"gimana kabar lu?"
Chaeryeong yang baru saja masuk ke kamar ryujin langsung memberikan pertanyaan sambil menyapa. Ryujin sudah kembali ke kamarnya sejak ia di bolehkan pulang oleh dokter.
"Baik" jawab ryujin dengan suara yang serak.
"Mau minum?"
Ryujin menolak, ia menggelengkan kepalanya lalu terdiam sambil memalingkan wajahnya. Chaeyeong menatap sahabatnya itu cukup lega, karena kejadian di mana ryujin terjatuh benar benar membuatnya sangat khawatir.
Tok...tok...
Mereka berdua langsung menatap ke arah pintu, dan ternyata Lia sedang berdiri di sana menunggu ada yang merespon ke arahnya.
"Boleh gua masuk?" Tanya Lia yang masih berdiri di sana. Ryujin mengangguk pelan lalu di sapa senyum oleh Lia.
"Gua baru tau kalo lu sempet masuk rumah sakit ryujin. Gua khawatir sama lu, apa kabar lu?" Tanya Lia sambil mengelus kepala ryujin sayang. Namun ryujin hanya menggeleng saja tanpa menatap Lia, dia sengaja menyembunyikan wajahnya dengan cara menundukkan kepalanya.
"Mending lu bagi aja semua kesedihan Lu sama kita, biar kesedihan lu itu gak di Pendem sendiri Ryu" bujuk Lia meyakinkan. Chaeryeong yang sedari tadi memperhatikan ryujin pun akhirnya mengangguk benar.
"Temen masa kecil Lo di sini, gua bisa dengerin semuanya dari mulut lu langsung?" Jelas chaeryeong. Namun ryujin tetap menggeleng pelan. Chaeryeong ingin meyakinkannya kembali namun di saat ia memegang pundak Ryujin, terasa jelas kalau badannya bergetar hebat. Ternyata ryujin sudah menangis di sana dan berusaha menutupinya dari mereka.
"Ryu! Kenapa lu nangis?" Tanya Lia ikut khawatir saat melihat tangisan langsung ryujin.
"Ma- hiks... Maafin gua"
"Eishh lu gak boleh lemah kaya gini Ryujin, kita gak bakal marah sama lu. Kita bakalan lupain semuanya" -lia.
"Gua hiks... Gua udah buat kalian selalu emosi sama sifat keras kepala gua. Gua lebih milih cowok brengsek dibanding sahabat gua yang selalu setia sama gua hiks..."
"Tapi kenapa kalian malah ngerawat gua? Tanpa kalian liat semua kesalahan dan keburukan gua"
"Gua nyesel karena ngebiarin Lu bareng sama hyunjin sampai akhirnya firasat gua beneran terjadi sekarang. Gua yang seharusnya minta maaf karena tanggung jawab gua sebagai sahabat gak bisa gua lakuin" -chaeryeong.
"Lu gak salah chaer!! Yang salah gua, gua bodoh karena lebih percaya sama dia dari pada kalian. Yeji sudah memintaku agar tidak berhubungan lagi dengan hyunjin. Dan karena keras kepala gua? Gua malah lebih milih bersamanya yang tepat ngecewain gua"
"Jangan nangis ryujin... Lo gak boleh nyalahin diri lu sendiri. Lupain semuanya dan mulai dari yang baru, biarin aja semuanya berlalu. Setiap orang punya kesempatan kedua bukan?" Bujuk chaeryeong lalu tersenyum. Ryujin meneteskan air matanya merasa sedih karena dia sudah pernah membentak sahabatnya itu karena ego, dan sekarang sahabatnya malah memberikannya kesempatan lagi.
"Udah lah gak usah nangis, lu sahabat kita dan kita bakalan dukung lu terus. Kalo lu salah kita juga salah. Intinya gitu? Ok" bujuk Lia sambil tersenyum.
Ryujin malah semakin menangis di sana, entah apa yang dia pikirkan sekarang. Hanya satu yaitu penyesalan, di dalam ryujin hanya ada penyesalan sekarang.
"Yeji biasanya sama lu Lia, dimana dia?" Tanya chaeryeong saat teringat dengan yeji.
"Huh? Yeji? Eumm tadi gua sempet ke rumah dia tapi dia gak ada di rumah, dia lagi pergi si kata eomma nya" -lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER - 𝐽𝑒𝑜𝑛𝑔𝑦𝑒𝑜𝑛&𝑅𝑦𝑢𝑗𝑖𝑛[✓]
FanfictionJeongyeon dan ryujin saudara? Ryujin yang keras kepala, sedangkan jeongyeon harus merawat adiknya itu sendiri? Ada Satu kejadian yang membuat ryujin menjadi pendiam dan merasa bersalah atas kelakuannya. Dan ternyata jeongyeon dan ryujin mempunyai m...