Karya: kangnannaass
***
Dibawah lampu temaram, diiringi semilir angin, tiga gadis kota itu sibuk bertukar pikir perihal hasil penelitian yang didapat tanpa mempedulikan keadaan sekitar. Mencekam, secara tiba-tiba suasana berubah seperti itu. Salah satu gadis bernama Himalaya, akhirnya mendongakkan kepala dan mengedarkan pandangan ke arah dua temannya yang duduk tak jauh dari tempatnya terduduk.
"Jan, Jani."
Lantas, pemilik nama menatap ke arah sumber suara. Gadis yang kerap dipanggil Rinjani itu mengernyitkan dahi. Ia tak paham maksud Himalaya yang terus mengarahkan matanya ke arah Everest.
Tak bersuara, gadis cantik itu mengekori pandangan Himalaya. Ia sedikit terkejut ketika mendapati kepala Everest sedang diusap lembut oleh sosok yang menatapnya tajam ketika ia melakukan astral projection beberapa hari lalu.
Rinjani menelan ludahnya kasar, lalu berpindah tempat dengan menghapus total jarakanya dengan Himalaya. Raut wajah Rinjani yang berubah, membuat Everest menyadari sesuatu sedang terjadi di antara mereka. Lantas, Everest mengikuti jejak Renjani duduk di ujung sofa.
"Ada apa? Kalian kenapa?"
"Gak. Kita harus pergi dari sini, Him," ujar Rinjani dengan suara bergetar. Sungguh, gadis itu sangat ketakutan. Terlebih, sudah tujuh hari dirinya dan Himalaya diganggu oleh penghuni tak kasat mata rumah sewa itu.
"Ada apa? Kalian kenapa? Habis lihat apa? Ayo cerita."
"Jadi ..."
"Please, Jangan cerita di sini, Him! Apa kamu gak sungkan gibah di hadapannya langsung?"
Himalaya terdiam. Sesungguhnya gadis itu juga merasakan ketakutan, tetapi ia tak ingin terlihat panik di depan kedua temannya. Perlahan, jari-jarinya memencet beberapa huruf yang ditampilkan layar ponselnya. "Ayo kita keluar cari makan!"
"Lah, kok jadi makan? Aku pengen denger kalian cerita. Ke ..."
Everest menghentikan perkataannya ketika melihat Rinjani berdiri dari tempat duduknya dan Himalaya yang sibuk memasang kerudung berwarna abu.
👿👿👿
Setibanya di salah satu kedai yang tak jauh dari rumah sewa, mereka segera menghampiri meja yang sudah ditempati oleh salah seorang lelaki bernama Arjuno. Penduduk asli itu terlihat kebingungan setelah melihat Himalaya dan Rinjani masuk dengan raut wajah ketakutan.
Setelah memesan makanan, Arjuno mempersilahkan untuk bercerita. Namun, kedua gadis itu justru saling tetap dengan diam yang mendera.
"Kalian ini kenapa, sih?! Tadi ada apa? Mereka bikin ulah lagi?" kesal Everest yang tak lagi bisa ditahan. Sungguh, gadis itu kesal dengan kedua temannya yang indigo ini.
Yah, Himalaya dan Rinjani adalah dua dari banyak gadis yang memiliki keistimewaan untuk dapat melihat sesuatu yang bukan dari dunianya. Kedua gadis itu memang sangat sensitif, tapi tidak dengan Everest. Jangankan memiliki, jika diberi pun ia takkan mau. Everest terlalu penakut untuk mengetahui hal-hal yang bukan dari dunianya. Namun sialnya, gadis imut itu justru terjebak untuk melakukan penelitian dengan dua anak indigo di salah satu desa yang berlokasi di lereng gunung dengan sejuta misteri mistisnya juga diharuskan tinggal di rumah yang ternyata memiliki banyak penghuni.
"Jadi gini, Mas. Tadi kita diganggung lagi. Masa si mbaknya keliling rumah, padahal biasanya dia diam aja di kamar samping. Terus si hitam juga berani duduk di antara aku sama Everest."
"Dia mengusap kepala Everest, Mas," timpal Himalaya yang sukses membuat Everest menghentikan aksi minumnya.
Seketika, bulu kudu Everest berdiri begitu saja. Tak hanya itu, Everest juga semakin mendekatkan diri kepada Rinjani.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCARED WITH WITS
HorrorBerisi kumpulan cerpen horor karya member Writing in The Sky.