chapter 7

382 49 4
                                    

Tok...tok...tok...

"Ryujin..." Sapa jeongyeon saat membuka pintu kamar ryujin di sana. Sambil membawa nampan, ia masuk dan menutup pintu tersebut dengan kakinya dan menyeimbangkan posisinya agar nampan yang ia bawa itu tak jatuh.

"Untung aja kamu belum tidur" jeongyeon tersenyum senang saat melihat adiknya tersenyum padanya, lalu ia mendekat dan duduk di sisi kasur.

"Kakak bawain sup, makan dulu ya? Perut kamu masih kosong" ucap jeongyeon sambil menyiapkan makannya.

Ryujin hanya terdiam sambil melihat gerak gerik jeongyeon.

Setelah jeongyeon menaruh sendok tersebut di mangkuk, jeongyeon menyendok nya lalu siap menyuapi ryujin. Sebelum sampai ke arah nya, ryujin sudah menghentikan gerakan jeongyeon dengan cara memegang lengannya.

"Kenapa? Kamu gak suka sama sup nya? Tenang kok bukan Kakak yang bikin. Ini yang bikin nayeon, jadi gak perlu khawatir kalo sup mu di kasih apa apa" jelas jeongyeon sambil tersenyum.

Tiba tiba saja Ryujin terdiam beku, dadanya sempat terasa sakit lagi saat jeongyeon menjelaskan semuanya.

Jeongyeon kembali menaruh sendok tersebut ke dalam mangkok. Dia memegang mangkok tersebut dengan kedua tangannya lalu menatap ryujin sambil tersenyum.

"Kakak tau kalo kamu gak suka masakan kakak, kakak juga tau kalo kamu gak suka benda atau apapun yang berhubungan dengan kakak. Jadi kakak meminta nayeon datang ke sini tadi dan membuatkannya sekalian mengambil berkas yang ia butuhkan"

"Hiks..."

Jeongyeon membulatkan matanya terkejut, ia menaruh mangkok yang ada di tangannya ke meja lalu memegang pundak ryujin.

"Ryu, kok nangis? Kenapa lagi?" Khawatir jeongyeon.

"K-kak... Hiks..." Ryujin menangis kencang setelah jeongyeon bertanya padanya.

"Kenapa? Apa yang hak kamu suka biar kakak pergi?"

Ryujin menggeleng cepat lalu memeluk kakaknya sayang.

"Maafin ryujin kak hiks... Ryujin bener bener egois banget, ryujin gak pernah mau Nerima apapun dari kakak cuma gara gara ryujin keras kepala"

"Ryujin kira, kakak itu lebih hiks... Mentingin kantor dibanding ryujin, ryujin benci sama kakak sebelumnya karena kakak jarang bareng ryujin di rumah, kakak sering pulang tengah malam bahkan dini hari, kakak juga selalu mengomel. Aku waktu itu memang kaya bocah yang cuma bisa ngerengek kak. Maafin ryujin"

Ryujin mengeluarkan semua isi hatinya pada jeongyeon membuat jeongyeon merasa senang. Sambil mengelus pelan punggung ryujin, jeongyeon tersenyum.

"Kakak juga salah di sini, kenapa kakak gak bisa bagi waktu dan berusaha agar bisa bersama adik kakak ini di rumah? Kakak rasa kakak yang egois" jelas jeongyeon sambil mengelus rambut ryujin sayang.

Ryujin kembali menggelengkan kepalanya. Dia berfikir, semuanya salah dia. Kalo ia lebih mengertikan kakaknya yang bekerja untuk dirinya juga, pasti dia akan terbiasa. Mereka pasti selalu akur, dan mereka pasti selalu bersama walau sebentar atau sesaat. Seperti itulah pikiran ryujin.

"Yaudah, lupakan semuanya" jeongyeon melepaskan pelukan adiknya itu lalu menatap ryujin tersenyum.

"Makan dulu biar bisa berantem lagi" jeongyeon kembali mengambil mangkoknya lalu kembali ingin menyuapi ryujin. Sesampai sendok tersebut di depan ryujin, ryujin kembali tediam membuat jeongyeon ingin bertanya kembali ada apa kali ini.

Namun setelah ia terdiam beberapa saat, ryujin memakannya. Senyum pun kembali mengembang pada jeongyeon karena setelah sekian lama ia tidak menyuapi adiknya, sekarang ia bisa kembali lagi menyuapi adik keras kepalanya itu.

SISTER - 𝐽𝑒𝑜𝑛𝑔𝑦𝑒𝑜𝑛&𝑅𝑦𝑢𝑗𝑖𝑛[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang