"gimana Jeong? Pikir deh baik baik, lu bakalan nyesel"
Nayeon sedang membujuk jeongyeon agar mau memaafkan namjoon dan kembali bekerjasama dengan perusahaannya. Sejak jeongyeon masuk ke kantornya, teman temannya itu memaksa jeongyeon untuk kembali berfikir dengan baik terutama nayeon yang memaksa.
"Gua bilang gak ya enggak nay! Gua gak mau ngeliat dia lagi. Gua udah kelewat benci" tegas jeongyeon.
"Kan cuma kejebak di lift bareng dia doang. Kalian itu salah paham, ngapain di perpanjang si masalah kaya gini doang? Pentingan juga pekerjaan, kalo perusahaan kita sama dia di gabungin dan saling bekerjasama, nanti kedua perusahaan besar ini akan saling menguntungkan. Perusahaan Yoo dengan perusahan Kim" jelas nayeon panjang lebar.
Wajar saja nayeon memaksa dan meyakinkannya agar dia berfikir lebih dewasa, karena nayeon berperan sebagai sekertaris jeongyeon di sana selaku sahabatnya. Tugas nayeon di sana juga besar untuk mengarahkan jeongyeon ke arah yang benar.
"Gini deh lu pikirin dulu baik baik. Kan lu bilang waktu itu Kim namjoon hampir nabrak lu sedangkan lu gak inget apa kalo lu juga buru buru pas pengen pergi? Kim namjoon juga telat beberapa menit dan pasti dia juga sedang terburu buru. Kalian saling terburu buru jadi kalian juga saling terkejut di saat namjoon yang hampir nambrak lu sedangkan lu yang terkejut karena mobil yang hampir ngenain lu benar??"
Jeongyeon terdiam sesat. Kegiatan jeongyeon yang sebelumnya sedang mengetik di laptopnya tiba tiba saja terhenti karena kalimat panjang dan lebar nayeon itu.
"Lu diem artinya benar. Awal dari permasalahan kalian itu cuma salah paham. K E S A L A H P A H A M A N! Yang kedua lift, pas lu di lift lu marah marah ke dia padahal sebelumnya itu juga salah lu yang buru buru kan, dia juga marah dan ikut kesal karena pas dia ngendarain mobil tiba tiba aja ada lu jadi dia kesel. Kalian itu sama sama keras kepala jadi batu ketemu batu ya hancur kalo di aduin" jelas nayeon kembali.
"Percuma aja kalo minta maaf ke dia, kan salah dia juga? Saling salah artinya dia duluan yang harusnya minta maaf ke gua.
"Lu juga harus minta maaf ke Kim namjoon. Lu kan juga salah, apa salahnya sih kalo ngucapin paling pertama kaya lu teriak finish pas lomba lari!" Kesal nayeon.
"Tau gak sini, kejadian itu kejadian pertama seumur hidup gua. Lu belum tau gimana rasanya di posisi gua pas gua kejebak di lift sama orang sedeng seperti diaaa!"
"Ok gini deh, gua tanya ke lu... Kalo misalkan Kim namjoon minta maaf ke lu pertama kalinya, terus dia minta kerja sama kembali dan akhirnya dia meminta perusahaan kalian meeting, lu mau terima?" Tanya nayeon sambil duduk di kursi.
Jeongyeon terdiam kembali, dia berfikir keras atas kalimat yang di berikan nayeon.
"Aku mana mungkin memaafkannya, tapi kalo aku gak terima kerja sama dengan perusahaannya mungkin saja sebagian persen perusahaan ini akan turun... Bagaimana pun perusahaan ini milik appa sebelumnya, aku harus mengembangkan nya bukannya menjatuhkan nama baik perusahaan" batin jeeongyeon.
"Apa? Lu gak terima? Yaudah gua juga gak perlu maksa lu, gua mau lanjutin kerjaan gua" -nayeon.
"Tunggu dulu!"
Nayeon menghentikan langkahnya lalu menatap jeongyeon dengan raut wajah datar. "Why? Gak penting? Gua pergi". Balas nayeon datar.
"Kalo Kim namjoon mau maafin gua dan mau kerja sama dengan perusahaan ini, gua bakalan terima!" Tegas jeongyeon pada nayeon.
Nayeon tersenyum senang namun dia menutupinya dan kembali mengekspresikan wajah datarnya yang tak terlalu peduli.
"Bagus..." Jawab nayeon sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER - 𝐽𝑒𝑜𝑛𝑔𝑦𝑒𝑜𝑛&𝑅𝑦𝑢𝑗𝑖𝑛[✓]
FanfictionJeongyeon dan ryujin saudara? Ryujin yang keras kepala, sedangkan jeongyeon harus merawat adiknya itu sendiri? Ada Satu kejadian yang membuat ryujin menjadi pendiam dan merasa bersalah atas kelakuannya. Dan ternyata jeongyeon dan ryujin mempunyai m...