuf terus juga kita cuman temenan aja.'
'yaudah, mending sekarang lo tidur Kin. Besok ada kelas kan.'
'iya Nu..thanks ya.'
'hmm..'
Sambungan pun terputus.
Kina masih terdiam, Satria cemburu padanya? Besok aku coba ngomong deh ke Satria.
....
Satria tidak pulang ke rumah, dia melajukan motornya memutari alun-alun Bandung. "Sedeket apa mereka?" Satria mengeratkan tangannya memilih duduk di alun-alun sambil menetralisir rasa kesalnya. Entah Satria tidak suka Kina dekat dengan lelaki manapun, apalagi Satria tau bahwa Yusuf memiliki rasa terhadap kekasihnya itu.
Satria mengambil ponselnya, dia melihat tidak ada pesan masuk dari Kina. Apa wanita itu tidak mau meminta maaf atas kesalahannya, kesal, itu yang Satria rasakan. Satria memasukan kembali ponselnya kedalam jaketnya.
Satria bangkit dan memutuskan untuk kembali kerumah. Sesampainya dirumah, Satria langsung masuk kedalam kamar, melempar tas dan juga jaketnya ke kursi dengan asal, kemudian Satria membanting tubuhnya ke kasur, menenggelamkan kepalanya di atas bantal.
Ketukan pintu membuat satria menoleh, "Kamu udah makan?" Tanya Alma. Satria duduk di atas kasur, "Udah mah, tadi di kos Kina." Alma masuk ke dalam kamar anaknya, dia duduk di bibir kasur.
"Kamu lagi ada masalah sama Kina?" ucap Alma, karena tidak biasanya anaknya pulang dalam keadaan murung seperti ini.
Satria menghela napasnya gusar, "Engga ko mah, lagi gak mood aja." Ujarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not perfect
Fiksi Remajasequel the fat dreams. "apa jika aku cantik aku bisa berada di dekatnya?" wanita itu memandang lelaki yang tengah duduk tenang di taman kampus sambil membaca sebuah buku.