Karya: aslamiah02
***
Sial.
Sepertinya kata itu cocok untuk menggambarkan nasib yang saat ini menimpa Tia. Bagaimana tidak, motor kesayangannya mogok di pinggir hutan. Benar-benar tidak tau tempat.
Tia mengacak rambutnya frustrasi. "Kenapa pakai mogok segala coba!" Perempuan itu menandang kesal ban motornya.
"Mana gelap lagi." Tia mengusap kedua tangannya yang terasa dingin, ia memperhatikan sekitar.
Gelap dan hening. Tidak ada suara apapun, bahkan satu-satunya penerangan hanya sentar yang berasal dari ponsel Tia. Pepohonan rindang di sepanjang jalan membuat suasana semakin mencekam. Tia bergidik ngeri.
"Nyala dong, serem tau enggak sih di sini!" Tia bermonolog, ia kembali mencoba menghidupkan motornya, namun hasilnya nihil.
Tia berdecak. Ia duduk di motor berdiam diri, memang tidak ada yang harus ia lakukan, tidak ada tempat untuk meminta pertolongan. Jaringan ponsel tidak ada sama sekali, pemukiman warga juga tidak ada. Lagi pula siapa juga yang mau bermukim di pinggir hutan.
Tia menghela napas, ia mendongak menatap langit tanpa bintang. Bahkan bulan pun hilang tertutup awan. Mungkin sebentar lagi akan hujan. Di tengah aktifitasnya memperhatikan langit, atensi Tia jatuh pada cahaya merah yang terlihat terbang di langit, tidak terlalu tinggi. Bahkan cahaya itu tampak semakin merendah. Melayang-layang di atas sana.
"Itu apa ya?" Tia bertanya pada dirinya sendiri, ia turun dari motor. Bemodal sentar seadanya ia memilih mengikuti cahaya itu. "Apa mungkin ufo?" Tia menggeleng keras, ia terkekeh sendiri. "Enggak mungkin lah, ada-ada aja lo Tia!"
Langkah Tia melambat saat laju terbang cahaya itu berhenti tak jauh dari tempatnya berdiri.
Tia mencoba mengarahkan sentar ke arah cahaya merah itu, ia ingin memastikan sebenarnya benda apa yang terbang malam-malam seperti ini. Tia jadi merinding, sebelumnya ia belum pernah mengalami hal seperti ini.
"Enggak kelihatan." Usaha Tia percuma, cahaya sentarnya tidak menjangkau benda yang ingin dilihat.
Tia memperhatikan lekat-lekat cahaya itu, sepersekian detik kemudian ia memundurkan langkah ketika cahaya itu jatuh di depannya. Tia memakik tertahan, ia membekap mulutnya sendiri.
"Itu apaan?" Tia berujar lirih, ia berjalan mendekat. Cahaya yang semula terang ketika terbang kini malah redup ketika terjatuh.
Dengan tangan bergetar Tia mengarahkan sentar pada objek di depannya. Perempuan itu berteriak histeris sampai-sampai ponselnya terlempar tepat di samping makhluk yang baru saja Tia lihat.
Napas Tia memburu, perlahan tapi pasti ia menurunkan tangan yang sebelumnya menutup wajah. Cahaya dari ponselnya membuat Tia bisa melihat dengan jelas makhluk mengerikan di depannya.
Tia memekik saat mata dengan bola mata hitam itu menatap ke arahnya. Tia mundur, makhluk tanpa badan dengan rambut panjang yang saat ini bertumpuk di tanah, juga isi perut serta jantung yang terlihat sangat menjijikan itu tergangkap jelas oleh penglihatan Tia.
Tia meneguk ludah, ia hampir muntah.
"Tolong." Bisikan pelan itu seakan menusuk pendengaran Tia, bulu kuduknya meremang. Keringat dingin bercucuran di keningnya.
Dengan keberanian yang masih tersisa, Tia memungut poselnya lalu berlari secepat yang ia bisa. Motor miliknya ia tinggalkan begitu saja yang terpenting saat ini ia hanya ingin terbebas dari mahkluk mengerikan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCARED WITH WITS
HorrorBerisi kumpulan cerpen horor karya member Writing in The Sky.