Pemburu Makhluk Halus

104 13 7
                                    

Karya: LutfiahAnggrainiSyah

***

"Mulya, kamu yakin mau kesekolah itu? Hampir mau tengah malam gini?" Tanya Mama Tia kepada anak semata wayangnya yang meminta izin untuk pergi ke sekolah sebelah yang sudah terkenal angker belasan tahun lamanya.

"Iya, Ma, Mulya serius, asik tau lihat yang makhluk-makhluk gaib kayak gitu."

Mulya Fitri Anggriani, memang manusia aneh pemburu makhluk halus. Bukan tidak tahu takut tapi memang Mulya sangat penasaran dengan setan-setan yang mengganggu teman-temannya saat melewati sekolah itu dan rasa penasarannya mengalahkan semua rasa takut yang ada dalam dirinya.

Mama Tia sebenarnya khawatir karena beberapa kali juga sudah mendengar berita miring tentang sekolah yang akan didatangi anaknya, SMA 1 Melati, sekolah yang tempatnya beberapa meter dari sekolah Mulya itu pernah dikabarkan memakan 2 orang korban jiwa yang mati tiba-tiba karena mengganggu penunggu di sekolah itu, entah apa yang mereka lakukan.

Tapi yang pasti, melarang anaknya untuk tidak pergi juga bukanlah suatu keputusan yang baik mengingat tabiat anaknya yang suka menyakiti dirinya sendiri.

"Oke, Mama kasih kamu izin dengan syarat perginya tidak sendiri, gimana?"

Mulya tersenyum, "Asyiappp!" kata Mulya memberi jempol kepada mamanya. "Gak sendiri kok, Nanti ada Hana sama Mas Rusdy."

Selesai dengan perizinan dengan Mamanya, kini Mulya sudah berada di depan gerbang SMA 1 Melati bersama Hana temannya dan Mas Rusdy sepupunya.

"Ini yakin kita masuk kesana?" tanya Hana yang bulu kuduknya sudah merinding merasakan hawa aneh di sekujur tubuhnya.

"Aku ikut kalian, sih, walau perasaanku sebenarnya gak enak juga." Timpal Mas Rusdy dengan pandangan menatap ke pintu gerbang SMA 1 Melati yang pagarnya menjulang tinggi dengan desain Belanda.

Sebenarnya mereka sudah berkali-berkali melakukan riset langsung ke tempat-tempat angker di sekitar kota tempatnya tinggal, Bekasi.

"Ya jadi lah, masa udah sampai sini mau pulang gitu aja?" ucap Mulya yakin.

"Dengar-dengar katanya sekolah ini angker karena pemerkosaan guru laki-laki ke salah satu siswi tercantik 15 belas tahun lalu, yang abis itu kepala siswinya dibentur keras ke tembok karena ngelawan si guru lalu karena gurunya kesal akhirnya siswi itu dibunuh pake cangkul sampe kaki dan tangannya putus," Hana merinding sendiri menceritakan kembali asal mula angkernya sekolah ini dari beberapa sumber yang dia dapat. "Dah yuk ah, pulang aja hawanya beda kayak tempat yang sebelum-sebelumnya."

"Ck, apasih, Han? Penakut banget." Ledek Mas Rusdy pada Hanna yang langsung merapat ingin menjambak rambut Mas Rusdy namun gagal ketika Mas Rusdy bersembunyi di belakang Mulya.

"Ih serius, Mas, ini tu hawanya beda, kuat banget gitu. Apalagi setelah kejadian 15 tahun lalu udah banyak makan korban yang meninggal di sekolah ini. Lagi kenapa gak ditutup aja coba sekolahnya?"

"Ya karena akreditasi dan sekolah ini bagus makanya dipertahanin, Ha." Jawab Mulya.

Saat mereka bertiga asik bercengkrama tiba-tiba ada suara berisik dari dalam gerbang sekolah diikuti bau bunga melati yang cukup menyengat, Hana dan Mulya langsung merapat ke Mas Rusdy.

"Mul, tadi kamu sok berani yah?! Ngapain dempet-dempet ke Mas?"

Mulya cengengesan, "Kaget Mas, dengar suara kaleng jatuh, jadi refleks dempetan ke Mas."

"Kayaknya kita di sambut guys, wah menantang nih." Entah darimana datangnya walau tadi Hana sempat kaget kini malah muncul keberanian dari dalam dirinya.

SCARED WITH WITSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang