Keesokan harinya jeongyeon pun masih berbaring di atas kasurnya. Ryujin menegaskan jeongyeon agar tidak ke kantor sampai jeongyeon di ijinkan oleh Suga melakukan aktivitas atau kegiatannya seperti biasa. Ryujin pun setia menemani kakaknya itu setiap saat.
Hari ini ryujin masih membiarkan kakaknya itu tertidur walau jam sudah menunjukkan jam sembilan. Itu termasuk siang jika belum terbangun, namun kondisi jeongyeon berbeda sehingga ryujin membiarkannya.
"Kakak... badanmu masih hangat..." Ucap ryujin saat menempelkan tangannya di kening jeongyeon. Dia memutuskan untuk membiarkan jeongyeon tidur, lalu dia menaikkan selimutnya hingga tubuh jeongyeon tertutup sepenuhnya.
Ryujin membuang nafasnya panjang lalu dia keluar dari kamar jeongyeon. Saat ryujin sudah duduk di ruang tv, ryujin berniat menyalakannya dan bersantai, namun pemikirannya terhenti saat sebuah bel berbunyi.
"Astaga kenapa di saat aku ingin bersantai selalu ada bel? Kemaren juga begitu" kesal ryujin lalu dia berjalan menuju pintu. Saat dia membukakan pintunya, namjoon sudah berdiri di sana dengan pakaian biasa. Ryujin sontak bingung, karena hari ini hari biasa untuk bekerja, seharunya Kim namjoon bekerja di kantornya lalu pakaiannya pasti juga berjas. Tapi yang baru saja di lihat Ryujin itu sangat berbeda, pakaiannya pakaian biasa dan mengapa dia bisa berada di rumahnya sekarang.
"Tuan Kim namjoon?"
"Ha-hai... Bisakah kau panggil aku dengan panggilan sepantasnya? Aku tidak terbiasa di panggil tuan" saran namjoon.
"Oke... Aku akan memanggilmu sama seperti taehyung Oppa, kau dekat dengan taehyung Oppa bukan? Kalau begitu Mulai sekarang aku akan memanggilmu namjoon Oppa"
"Itu lebih baik" namjoon tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
"Kau adiknya jeongyeon?" Tanya namjoon kembali, lalu di angguki ryujin.
"Ahh... Siapa namamu?"
"Ryujin..." Jawab ryujin di angguki namjoon.
"Ryujin-" ucapan namjoon terhenti karena ryujin yang tiba tiba mengalihkan topik.
"Namjoon Oppa sebaiknya masuk dulu, gak enak jika tamu di biarkan di depan pintu seperti ini" saran ryujin.
Namjoon menganggukkan kepalanya lalu ikut masuk bersama ryujin. Ryujin dan namjoon duduk di ruang tamu lalu kembali mengobrol.
"Tadi namjoon Oppa ingin membicarakan apa?"
"Maaf sebelumnya jika aku sudah merepotkan kalian terutama kakak mu..." Awalan Namjoon membuat ryujin terdiam.
"Aku tau kalau jeongyeon seperti ini karena memikirkan ayah ku, dia depresi karena aku. Saat aku mendengarkan perkataannya kemaren dan menyetujui sandiwara pernikahan itu, aku menjadi merasa bersalah padanya"
Ryujin tetap terdiam, dia tidak tau harus berbicara apa. Dia masih memikirkan jeongyeon yang tidak baik baik saja.
"Tapi... Aku ingin berbuat baik padanya, ja-jadi... Ryujin? Bisakah kau bantu aku"
Arah tatapan ryujin langsung menuju namjoon, tatapannya mengartikan kebingungannya.
"Bantu?" Bingung ryujin.
Namjoon menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum. "Aku tau kalau aku dengannya berhubungan tidak baik sebelumnya, sering bertengkar dan semacamnya. Namun... Aku ingin mengakhirinya, aku ingin berbuat baik apapun itu. Apa kau bisa memberikanku kesempatan agar aku bisa mencoba lebih baik pada jeongyeon?" Mohon namjoon.
Ryujin jadi terbingung, dia harus menjawab apa sekarang? Pikirnya. Apapun itu dia ingin yang terbaik untuk kakaknya.
"Gini ryujin... Aku tau kalau jeongyeon melakukan semua ini hanya terpaksa, tapi aku janji jika waktunya sudah tepat aku akan menggugat cerai... Aku tidak akan melakukan apapun pada kakak mu setelah semuanya terjadi, aku melakukan ini hanya demi ayah ku"
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER - 𝐽𝑒𝑜𝑛𝑔𝑦𝑒𝑜𝑛&𝑅𝑦𝑢𝑗𝑖𝑛[✓]
FanfictionJeongyeon dan ryujin saudara? Ryujin yang keras kepala, sedangkan jeongyeon harus merawat adiknya itu sendiri? Ada Satu kejadian yang membuat ryujin menjadi pendiam dan merasa bersalah atas kelakuannya. Dan ternyata jeongyeon dan ryujin mempunyai m...