chapter 1

1K 79 2
                                    

Setelah kematian kedua orang tua jeongyeon dan Ryujin semuanya menjadi berubah. Kedua orang tua mereka kecelakaan saat mereka berdua ingin pulang ke Korea, tepatnya jeongyeon mendapatkan kabar kalau pesawat di tumpangi kedua orang tuanya yang menuju Korea itu terjatuh dan tenggelam dalam lautan. Bahkan jeongyeon tidak bisa melihat wajah kedua orang tuanya saat mereka sudah tidak bernafas. Karena hancurnya pesawat memastikan kalau semua penumpang dinyatakan tiada.

Bertahun tahun lamanya dan tepatnya sudah 5 tahun kejadian tersebut. Perusahaan appa nya di pegang oleh jeongyeon sekarang, dia hanya bisa menyelesaikan kuliahnya di semester 1 saja dan menggantikan posisi appa nya yang sudah tiada itu.

Jeongyeon yang baru saja pulang dari kantornya langsung masuk ke dalam rumahnya. Merasa lelah, dia pun hanya membuang nafasnya kasar saat melihat rumah berantakan dimana mana.

"Ryu!? Rumah berantakan gini!!" Teriak jeongyeon kesal. Jeongyeon lagi lagi membuang nafasnya kasar sambil memijat kepalanya yang sakit.

"Apa sih kak!? Ganggu aja" kesal ryujin yang terfokus pada televisi. semua cemilan berantakan di atas karpet, bungkus bungkus yang sudah habis di biarkan tergeletak di sana. Sisah sisah makanan tersebut ada di mana mana membuat jeongyeon kesal.

"Kakak udah bilang ke kamu kan!? Jadi perempuan itu harus bersih, kenapa berantakan kayak gini? Astaga kakak pusing ya liat kamu kaya gini terus. Kapan berubahnya" bentak jeongyeon.

"Nanti aku bersihin kakak, kakak kan baru pulang dari kantor!? Mending kakak masuk ke kamar aja, gak usah ganggu Ryujin"

"Janji ya kamu bersihin lagi ruangannya? Kalo kakak ngeliat pagi pagi masih berantakan, kakak bakalan hukum kamu" ancam jeongyeon sambil menatapnya.

"Aku bisa memegang janji ku itu... Tapi kak" panggil ryujin membuat jeongyeon kembali menatapnya.

"Kenapa?"

"Jarang ryujin minta sesuatu-"

"Apa yang kau mau, sebelum kakak pergi ke kamar lebih baik berbicara"

"Temenin ryujin di sini sebentar saja" dengan suara yang memohon dan layaknya seperti anak kecil, jeongyeon menuruti kemauan adiknya tersebut. Jeongyeon langsung duduk di atas sofa. Ryujin yang sedari tadi hanya berbaring di atas karpet langsung bangun dan menaruh kepalanya di pangkuan jeongyeon.

"Kenapa hm?" Tanya jeongyeon kembali. Jeongyeon melihat kelakuan adiknya yang berbeda, jarang sekali ryujin memintanya untuk bersama bahkan hampir setiap hari kerjaan mereka hanya bertengkar.

"Aku kangen sama eomma" mendengar perkataan ryujin membuat jeongyeon tersenyum tipis. Perlahan jeongyeon mengelus rambut adiknya tersebut lembut.

"Jangan sedih Ryu, kasihani eomma dan appa yang sudah bahagia di sana. Mereka gak pengen ngeliat anak anaknya sedih, dan mereka ingin anak anaknya menjadi sukses" jelas jeongyeon dengan nada suara berteman.

"Emangnya... Ryujin menyebalkan ya kak?" Tanya ryujin pelan. Memang umur ryujin sudah dewasa namun kelakuannya selalu saja seperti anak kecil yaaaaa anak manja.

"Kau ini hanya bandal" jawab jeongyeon lalu tertawa.

"Ish kak!?"

"Hahaha kalau iya memangnya kenapa? Kau memang menyebalkan" -jeongyeon.

"Apa ryujin berlebihan? Setiap hari merepotkan kakak, selalu membuat kakak marah, membuat kakak pusing?" -ryujin.

"Gak kenapa Napa sih, emang sedikit kesel ya kalau kamu selalu saja membuat kakak pusing namun mau gimana lagi? Ini tanggung jawab kakak buat jaga kamu" jelas jeongyeon kembali.

"Kalau begitu usir saja ryujin atau gak antar ryujin ke luar negeri. Biar Ryujin bisa bebas di luaran sana tanpa ada kakak?" Ryujin sangat senang mengatakan hal itu tapi tidak dengan jeongyeon yang kembali menjadi murung dan diam.

"Aku kira dia tiba tiba saja berubah dan meminta maaf padaku. Ternyata dia tetap saja keras kepala ingin pergi dari kehidupanku_-" batin jeongyeon kesal.

"Ayolah kak... Kakak gak mau kan kalo aku ada di rumah? Pasti aku selalu membuat kakak pusing, bahkan sampai stres, aku selalu saja menyebalkan di depan kakak. Jadi kenapa tidak kau kirim saja aku pergi ke luar negeri agar aku bisa bersenang-senang tanpa ada kehadiran kakak. Aku bisa mengurus diriku sendiri di sana, aku akan kuliah di sana, hidup mandiri lebih menyenangkan. Kalau ada kakak, hidup ryujin tidak akan tenang. Ayolah kak...." Ryujin bersikeras memaksa jeongyeon untuk mnuruti kemauannya namun bukannya jeongyeon luluh, malah membuatnya semakin kesal pada adiknya.

"Apa kau gila? Hidup di luar negeri katamu!? Belajar saja tidak sungguh-sungguh sudah minta pergi ke luar negeri. Lancar bahasa Inggris saja tidak! Udah sok sok an mau keluar negeri" bentak jeongyeon sambil bangkit dari tempatnya.

"Kak!!! Aku bisa bahasa Inggris. Nilai ku naik di bidang bahasa Inggris"

"Dan kau kira dengan naiknya nilai kamu bakalan bisa segampang itu kamu berdialog bahasa Inggris? Good morning aja gak tau udah ketinggian mimpi!" Ucap jeongyeon sambil menaiki anak tangga satu persatu.

"Good morning artinya selamat pagi kak! Aku gak sebodoh itu tentang bahasa Inggris. Asal kakak tau ya! Kau sangat menyebalkan sekali, tidak pernah menuruti keauman ku. Kalau appa ada di sini, pasti dia sudah memberikan tiketnya pada ku" Teriak ryujin sangat kencang namun jeongyeon tetap tidak mempedulikannya dan memasuki kamarnya.

"Liat aja nanti, aku bakalan buat kak Jeong itu kesal sampai sampai dia tidak kuat untuk menangani diriku. Hanya itungan hari saja mungkin kak Jeong itu akan mengirim ku ke negara Singapore yang sangat aku inginkan" kesal ryujin lalu kembali menonton drakor yang sedari tadi ia lihat.



-TBC-


Maaf chapter awal pendek.

SISTER - 𝐽𝑒𝑜𝑛𝑔𝑦𝑒𝑜𝑛&𝑅𝑦𝑢𝑗𝑖𝑛[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang