chapter 22

216 22 2
                                    

Jeongyeon sedang melamun di kamarnya, tengkurap di kasurnya sambil memainkan lampu tidur di samping kasurnya. Dia masih memikirkan kejadian kemaren saat di acara pesta, masalah itu sama sekali belum selesai atau bahkan tidak akan pernah selesai.

Jeongyeon membuang nafasnya kasar lalu menghentikan gerakan tangannya dan membiarkan lampu tidur itu menyala. Entah mengapa kondisinya sekarang yang tidak bisa apa apa malah mengingatkannya pada appanya.

Jeongyeon mengingat dimana dia selalu di manja oleh appanya, selalu menemaninya kapanpun, menuruti semua apa permintaannya, bahkan mendengarkan semua kesedihannya dan selalu membelanya.

Flashback.

"Jeongie... Kamu kenapa diam di kamar terus?" Tuan Yoo langsung masuk ke dalam kamar putri sulungnya lalu dia langsung mengelus lembut rambut putri kesayangannya.

Jeongyeon yang hanya terdiam di atas kasur menyadari kedatangan appa nya, dan dia hanya menjawab dengan gelengan kepalanya saja yang berarti tidak ada apa apa.

"Kau mau berbohong pada appa mu ini?" Tn.Yoo menatap putrinya tidak percaya dan itu tetap di jawab jeongyeon dengan gelengan kepalanya.

"Ayolah jeongie appa... Jangan seperti ini... Kau sedih, appa pun lebih sedih melihat putri appa ini melamun" kali ini tn.Yoo merangkul putrinya sayang.

"Appa..."

"Ayolah beritahu appa, anggap saja appa ini teman laki laki mu yang sangat akrab sehingga kau tak segan memberi curhat pada appa" tn.Yoo membenarkan posisinya dan siap mendengar perkataan putrinya.

"Appa... Jeongie tidak apa apa!" Jeongyeon tetap keras kepala.

"Kau ini keras kepala ya" tuan Yoo menjitak putri kesayangannya itu.

"Aishhh appa sakit sekali" jeongyeon mengelus keningnya itu mengeluh.

"Hahaha"

Jeongyeon kembali terdiam dan memikirkan sesuatu, hingga akhirnya dia berniat untuk membicarakan semuanya.

"Appa..." Panggil jeongyeon kembali.

"Ya? Apa putri appa ini akan menceritakannya sekarang?" Tanya tn.Yoo bersemangat.

Jeongyeon menganggukkan kepalanya pelan membuat tn.Yoo tersenyum senang. "Baiklah... Ceritakan"

"Jeongie takut..."

Tn.Yoo mengerutkan keningnya saat jeongyeon bilang takut.

"Takut? Apa ada yang berbuat jahat padamu? Apa ada yang menakuti mu? Siapa! Appa akan menghadapinya langsung" kali ini tn.Yoo menunjukkan emosinya, dia seperti tidak terima jika putrinya ketakutan karena seseorang yang menakutinya.

"Appa... Aku bukan takut karena seseorang!"

"Lalu?" Kali ini tn.Yoo mengerutkan keningnya bingung.

"Aku hanya takut appa meninggalkanku! Aku tau aku manja jika bersama appa, tapi appa tidak boleh meninggalkan ku kapanpun!" Mendengar jawaban jeongyeon, tn.yoo langsung tertawa kencang.

"Apa itu akan terjadi? Tidak akan hahaha... Appa ada di sini selalu, dan tidak akan meninggalkan mu" jawab tuan Yoo meyakinkan jeongyeon.

"Tapi appa akan pergi? Appa sudah menyiapkan tiketnya. Aku melihatnya di kamar appa dan eomma!" Jeongyeon membentak tuan Yoo, dia tidak terima kalau appanya akan pergi terlebih dia melihat dua tiket di atas meja kerja appanya.

Tuan Yoo jadi terdiam, ternyata jeongyeon melihat tiket tersebut. Awalannya dia akan menjelaskannya perlahan pada putrinya, namun semuanya jadi salah.

SISTER - 𝐽𝑒𝑜𝑛𝑔𝑦𝑒𝑜𝑛&𝑅𝑦𝑢𝑗𝑖𝑛[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang