chapter 27

197 16 2
                                    

Jeongyeon senang bertemu dengan tn.kim hari ini, dia terus tersenyum karena dia seperti bertemu dengan appanya saat melihat tuan Kim.

Namjoon yang sedang terfokus menyetir tidak jarang melirik jeongyeon yang terus menerus tersenyum. Namjoon sedang mengantar jeongyeon pulang sekarang sehingga dia bingung dengan wanita yang ada di sampingnya itu.

"Lu kenapa?" Tanya namjoon sambil mengisi keheningan di sana. Jeongyeon yang tersenyum langsung menatap namjoon senang.

"Makasih udah nganterin gua ke ayah lu" ucap jeongyeon lalu dia kembali menatap arah depan.

"Gara gara lu hari ini gua ketemu sama sahabat appa gua, dan gara gara itu gua jadi liat sosok appa gua di dalam tuan Kim"

"Panggil dia ayah sekarang, dia ayah lu juga sekarang"

Jeongyeon mengangguk pasti karena dia senang jika memanggil tuan Kim dengan sebutan ayah.

"Jeong" panggil namjoon kembali. Jeongyeon hanya berdehem saja di sana tanpa menengok.

"Hm?"

"Emmm kan rencana kita sebelumnya menikah hanya sandiwara saja bukan? Sebelumnya ini di lakukan hanya untuk ayah ku saja" jeongyeon mengangguk benar, lalu kembali mendengarkan namjoon.

"Kalo ayah gua ternyata baik baik aja, dia sehat dan juga gak sakit apa apa. Artinya rencana itu gak akan terjadi" jeongyeon kembali mengangguk namun sesaat kemudian dia menghentikan anggukan kepalanya.

"Berarti kita berhubungan seperti sebelumnya saja ya, cuma seorang pengusaha dan bisn-"

"Sttt!" Jeongyeon langsung memotong perkataan namjoon itu.

"Apa kita harus kembali menjadi seorang pengusaha yang bekerjasama dalam bisnis dan menyepakatinya hanya karena terpaksa? Lu mau balik lagi ke awal pertemuan kita yang bertengkar besar besaran sampai sampai kita saling bermusuhan? Jadi lu mau ngelanjutin permusuhan kita sebelumnya?" Tanya jeongyeon tidak percaya. Namjoon hanya terdiam sambil memikirkan perkataan jeongyeon itu.

"Lu aja sering kesel sama gua? Gua nyuruh lu minum obat aja langsung di kasih tatapan tajam sama lu" sinis namjoon.

"I-iya gua tau, gua minta maaf" nada jeongyeon jadi berubah membuat namjoon menatap jeongyeon kembali, tapi tatapannya kembali terfokus pada jalan jika tidak bisa terjadi kecelakaan.

"Kayaknya gua berlebihan banget sama lu, pas lu lagi baik baik nya ke gua. Lu sempet sempetin Dateng ke rumah gua cuma mau nanyain gua udah makan atau belum terus udah minum obat atau belum. Tapi gua malah kesel terus ke lu dan berakhir gua selalu gak suka liat lu masuk ke kamar gua"

"Gua ngelakuin itu karena gua pengen lu cepet sembuh Jeong... Lu itu pelupa dan pikun! Makanya gua sering ingetin Lu" balas namjoon membuat jeongyeon lagi lagi kesal.

"Gua pelupa!? Pikun? Lu kira gua nenek nenek apa" tegas jeongyeon yang tak terima membuat namjoon tertawa kecil.

"Pas gua ngerasa lu lebih baik ke gua, gua jadi ngerasa ada yang berbeda. Gua ngerasa ada yang merhatiin gua lagi sekarang selain ryujin, dan yang buat gua bingung... Kenapa pas lu ngelus rambut gua disaat gua lagi tidur, gua malah ngerasa nyaman" jeongyeon mengungkapkan semuanya tanpa berpikir panjang, dia kira namjoon sudah bisa di anggap teman baginya sekarang, bukan lagi musuh.

Namjoon yang mendengar langsung tersenyum lalu melirik jeongyeon sesaat. Dia menghentikan mobilnya itu secara mendadak di pinggir jalan yang lumayan sepi membuat jeongyeon terkejut.

"Kenapa kita malah berhenti di sini?" Bingung jeongyeon.

Namjoon awalnya hanya diam, dia ingin berbicara namun ragu. Jeongyeon yang melihatnya menjadi bingung, terlebih gerak gerik namjoon aneh.

SISTER - 𝐽𝑒𝑜𝑛𝑔𝑦𝑒𝑜𝑛&𝑅𝑦𝑢𝑗𝑖𝑛[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang