"astaga dimana mantel ku!"
Ryujin yang sudah siap dengan seragamnya dan berniat unruk berangkat sekolah, masih sibuk dengan benda yang ia cari. Mantel.
"Kak!!! Dimana kauuu, apa kau melihat mantel ku?" Teriak ryujin dari kamarnya. Jeong yang sedang menyiapkan sarapan langsung menatap ke lantai dua lalu menggelengkan kepalanya malas.
"Coba cari yang benar di kamar mu! Jangan apa apa harus bertanya pada Kakak" teriak jeongyeon dari dapur.
"Aish menyebalkan sekali, aku adiknya jadi wajar aku meminta sesuatu padanya"
"Woeee kalo eomma ada di sini, mana mungkin aku bertanya pada mu! Menyebalkan sekali" teriak ryujin kesal sambil menatap ke arah pintunya. Ternyata mantel yang sedari tadi ia cari ada di balik pintu.
"Aigo mantel itu ada di sana sejak tadi!?" Ryujin membuang nafasnya kasar lalu mengambil mantelnya dan memakainya. Dia segera berlari ke bawah dan menemui kakaknya yang sedang di dapur.
"Udah ketemu?" Jeongyeon menatap serius ryujin sambil memakan sarapannya.
"Udahlah, kakak punya mata kan? Aku make mantel" ryujin langsung duduk di kursinya kasar.
"Bisakah kau lebih sopan pada kakak mu!"
"Apa aku terlihat kasar pada kakakku? Aku rasa ini biasa saja" jawab ryujin tak kalah dengan jeongyeon. Ryujin mengambil salah satu roti di sana lalu memberikan coklat selai di atasnya.
"Setidaknya kau punya tata cara berbicara pada seseorang yang lebih tua dari padamu. Apa kamu seperti ini berbicara dengan guru" -jeongyeon. Ryujin menghentikan gerakannya lalu menatap arah lain menahan amarahnya.
"Apakah pagi hari ini aku juga harus menahan lapar ku hanya karena bertengkar dengan orang seperti mu?"
"Sudah cukup bertengkarnya. Kakak tidak ingin seperti ini Ryu, kakak ingin ryujin kakak yang dulu" jeongyeon menatap adiknya serius namun ryujin hanya tertawa kecil saja seperti candaan yang baru saja di lontarkan oleh Jeong.
"Dengarkan aku kak! Bukan ryujin yang bersalah di perdebatan ini, tapi kakak! Kakak yang berubah bukan aku! Kakak yang selalu menjauh dari ku! Jadi jangan salahkan aku jika aku membenci mu kak" bentak ryujin di depan jeongyeon lalu bangkit dari tempatnya sambil mendobrak meja.
"Kakak ini tidak pernah melihat kesalahan kakak! Jadi jangan salahin aku jika aku kurang ajar di depan kakak" ryujin meninggalkan meja makan sesuka hatinya. Tidak peduli apakah dia berangkat bersama dengan supir jeongyeon atau berjalan kaki karena amarah.
"Ryujin!" Jeongyeon menatap punggung adiknya itu yang semakin lama semakin hilang. Jeongyeon merasa lelah dengan semua yang ia rasakan seperti ini, hatinya merasa sangat sangat frustasi melihat adiknya yang semakin lama semakin menjadi.
***
"Selamat pagi" sapa jeongyeon sambil menaruh tas kecilnya di meja.
Tok...tok...tok...
Seseorang sengaja memberi ketukan pada mejanya agar dia bisa memberi kode untuk berbalik. Jeongyeon membuang nafasnya panjang lalu menatap wanita yang sedang duduk di kursi kerjanya tersebut.
"Kau baik baik saja? Bos"
"Sudah ku bilang kan jangan panggil aku seperti itu. Walau aku ini atasan mu, tapi tetap saja kau sahabatku" kesal jeongyeon sambil menatapnya serius. Orang itu hanya tertawa lepas lalu menatap Jeong kembali.
"Ada apa dengan mu Jeong? Aku sahabatmu, jadi beritau aku semuanya. Entah amarah yang sedang ada di benakmu sekarang"
"Nayeon, aku-"
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER - 𝐽𝑒𝑜𝑛𝑔𝑦𝑒𝑜𝑛&𝑅𝑦𝑢𝑗𝑖𝑛[✓]
FanfictionJeongyeon dan ryujin saudara? Ryujin yang keras kepala, sedangkan jeongyeon harus merawat adiknya itu sendiri? Ada Satu kejadian yang membuat ryujin menjadi pendiam dan merasa bersalah atas kelakuannya. Dan ternyata jeongyeon dan ryujin mempunyai m...