21

1K 94 9
                                    

Assalamualaikum man teman..minal aidzin wal faidzin ya, mohon maaf lahir dan batin..

Maaf juga kemarin-kemarin aku hilang gitu aja tanpa kabar, seperti yang kalian tahu..tugas kuliah numpuk dan itu benar buat aku jadi phobia tugas, bawaannya selalu cemas.. maka dari itu kmrn aku memutuskan ya ini untuk di stop selama tugas..

Alhamdulillah ini lagi luang, karena aku udah kangen banget sama kalian..

Dan terimakasih yang masih nunggu cerita aku..dan untuk yang baru datang di cerita aku selamat menikmati.

Kina masih terdiam melihat danu dan satria yang asik memakan nasi goreng yang baru saja dia buat. Seperti tak melihat keberadaannya mereka malah asik sendiri, kina mengedipkan matanya tak percaya, Satria menoleh, “kin..” panggilnya membuat kina tersadar dari lamunanya. Kina mendekat dan duduk di sebelah satria, kina pun memakan nasi goring itu.

Setelah selesai, kina pamit untuk siap-siap. Sementara danu dan satria duduk sambil beramain game yang ada di ponsel mereka. “jadi sebenernya apa yang buat lo pagi-pagi udah sampe sini?” satria yang ditanya hanya mengangkat bahunya.
“Lo suka sama kina?” danu kembali memancing satria, dan kata itu berhasil membuat satria menatap danu. Satria berfikir, apa dia menyukai kina? Yang dia rasakan saat ini hanya nyaman saat dekat dengan kina.
“Gak mungkin lah gue suka sama kina.” Ucap satria, namun entah mengapa hatinya menolak apa yang telah dia ucapkan. Danu memicingkan matanya menatap satria, “jadi..tujuan lo deketin kina?”

Satria menggeleng tak tau, sementara kina yang baru saja ingin melangkahkan kakinya keluar mendengar perkataan dua lelaki yang kini sedang asik berbincang disana, kina terdiam saat telinganya mendengar satu kalimat yang keluar dari mulut satria. Ada rasa sesak yang menghinggapi hatinya, kina berusaha untuk menguatkan hatinya, seharusnya dia tidak boleh berharap lebih akan sikap yang diberikan oleh satria kepadanya.
Kina mengingat waktu yang sudah dia lalui bersama satria tak lama ini, waktu singkat yang dilalui bersama itu terasa seperti mimpi indah yang sangat nyata, dan dia benci itu. Hatinya mulai gundah, tak terasa air mata itu mengalir dan kina dengan cepat mengusapnya, dia tersenyum dan melangkahkan kakinya keluar.

“maaf ya lama.” Kedua lelaki itu menoleh dan mendapati kina yang sudah rapi mengenakan pakaian yang tertutup namun terlihat menggemaskan.
Satria yang melihat itu mengulas senyumnya saat menatap kina yang sudah terlihat rapih, entah mengapa kina terlihat berbeda dengan polesan lipstick berwarna peach yang mewarnai bibir mungilnya, tidak menor tapi terlihat lebih segar. Kina melihat itu, senyuman satria, dia terpana dengan satria yang tersenyum kearahnya. Namun dengan cepat kina mengalihkan pandangannya membuat perlahan senyum di wajah satria pun memudar.
Sementara danu yang melihat itu,  dia bangkit dan melangkahkan kakinya menuju kina, “kamu dandan?” Tanya danu memincingkan matanya menatap curiga pada kina. kina salah tingkah, dia bingung harus bilang apa, danu tersenyum kemudia menatap satria.
Danu mengangguk paham. “so.. jadi apalagi yang kalian tunggu?” danu menatap satria, “lo kesini mau jemput kina kan?” ucap danu, satria tak kalah kaget dengan ucapan danu yang tiba-tiba, namun satria langsung mengangguk.

Satria pun bangkit dan melangkah menuju motornya, danu pun mendorong kina agar menyusul satria. Satria memberikan kina helm dan diterima oleh kina, sementara danu hanya melihat kelakuan temannya yang terlihat canggung dengan keadaan.
Satria dan kina pamit, danu pun mengiyakan. Danu hanya menatap kepergian kina juga satria, “semoga lo bahagia ki..” ucap danu. “..dan gue orang pertama yang akan ngehajar siapapun yang buat lo sedih, termasuk satria.”
Danu meregangkan tubuhnya, kemudian masuk kedalam kost kina mengambil barang-barangnya kemudian meninggalkan kost kina. Pagi ini dia harus bertemu papahnya, ada bisnis yang harus dia lakukan.

Motor satria kini sudah terparkir cantik di parkiran kampus. Kina menyerahkan helm kepada satria, “thanks ya sat..” satria mengangguk, kina baru saja akan pergi namun satria mencegahnya. Kina menatap tangannya yang di genggam satria, dan itu membuat satria dengan cepat melepas tangannya.

Not perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang