12

1.4K 102 2
                                    

Sianggggg

Selamat membaca.


Saat memasuki kamar,matanya menjelajahi kamar kina. Tidak sebesar kamar miliknya, hanya ada kasur berukuran kecil serta meja belajar di ujung sana dengan beberapa tumpukan buku yang tersusun rapih. Satria mengitari kamar kecil itu, di dinding terdapat figura kina yang tersenyum bahagia sambil memeluk gadis kecil di sampingnya, tak hanya itu potret kina dengan sang ayah juga terpampang dengan jelas menghiasi kamar yang di dominasi warna putih. Seulas senyum terukir di wajah satria saat melihat isi kamar kina.

Satria beralih duduk di meja belajar kina, disana tumpukan buku terpajang rapih. Matanya menemukan sesuatu yang membuatnya penasaran, dia mengambil kotak itu dan membukanya. Beberapa gulungan kertas yang diikat pita kecil tertumpuk rapih dalam kotak itu. Satria yang penasaran pun membuka salah satu gulungan kertas itu dan membacanya.

'untuk malaikat kecil ayah, yang kini sudah pandai berbicara'

Satria membuka lagi beberapa gulungan kertas itu, yang berisi tulisan dan juga doa almarhum untuk kina, "apa kina menyimpan semua ini?" Satria menggulung nya kembali dan mengembalikan pada kotak itu menutupnya dan menaruhnya di tempat semula.

....

Di lain tempat kina memilih keluar rumah, dia duduk di teras rumahnya menikmati dinginnya angin malam yang menerpa tubuhnya. Saat seperti ini dia hanya ingin sendiri, menangis sesukanya tanpa seorang pun tau. Biarkan hanya dia dan tuhan yang mengetahui ini sedangkan ibunya tak boleh tau betapa hancurnya dia, betapa kosong hatinya.

Kina menengadah ke langit yang cukup cerah malam ini. Seperti nya langit ingin menemaninya dengan ribuan bintang yang terhampar bebas berkelap-kelip di atas sana dengan bulan yang tak ketinggalan.

"Semoga ayah bahagia disana." Seketika kina mengingat kenangan masa kecil bersama ayahny, semua berputar di ingatannya.

Ayahnya yang akan pulang saat dinas di luar kota saat mengetahui bahwa dia demam malam itu. Mengantarnya ke sekolah, bernyanyi bersama, atau membangunkannya tengah malam hanya untuk mengajak nya makan nasi goreng yang ayahnya buat.

Semua membuat dia sadar bahwa ayahnya amat menyayangi nya, tapi karena ego terkadang membuatnya lupa akan semua itu. Hingga saat sang ayah pergi untuk selamanya dia tak ada disana.

Air mata yang dia tahan kembali keluar, hatinya kembali sakit ketika mengingat itu. Andai waktu bis terulang, dia tak akan mengecewakan ayahnya.

....

Pagi ini kina sudah bangun dari tidurnya singkatnya, itu pun karena dia terlalu lelah menangis semalaman. Matanya bengkak hidungnya juga memerah membuat muka gempalnya tak karuan.

Dia mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat subuh, lagi-lagi air matanya kembali keluar disetiap kepalanya menyentuh sajadah. Dia menumpahkan semua isi hati nya di setiap sujud, meminta kepada sang kuasa untuk memaafkan segala dosa yang dia lakukan.

....

Kina keluar kamar dan mendapati satria yang juga keluar kamar. Mereka terdiam saling tatap, namun dengan cepat kina memutuskannya, "sebaiknya kita kembali, jam 1 siang aku ada kelas dan presentasi."
Satria menatap wajah kina yang sembab menelisik ekspresi kina, tapi sulit sekali menebaknya, satria hanya mengangguk dengan apa yang diucapkan kina. Satria memutuskan untuk memakai kamar mandi.

....

"Mbak kina mau langsung berangkat lagi?" Rina kecil yang baru bangun dengan mengenakan pakaian tidur pun langsung berlari menghampiri kina yang tengah duduk di ruang tengah bersama satria. Wajah sedih Rina tercetak disana, "ko cepet banget mbak..Rina kan masih kangen." Sebenarnya kina juga tak ingin meninggalkan ibu dan adiknya disaat seperti ini. Tapi tak bisa hari ini dia ada presentasi dan juga kuis yang tak bisa ditinggal.

Kina mengusap kepala Rina sayang, "hari Minggu kan mbak pulang lagi." Rina tampak tak puas dengan jawaban kina, Rina merajuk dengan diam, satria yang melihat kedekatan kina dan Rina hatinya terasa menghangat, seperti itukah memiliki seorang adik.

Setelah drama kecil antara kina dan Rina, akhirnya kina dan satria pun pamit pada lestari. "Bu..kina berangkat." Kina memeluk lestari.

Satria ikut bersalaman pada lestari, "pamit Tante." Satria mencium tangan lestari yang amat lembut nan hangat.

Lestari tersenyum dia mengangguk. "Ibu Titip kina ya." Satria mengangguk dan tersenyum.
Satria membungkuk tepat di hadapan Rina, dia mengelus kepala Rina kecil, "jaga ibu baik-baik ya." Ucap Rina, Rina mengangguk mantap. Dia mengangkat tangannya memberi hormat.

"Kak satria juga harus jaga Mbak kina." Rina menjulurkan kelingkingnya meminta janji pelaut. Satria pun menautkan jari kelingkingnya pada kelingking mungil Rina. "Janji."

"Yaudah kita berangkat Bu.. assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

...

Sepanjang perjalanan tak ada pembicaraan di antara mereka. Kina yang duduk di belakang hanya melihat sekitar, sesekali satria melihat kina dari kaca spion motornya.

Akhirnya mereka pun sampai, "makasih ya." Kina menyerahkan helm pada satria. "Iya sama-sama."

"Hmm.. jangan terlalu di pikirin ya." Itulah yang diucapkan satria pada kina sebelum lelaki itu pergi.

Misi misi numpang lewat lagi🚶🚶

Not perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang