chapter 26

204 19 5
                                    

Seminggu kemudian jeongyeon kembali melakukan aktivitasnya seperti bekerja dan sebagainya. Jeongyeon sudah pulih sepenuhnya dari sakitnya, dan kali ini dia berada di kantor untuk bekerja.

"Nih berkas yang lu minta" dahyun masuk ke dalam ruangan jeongyeon sambil membawa berkas berwarna biru tua. Dia memberikannya pada jeongyeon, lalu jeongyeon langsung memeriksanya.

"Makasih" setelah jeongyeon memeriksa berkas itu, jeongyeon memberikan senyumannya pada dahyun.

"Ya.. pasti! Oh ya Jeong gua mau nanya"

Arah tatapan jeongyeon langsung menatap dahyun sekarang, dia menatap dahyun serius.

"Nanya apaan?"

"Soal pernikahan kau dan CEO Kim itu?" Dahyun mengingat ingatnya. "Apa akan terjadi? Kau akan menikah dengan Kim Namjoon?" Tanya dahyun pasti kali ini.

Setelah dahyun menanyakan itu, dia malah membayangkan wajah namjoon. Dia mengingat perilaku namjoon yang sangat berbeda padanya semenjak dia sakit, dia mengingat dimana namjoon merawatnya selama seminggu. Dia selalu mendatangi rumahnya jika pekerjaannya sudah selesai, bahkan di jam makan siangnya dia sempat mampir ke rumah jeongyeon untuk menanyakan langsung sudah memakan obat atau belum.

Jeongyeon memang masih merasa aneh dengan perilaku namjoon yang hampir berubah drastis padanya. Walau mereka sering bertengkar hanya gara gara jeongyeon yang masih sulit memakan obat, tapi itu membuat jeongyeon melihat kekhawatiran namjoon jika dia semakin sakit atau dia tidak meminum obat.

"Sebenarnya ada apa denganku ini? Mengapa aku selalu memikirkannya, kenapa dia jadi sok baik padaku?" Bingung jeongyeon sambil mengerutkan keningnya, dia menggigit bibir bawahnya itu bingung.

"Dia memang berubah semenjak aku sakit, dia memang sok baik padaku tapi saat aku melihat matanya, dia seperti tidak berbohong. Dia memang melakukannya sungguh sungguh dan aku melihat langsung dari matanya" pikir jeongyeon kembali, dia di buat pusing hanya karena perilaku namjoon yang berbeda.

"Kenapa muka lu jadi cemas seperti itu, apa ada masalah? Apa pertanyaan gua itu salah?" Tanya dahyun kembali saat menatap raut wajah jeongyeon yang berubah.

"A-ah itu... Gua gak tau" jawab jeongyeon terbata bata.

"Hah!? Lu gak tau? Lu kan mau nikah masa lu gak tau sih! Jeong... Jangan bercanda" dahyun tidak percaya apa yang dia dengar itu.

"Gua beneran gak tau dahyun..." Jeongyeon menutup berkas yang ada di tangannya, lalu dia kembali terfokus pada laptopnya.

"Tn.kim udah umumin pernikahan lu bukan?"

"Tapi tn.kim gak nyebutin tanggal pernikahannya" jawab jeongyeon cuek.

Dahyun jadi kembali berfikir sejenak, dia jadi bingung sendiri karena jawaban jeongyeon.

"Ya emang lu bener, tn.Kim gak nyebutin tanggal pernikahannya. Dia cuma ngasih tau kalau putranya akan menikah sama lu"

"Karena pernikahan itu gak di rencanain dulu sebelumnya" lanjut jeongyeon berbicara tapi malas.

"Terus!? Kalo belum di rencanain, semua rencana pernikahan lu Gimana?"

"GAJADI" teriak jeongyeon kesal karena sedari tadi dahyun membicarakan pernikahan. Wajah dahyun sudah sangat masam sekarang, dia terkena semprot oleh Jeongyeon.

"Gajadi?"

"Ayolah dahyun... Gua gak tau! Karena gua-" ucapan jeongyeon terhenti saat hp nya berbunyi. Saat dia menatap layar hp nya, ternyata ryujin menelpon dirinya.

"Siapa yang menelpon?" -dahyun.

"Ryujin"

Dahyun menganggukkan kepalanya mengerti lalu dia kembali mengatakan sesuatu. "Gua keluar dulu ya, mau ngelanjutin pekerjaan gua. Untung aja ryujin nelpon lu, gua jadi gak kena semprot sama lu" sebelum jeongyeon kembali mengomel, dahyun sudah ngibrit tidak ingin mendengar teriakan jeongyeon itu.

SISTER - 𝐽𝑒𝑜𝑛𝑔𝑦𝑒𝑜𝑛&𝑅𝑦𝑢𝑗𝑖𝑛[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang