Malam semua...
Yusuf mendapati notifikasi di ponselnya, dia membuka dan mendapati bahwa dia sudah dimasukan kedalam grup chat kelompoknya. Tidak berapa lama notif kembali terlihat, disana Fitria sudah memberikan beberapa materi untuk bahan makalah dan presentasi kelompoknya.
Fitri:
‘Aku udah nyari, baru dapet ini.. yusuf atau eka kalau mau nambah silahkan.’
Eka:
‘Okay, nanti aku juga coba cari.’
Fitri:
‘Nanti makalah dalam bentuk soft file kan?’
Me:
‘Nanti yang buat PPT aku aja.’
Fitri:
‘Ok’Setelah itu Yusuf memasukan kembali ponselnya kedalam tas. Dilain tempat Fitri yang membaca pesan yang dikirim oleh Yusuf di grup benar-benar tidak menyangka. “Wah.. kayaknya dia susah deh kalo dideketin.”
Fitri yang tengah duduk bersama teman-temannya pun membuat yang lain penasaran. “Ada apa?” Tanya Ika, teman satu tongkrongan Fitri. “Yusuf tuh orangnya gimana sih?” Fitri yang penasaran bertanya kepada teman-temannya.
“Udah lah gak usah berurusan sama geng mereka, nanti kamu yang repot.” Ujar Dinda memperingatkan. Fitri yang masih penasaran mencoba membuka instagram dan mengetik nama Yusuf disana.
Fitri tersenyum saat mendapati akun sosial media milik yusuf yang dia temukan, Fitri dengan semangat menjelajah akun sosial media tersebut. Seulas senyum terpancar disana. Fitri tidak menyangka orang sedingin dan pendiam seperti Yusuf suka mengikuti kajian? Tanpa sadar Fitri semakin kagum dengan sosok Yusuf yang baru dia kenal Karena satu kelompok.
“Ada yang mau nitip? Gue mau kedepan mau nyari makan.” Ika yang sedari tadi menahan lapar pun akhirnya bangkit dan seperti biasa teman-teman yang lain pun akan menitip makanan, “Lo ga nitip Fit?” Fitri yang di menggelengkan kepala, “Gue lagi puasa.” Ika mengangguk dan pergi.
…Berbeda dengan Yusuf, Satria kini mengajak Kina pergi ke perpustakaan daerah terbesar di Bandung. “Oh iya, mamah nanyain kamu.” Bisik Satria tepat di kuping Kina, Kina yang sedang memilih buku pun terkejut dan berbalik arah. Kina semakin terkejut saat jarak antara dirinya dengan Satria amatlah dekat.
Jantung Kina dibuat lari maraton karena wajah Satria yang benar-benar dekat dengannya. Kina menatap tepat di mata Satria, disana terlihat raut bahagia terpancar dengan senyum manis yang menghiasi wajah tampannya. Kina menelan ludah susah payah saat tangan Satria yang memeluk pinggangnya dan menariknya sehingga kini tidak ada lagi jarak antara dirinya dan juga Satria, tangan Kina yang dia letakan didepan dada sambil memeluk bukulah yang menjadi pembatas diantara mereka.Satria yang melihat Kina seperti ini berusaha menahan tawanya. Wajah Kina yang memerah sangatlah menggemaskan, Satria benar-benar beruntung bisa bertemu dengan Kina. “Sat..” ucap Kina, Satria hanya berdehem tanpa melepaskan tangan kekar itu dari pinggangnya.
“Kayanya jarak kita terlalu deket deh.” Ujar Kina lagi, yang mulai tidak nyaman.
“Kenapa memang?” Kina meneguk ludahnya susah payah, kemudian menatap ke kanan dan kekiri, “Ini kita di tempat umum loh.” Satria tersenyum melihat ekspresi Kina seperti ini, “Lalu kalau bukan tempat umum bisa lebih dari ini?” Tanya Satria, yang tentunya hanya meledek gadis di hadapannya. Kina dengan cepat menggelengkan kepala dengan sangat lucu.
Satria yang melihat itu tidak tega akhirnya melepaskan pelukannya, sedangkan Kina kini bisa bernafas lega. Satria mengusap kepala Kina dengan sayang. “Kamu ngambil buku apa?” Tanya Satria.Kina melihatkan buku yang dia ambil, disana tertulis, “Hatiku memilihmu.” Satria yang melihat itu tersenyum dan mencubit pipi gempal Kina, “Wah senangnya, ternyata hatimu memilihku?” Satria mengambil buku tersebut dan membaca synopsis ceritanya.
Senyum Semakin mengembang, dia menyerahkan buku itu kembali kepada Kina. Kina pun menerimanya, “Mau baca disini atau dibawa pulang?” Kina menatap jam tangannya, “Dibawa pulang aja, abis ini aku ada kerja malam.” Satria menganggukkan kepala.
“Ok aku antar.” Kina tak menjawab, mereka memutuskan untuk pergi meninggalkan perpustakaan tersebut.
….
“Hati-hati ya, aku langsung pulang.” Ucap Satria saat mereka sudah sampai di depan tempat kerja Kina.
Setelah Satria pergi, Kina pun masuk kedala. Dari dalam Ayu langsung menghampiri Kina, “Kayaknya ada yang makin deket, atau udah jadian ya?” Kina senyum-senyum tak karuan saat ditanyai perihal hubungannya dengan Satria, pasalnya dia juga masih tidak menyangka.“Yu..coba kamu pukul aku.” Dengan semangat Ayu pun memukul Kina, “Aww.. sakit Yu.” Ujar Kina, namun detik berikutnya Kina tersenyum dan memeluk Ayu dengan riangnya, bahkan Kina mengajak Ayu berputar-putar.
“Satria nembak aku Yu.” Jelas Kina dengan semangat empat lima.Untung saja saat ini kafe tidak terlalu ramai. Jadi mereka masih punya waktu untuk bersantai.
Suara notif ponsel terdengar oleh Kina, Kina dengan cepat mengambil ponselnya dan membuka, dia mendapati satu pesan masuk. “Cepet buka.” Ujar Ayu yang ikut senang. Kina memberi tahu bahwa Satria mengirimkan pesan. Wajah Kina semakin merah karena pesan Satria.
“Aku ko kangen kamu ya?” Ayu yang melihat isi pesan itu, menyenggol Kina, “Uhuy, ada yang udah kangen-kangenan aja nih...” Kina menahan senyumnya, namun tidak dapat dipungkiri kini hatinya benar-benar bahagia. “Ih Ayu..”
Satria meletakan ponselnya, kemudian turun ke bawah. “Iya mah, ini lagi jalan.” Ucap Satria. Alma menoleh ke Satia, “Kina gimana? Kapan dia mau main ke rumah?” Satria duduk dan mengambil nasi, tak lupa lauk pauk, “Gak tau mah, tadi mau aku ajak kerumah, tapi kan dia kalau habis kuliah langsung kerja.” Satria memasukan makananya kedalam mulut. Alma hanya menganggukkan kepalanya, “Menantu idaman banget ya, udah baik, cantik, pinter masak, pinter cari uang juga.” Ujar Alma.
Satria terhenti dan memperhatikan sang mamah yang mulai berhalusinasi, “Ya doain aja mah, kalo jodoh juga gak kemana.” Balas Satria dan di Aamiin kan oleh sang mamah.“Makannya kamu juga cari kerja, apa usaha gitu, masa kalah sama Kina.” Satria mengambil ayam goring, kepalanya ikut mengangguk. “Prosos mah, gak semudah itu kan nyari kerja. Lagian kan Satria masih semester lima.”
….Setelah selesai makan Satria memutuskan untuk duduk santai di teras rumah. Biasanya saat dia duduk di teras tak lama kucing-kucing di kompleknya akan datang, seperti sebuah alarm hanya dengan mengocok makanan kucing dalam kemasan membuat beberapa kucing mulai berdatangan.
Lagi asik ngasih makan, tiba-tiba seekor kucing kuning datang, Satria yang melihatnya langsung memberikan makan juga, Satria langsung mengambil ponselnya dan membuat video.
Satria langsung mengirim video kucing tersebut kepada Kina. Dengan caption. ‘Ada kucing baru, terus aku kasih makan aja, mana makannya banyak lagi, kaya kamu.’ Dan diakhiri dengan emoticon tersenyum sambil menutup mulut.Tidak berapa lama sebuah balasan diterima Satria. ‘Lucu banget masa, sama di kos akhir-akhir ini suka ada kucing dateng setiap pagi. Yaudah aku kasih makan aja. Tapi aku malah takut kalau di ajak bercanda kucing.. takut dicakar..’
Satria yang menerima pesan itu langsung mengetik, ‘Ya emang harus hati hati, aku juga pernah dicakar ko. Kalau nakal dipukul aja kepalanya.’
‘Kamu kapan pulang?’ Tanya Satria lagi.
‘sebentar lagi, ini udah di belakang tinggal pulang aja. Gimana?’ Satria langsung mengetik.
‘Ih ko gak bilang, ok sekarang kamu tunggu disitu, aku jemput kamu.’
Pesan dengan cepat berubah menjadi ceklis dua biru, dan disana terlihat bahwa Kina sedang mengetik.
‘Gak usah, ini aku bareng Ayu.. searah juga ko. Kamu istirahat aja.’
‘See u later.’ Tambah Kina.
Satria yang membaca itu sedikit kecewa, namun dia juga tak mau membuat Kina marah padanya. Akhirnya dia hanya bisa membalas.
‘hati-hati, kalau sudah sampai kabarin ya.’Tidak ada balasan, satria berfikir bahwa Kina sedang perjalanan, dan itu bisa membahayakan Kina kalau sambil bermain ponsel. Akhirnya Satria menunggu pesan Kina saat dia sampai.
…..
Di perjalanan Kina meminta Ayu untuk mampir ke sebuah kedai di pertigaan kos nya. “Bentar ya, ada yang mau aku beli.” Ucap Kina saat turun dari motor Ayu.
Saat mengambil keperluan wanita, Kina seperti melihat sosok yang dia kenal. “Yusuf?” panggil Kina. Yusuf yang merasa di panggil menoleh dan mendapati Kina yang sedang membeli pembalut.
“Kamu kerja disini?” Yusuf mengangguk, “Kenapa aku baru tahu ya.” Yusuf tersenyum, “Belum lama ko Kin.” Akhirnya mereka jalan menuju meja kasir, Yusuf masuk ke bagian kasir dan menghitung belanjaan Kina. “Ada lagi?” Kina menggeleng.
“Jadi lima ribu.”
Kina pun menyerahkan uang lima ribu kepada Yusuf, “Thanks ya.” Yusuf pun tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not perfect
Teen Fictionsequel the fat dreams. "apa jika aku cantik aku bisa berada di dekatnya?" wanita itu memandang lelaki yang tengah duduk tenang di taman kampus sambil membaca sebuah buku.