chapter 23

216 21 2
                                    

Jeongyeon yang sudah terbangun langsung keluar dari kamarnya, dia ingin memeriksa adiknya di kamar. Saat dia membuka kamar Ryujin, dia melihat Yeji yang sedang tidur bersama ryujin.

"Ternyata aku benar, tadi malam pasti ryujin yang membukakan pintu dan suara ramai itu adalah teman teman ryujin" jeongyeon tersenyum saat melihat adiknya yang masih terlelap tidur, lalu dia menutup pintu kamar ryujin.

"Pasti temen ryujin bukan hanya yeji, semalam aku mendengar suara pria juga. Mungkin temannya yang menginap lebih dari satu" jeongyeon pun menuruni tangga lalu pergi ke dapur, dia memulai aktivitas paginya yaitu memasak sarapan.

Jeongyeon hari ini bekerja jadi dia bersiap siap membuat sarapan setelah itu dia bersiap untuk ke kantor. Terlebih di rumahnya ada teman ryujin, dia ingin membuat sarapan spesial dan lebih banyak agar teman-teman ryujin tidak merasa bosan.

Dia mengikat rambutnya lalu mencuci tangannya di wastafel, lalu dia mulai memasak sarapannya. Dia mulai menyalakan kompor, dan pikirannya jadi pindah ke permohonan namjoon itu. Jeongyeon menggelengkan kepalanya memutuskan untuk rileks melupakan semuanya, dia menganggap tidak terjadi apa apa dan melanjutkan aktivitasnya yang lebih penting di banding pikiran tersebut.

Jeongyeon memotong sayuran dengan cepat bagaikan chef. Awalnya potongan jeongyeon itu biasa saja seperti biasa dia memotong sayuran, namun perlahan kecepatannya menaik, semakin lama semakin cepat dan acak acak, pikirannya teralih terus menerus dengan kata kata pernikahan.

"Kakak..." Panggil ryujin yang bingung mendengar suara potongan namun semakin kencang.

Jeongyeon seperti tidak mendengar apapun, dia mengencangkan kecepatan memotongnya bahkan suaranya semakin kencang dan arah potongannya kemana mana sehingga potongan sayur tersebut menjadi amburadul.

"Kakak hentikan!" Ryujin semakin khawatir pada jeongyeon, saat dia mendengarkan teriakan ryujin, arah potongannya menuju jari jeongyeon sehingga tangan jeongyeon teriris.

"Shhh ahh" jeongyeon melepaskan pisaunya asal lalu menatap jarinya.

"KAK!" Ryujin menarik tangan kakaknya itu lalu menatapnya khawatir, ryujin menarik tangan Jeongyeon ke wastafel lalu menyalakan keran airnya. Membiarkan air itu mengalir di luka jeongyeon agar darah yang terus keluar itu terbawa oleh air.

"Kakak ceroboh banget si. Kakak sering memotong sayuran nya cepet tapi teratur dan rapih, sekarang kenapa kakak ceroboh banget? Gak beraturan motongnya sampai tangan kak juga ikut kepotong sama potongan sayur. Kalo tangan kakak itu kaya sayurannya yang kebelah dua gimana?" Omel ryujin sambil menggeleng kesal. Jeongyeon hanya diam sambil melihat jarinya yang sedang di pegang oleh Ryujin.

Setelah tangan jeongyeon bersih, ryujin meniup jari jeongyeon agar perihnya hilang. Dia khawatir kakaknya kenapa Napa, karena semenjak semalam kakaknya terlalu emosi dan pikirannya sudah kemana mana.

"Udah udah berhenti... Kakak gak kenapa Napa" jeongyeon melepaskan tangannya lalu kembali melakukan aktivitasnya.

"Berhenti aja deh kak, gak usah pegang pisau lagi" jeongyeon yang sebelumnya memegang pisau langsung di ambil oleh ryujin.

"Pikiran kakak lagi kemana mana, kalau masih di terusin... Bisa bisa dapur kita kebakaran. Kakak mikirin soal pernikahan itu pas lagi masak, kalo kakak tiba tiba lupa sama kompor, bisa bisa rumah kita yg kebakar. Lalu kalau kakak memegang pisau, bisa bisa saja bukan tangan kakak yang sobek karena pisau, tapi kakak bisa saja motong jari kakak sendiri karena kakak terlalu banyak melamun!" Jelas ryujin panjang lebar sambil mengomel.

Ryujin mematikan kompornya kasar lalu menaruh pisaunya cukup kencang sehingga bersuara. Dia emosi karena Jeongyeon melukai dirinya sendiri membuat ryujin khawatir.

SISTER - 𝐽𝑒𝑜𝑛𝑔𝑦𝑒𝑜𝑛&𝑅𝑦𝑢𝑗𝑖𝑛[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang