9. Galang, Gilang, dan Gelang

2.4K 292 32
                                    


Dua orang lelaki berjalan beriringan di sebuah mall. Satu memakai jaket bomber dengan bawahan celana training, satu lagi memakai kemeja kota-kotak dengan bawahan celana jeans.

Galang memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaket bombernya, melangkah ke sana ke mari mengikuti saudara kembarnya.

Awalnya Galang ogah-ogahan mengantar saudaranya itu membeli hadiah. Tapi, karena Gilang terus-terusan memaksa dan mengancam jika dia akan memasuki kamarnya setiap hari, alhasil Galang terpaksa menuruti.

"Cewek sukanya apa sih?" Gilang yang tengah memperhatikan macam-macam aksesoris, menoleh dan bertanya pada Galang.

Galang membalas tatapan saudaranya malas. "Ada teknologi yang namanya google dan lo masih tanya gue?"

Gilang menghembuskan napas pelan, berusaha sabar dengan sikap menyebalkan saudaranya itu. Dari dulu memang dia selalu makan hati jika berbicara dengan Galang.

Lelaki itu beralih ke toko lain, seperti halnya tadi, Galang hanya mengikutinya dari belakang. Beberapa orang pengunjung lain diam-diam memperhatikan. Merasa terpesona dengan visual kembar mereka. Meski dibalas cuek keduanya.

"Eh, kalau beli baju gimana?" Gilang bertanya pada Galang sambil menunjuk toko baju wanita.

Galang melirik toko itu sekilas, lalu berdehem sebagai balasan.

"Tapi, kalau baju takut dia gak suka. Sepatu gimana?"

"Serah." Galang menjawab singkat.

"Atau aksesoris aja ya?" Gilang merasa pilihannya tepat, dia berbalik dan kembali menuju tempat aksesoris tadi, membuat Galang diam-diam merutuk karena kelabilan Gilang.

Namun, lagi-lagi di sana pun Gilang masih kebingungan untuk memilih apa. Dia mengambil salah satu gelang dan menunjukkannya pada Galang. "Bagus, gak?"

"Hm." Galang berdehem setelah melirik sekilas.

Gilang menunjukkan gelang yang lain. "Kalau ini?"

"Hm."

"Ini?"

"Hm."

Gilang mendengkus, merasa jengkel dengan jawaban yang selalu Galang berikan itu.

"Kalau gue gak kasih apa-apa?"

"Hm."

Gilang meninju bahu Galang, membuat Galang langsung mengaduh. "Lo daritadi hum ham hem hem mulu! Coba jawab yang bener! Gue minta lo anter biar lo bisa kasih saran!" katanya frustasi, sudah hampir tiga puluh menit mereka berkeliling, tapi sampai saat ini masih belum menemukan hadiah yang cocok.

"Dari awal lo yang maksa gue anter, jangan salahin gue kalo gue diem aja. Tugas gue cuma nganter, gak lebih," balas Galang tanpa dosa.

Mencibir sebal, Gilang seharusnya tak perlu mengajak Galang sekalian. Percuma saja, Galang sama sekali tak membantu. Malah membuatnya semakin frustasi.

Gilang mengambil asal salah satu gelang yang sedang ada promo beli satu gratis satu, lalu memutuskan untuk membeli itu saja.

BITTERSWEET : TWINS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang