Mata kina terbuka kaget, dia menatap jam weker di nakas sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, sedangkan kelas akan diadakan pukul setengah delapan. Itu artinya dia hanya punya waktu setengah jam untuk sampai tepat waktu.
Dengan cepat kina langsung bangkit dari kasurnya, dia berlari menuju kamar mandi yang ternyata penuh oleh teman-teman kos yang lain. “haiss” kesalnya.
Kina langsung mengambil pasta gigi dan menaruhnya diatas sikat gigi. Dia menyikat giginya ala kadarnya kemudian membilasnya dengan air di gallon, dia juga hanya membasuh wajah saja, setelah itu dia mengganti bajunya dan bergegas menuju kampus.
Kina panik, dia tidak mungkin naik bus, kemungkinan dia akan telat dan tidak bisa mengikuti kuis. Tidak ada pilihan lain. kina akhirnya berlari menuju kampus, walau jarak kos dengan kampus tidak terlalu jauh namun tetap harus menggunakan kendaraan menuju sana.
Sungguh dia berharap ada orang baik yang mau memberi tumpangan kepadanya hingga kampus, tapi semua itu tak indah seperti didalam cerita novel. Kina terus berlari dengan tersengal-sengal. Bajunya juga sudah basah dengan keringat tasnya bergoyang kekanan dan kekiri.Kina menatap jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul tujuh lewat dua puluh lima, itu artinya lima menit lagi. Dengan cepat kina memasuki gerbang kampusnya, dia mengingat dimana kelasnya. Jantungnya sudah tidak karuan akibat berlari tadi.
kina menuju gedung f dimana kelasnya berada, “dut..” suara itu memenuhi telinga kina, kina tau suara siapa itu dan kina pun menoleh mendapati Danu di belakang sana berlari kearahnya, ternyata danu juga telat.
“kamu telat.” Kina mengangguk, “yaudah ayo.” Kina menarik nafasnya mengetuk pintu dan membukanya. Kina melihat kedalam teman-temannya sudah kumpul semua, kina melirik kea rah tempat duduk dosen. Dia menghela nafas lega mendapati dosennya belum datang.“mau sampai kapan kalian di depan pintu?” ucap seseorang di belakang mereka. Sementara teman-teman kelas sibuk dengan urusannya masing-masing.
“eh… pak Gilang. Iya pak.”ucap kina cengengesan sedangkan Gilang hanya menatap datar mahasiswanya. Karena takut Kina dan danu akhirnya masuk kedalam diikuti oleh pak Gilang dosen bahasa inggris.
Kina dan danu memilih bangku paling depan, karena hanya itu yang tersisa. Saat-saat ujian atau kuis mahasiswa akan memilih bangku paling belakang dalam menjawab pertanyaan.Kuis pun dimulai, pak Gilang membagikan kertas yang berisi soal kemudian tanpa menunggu lama mahasiswa pun mengerjakannya. Tak butuh lama untuk kina dalam mengerjakan kuis ini, pasalnya wanita gembul ini memang sangat menyukai bahasa asing tersebut. Sementara danu yang duduk di samping kina pun terlihat panik karena belum ada satu jawaban yang dijawab, “dut.. lihat.” Ucap danu memohon.
Kina menuliskan beberapa jawaban di selembar kertas kecil dan memberikannya kepada danu saat gadis itu berdiri untuk mengumpulkan. “sudah?” Tanya pak Gilang menatap Kina, dan diberi anggukan oleh Kina.
Setelah itu kina pun keluar dari kelas, dia menunggu danu di depan kelas. Sambil menunggu, kina meraih ponselnya dan berselancar di sosial medianya, hal yang akan dia buka adalah sosial media milik satria entah mengapa itu bisa menjadi mood bosternya saat ini. Melihat berbagai postingan di instagram milik satria, karena asik kina sampai terkejut karena danu yang mengagetkannya dari belakang. “hayo.. yang lagi stalk doi..” kina hanya memamerkan deretan gigi putihnya, dia langsung mematikan ponselnya dan menaruhnya di tas.
“sarapan yuk” ajak danu, kina pun mengangguk setuju.
Saat perjalanan ke kantin mata kina menatap satria yang sedang bercanda gurau bersama seorang wanita cantik. Perasaannya berubah kacau, walaupun kina tau dia dan satria tidak ada hubungan apapun tapi melihat lelaki itu bersama dengan wanita lain ditambah mereka terlihat serasi sekali. Rasa minder menyergapi hati kina, rasanya kina ingin sekali tak pernah mengenal satria.
“kita lewat sana aja.” Usul Kina. Danu menoleh ke kina yang menatap lurus ke depan, danu mengikuti arah pandang gadis disampingnya itu, paham akan situasi danu pun mengiyakan, akhirnya mereka harus memutar arah untuk menuju kantin.
Di kantin danu langsung memesan bakso sedangkan kina hanya memesan es teh tawar, danu menatap kina yang sedari tadi diam. “kenapa?” kina menggelengkan kepala lemas.
“satria? Bukannya kemaren abis pergi sama dia.” Kina menatap danu lesu, hatinya kacau saat ini.
“iya sih nu.. tapi aku ngerasa gak pantes aja, walau hanya sekedar temenan sama dia. Kamu lihat kan tadi, dia kelihatan bahagia banget ngobrol sama cewek itu.” Danu memutar matanya malas.
“ya kan hanya ngobrol, setahuku baru kamu sih yang dia ajak pulang ke rumahnya dan ketemu nyokapnya dia.” Ucap danu santai, danu mengambil es teh tawar milik Kina, “ih.. selalu gak manis, heran.” Tambah danu dan mengembalikan es teh.
“serius kamu nu?”
Pesanan mereka datang, danu mengambil sendok dan garpu, kemudian dia menuangkan sambal pada bakso dimangkuknya, danu mengaduk dan memasukkan satu bulat bakso kedalam mulutnya, dia pun mengangguk menjawab pertanyaan kina.
“abis ini mau kemana?” Tanya danu, sebelumnya dia mengunyah bakso yang memenuhi mulutnya kemudian menelannya dengan susah payah.
“pelan-pelan kali nu kalo makan tuh.. ya biasa, paling kerja, kenapa?”
“mau ngabarin kalo lusa satria ulang tahun, mau dateng ga?”
“belum tau, satria gak ngundang aku ko.” Danu tak membalas, dia lebih memilih melanjutkan makan.
….
Sementara itu satria memutari kampusnya mencari seseorang, ada yang ingin dia sampaikan. Di tengah jalan jesika tiba-tiba menghadang jalannya, “hai sat..ko kayaknya lagi bingung. Kenapa?” satria sebenarnya malas berurusan dengan jesika, dia tak suka dengan sikap jesika yang seperti wanita murahan, tebar sana sini kepada semua cowok. Tapi karena tak enak akhirnya satria menanggapi obrolan jesika.
“ah ya, lagi nyari seseorang jes..” ucapnya ramah. Jesika terus saja menimpali satria sehingga tanpa mereka sadari di ujung sana kina melihat interaksi yang dilakukan satria dengan jesika, dan kina lebih memilih pergi.
“yaudah jes.. aku pergi dulu.” Jesika tampak kecewa, namun dia mengangguk dan tersenyum, “ok”
Satria terus melangkahkan kakinya, apa di kantin ya. Dengan cepat kaki satria melangkah menuju kantin, matanya menyelusuri isi kantin yang tak begitu ramai sehingga memudahkan dia mencari sosok yang ingin dia temui. Matanya menatap Danu di ujung sana, dengan cepat satria menghampiri danu, “nu..” satria mengambil bangku dan duduk disana, “lihat kina gak?”
Danu yang masih asik makan bakso untuk kedua kalinya menoleh siapa yang sudah mengganggunya makan, “baru aja pergi, kenapa?”
Satria mengedarkann pandangannya mencari kina, tapi tidak ada. “kemana?” danu mengernyitkan dahinya penasaran, “tumben amat lo nyari kina?” satria terdiam dia melihat dua gelas kosong di atas meja, berarti tadi kina disini.
“gue mau ngasih dia undangan.”
“yaudah sini, nanti gue yang kasih.” Satria menimbang, tapi akhirnya dia menyerahkan undangan tersebut pada danu.
“titip ya.” Danu hanya mengangguk.“gue langsung ya, ada kelas soalnya.” Danu mengangkat jempolnya ‘ok’
Alhamdulillah juga tugas kampus sedikit berkurang, sebenarnya gak kurang cmn di tunda pengiriman sama dosen..jadi ya ada waktu kosong buat nulis..
Semoga suka
Aku tunggu bintang sama komentar kalian..biar aku makin semangat buat nulis
Karena kalian itu mood booster bgt buat aku.
![](https://img.wattpad.com/cover/214071153-288-k540519.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not perfect
Ficção Adolescentesequel the fat dreams. "apa jika aku cantik aku bisa berada di dekatnya?" wanita itu memandang lelaki yang tengah duduk tenang di taman kampus sambil membaca sebuah buku.