Arwah

29 5 0
                                    

Karya: SyaaDr_

***

Perkenalkan namaku Hanida, di sini aku akan menceritakan sedikit pengalamanku yang cukup mengesankan bagiku. Aku mempunyai cita-cita sebagai Dokter. Katanya jika ingin menjadi dokter kita harus mempunyai keberanian. Maka dari itu, sejak kecil aku selalu ikut kemana Papa dan mama tugas. Ya, Papa-ku bernama Taufiq, ia seorang dokter yang sangat tampan dan mama-ku bernama Mahda, ia seorang bidan yang sangat cantik.

Pada suatu ketika, saat Papa dan Mama di tugaskan di suatu tempat yang sama. Aku pun ikut mereka. Pada waktu yang sama kedua orang tuaku tidak ada jadwal jam. Papa mengajakku dan mama ke supermarket untuk membeli beberapa makanan atau cemilan, pada saat itu jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Karena jarak supermarket dengan rumah sakit tak berada jauh. Jadi, kami memilih untuk berjalan kaki saja.

Aku mendengkus kesal saat melihat Papa dan Mama asyik mengobrol soal pekerjaan dan yang paling aku tidak suka saat mereka berbicara tentang arwah-arwah rumah sakit.

"Ish, Pah, Ma, males deh berasa orang ketiga dan berhenti berbicara horor di malam hari seperti ini," ujarku membuat Papa dan Mama tertawa.

"Ya sudah, jangan dengarkan kalau gitu," goda Papa yang membuatku jengkel.

Saking kesalnya, aku pun beralih memainkan hp-ku dan terus saja berjalan, tanpa sadar aku melewati kebun pisang yang saling berjejeran. Aku berhenti sejenak, melihat sekelilingnya dan merasakan aura yang tidak mengenakkan terjadi, merinding tak terkira. Aku menengok ke arah belakang ternyata Papa dan Mama tertinggal jauh. Aku berhenti untuk menunggu mereka. Sambil menunggu aku melihat-lihat pohon pisang itu, tepat arah mataku melihat ada orang yang di gantung, posisi leher di ikat sampai kakinya tidak nampak ke tanah lagi dengan muka yang penuh darah dan perut yang sobek mengeluarkan isinya yang berceceran. Aku sangat terkejut dan berteriak ketakutan berlari menghampiri kedua orang tuaku.

"Papa, Mama!" teriakku melengking dan memeluk tangan mama erat.

"Kenapa sih lari-lari, lagian jalan kok sambil main hp," ujar Papa.

"Ada apa, sayang?" timpal Mama.

Mama mengelusku mencoba menenangkanku yang gemetaran ketakutan dengan apa yang kulihat tadi.

"Itu loh, Pah, mah, tadi Hani lihat  orang di ikat di pohon pisang."

"Oh, itu Mama sama Papa sempat lihat kok dari jauh. Ya kan Pa," kata mama.

Papa menganggukan kepalanya, "Iya, itu orang zaman dulu yang di ikat sama kaum Belanda," ujar Papa.

"Jadi?"

"Yang kamu lihat tadi adalah arwah mereka."

"Apa?! Bagaimana Papa bisa tahu?"

Papa tersenyum, dan membisikkan sesuatu kepadaku, "Papa pernah mengobrol dengan salah satu dari mereka."

Aku membulatkan kedua mataku tak percaya.

Pada akhirnya, aku berjalan di antara Papa dan mama sambil memegang kedua tangan mereka. Itu adalah pengalaman pertamaku melihat hantu.

***

Hari demi hari berlalu, semenjak saat itu akupun menjadi terbiasa melihat yang mengerikan. Tidak seperti pertama kali dengan penuh ketakutan. Ya, melihat mereka yang sudah tiada adalah santapan sehari-hariku jadi aku tak takut lagi.

Hari ini aku ikut dengan Mama yang ada jadwal di Rumah Sakit. Aku yang menunggu di ruang kerja Mama sambil membaca buku. Sedangkan mama pergi ke ruang bersalin karena ada yang melahirkan.

SCARED WITH WITSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang