Brugh!
Darah membercak di lantai bersamaan dengan terhempasnya tubuh Dante, matanya menatap kosong wajah John yang kini tengah duduk di atas sebuah kursi dengan kaki yang menyilang.
"Katakan Dante, di mana Deron?"
"Aku tidak ta---"
Pak!
Sebuah tendangan menghantam kepala Dante, membuat pria remaja itu kembali membatukkan darah, ia menatap wajah Claude yang berdiri tepat di atasnya dengan tatapan nanar, sempat senyap beberapa detik sebelum John bangkit dari posisi duduknya.
"Claude... jangan memaksanya, mungkin saja dia mengatakan hal yang sebenarnya," John berjalan menuju sosok Dante, "ayo bangkit." Sambungnya sambil meraih kedua sisi pundak Dante lalu membantu remaja itu berdiri. Senyum aneh terpasang di wajah John, tak ada dialog diantara mereka bertiga, membuat suara angin yang menggesek rumput ilalang menguasai telinga mereka masing-masing.
Perlahan, John memudarkan senyuman, tangan kiri pria itu turun dari pundak Dante, tanpa jeda, John menarik sebuah pisau dari punggungnya lalu menancapkan pisau tersebut ke perut Dante secara berulang, darah segar membasahi baju yang saat ini Dante gunakan.
"U-uhuk!" Pandangan Dante membesar, darah ikut keluar dari mulutnya bertepatan dengan batuk sekaratnya,
"Maaf Dante, tapi aku tak suka orang loyal sepertimu." John menarik pisau yang di tancapkannya lalu melepas tubuh Dante begitu saja, Claude membisu. Ia menatap wajah Dante yang tak memasang ekspresi apapun, yang berhasil Claude lihat hanyalah airmata yang keluar dari kedua sudut mata Dante,
"...kakak ...." gumamnya kemudian,
ISTD
Oris berdiri di depan sebuah lemari berwarna merah setinggi dadanya, pria itu sempat terdiam beberapa saat sebelum memajukan tangannya untuk membuka pintu lemari tersebut. Hal pertama yang ia temukan adalah sosok Jasmine yang meringkuk sambil memeluk lututnya sendiri di antara kain-kain.
Sontak Jasmine mengarahkan pandangannya ke arah Oris saat pintu lemari itu di buka.
"Oris ...." dengan jelas Oris mendengar nada cemas, khawatir, takut dan lega secara bersamaa dari suara Jasmine, Oris tak merespon, ia masih berdiri sambil terus mematap Jasmine dengan tatapan yang tak bisa di artikan, pandangan mereka sempat bertemu.
"Keluarlah ...." ucap Oris setelah ia menghela nafas pelan, Jasmine menurut, perlahan ia melangkahkan kakinya keluar lalu berdiri sambil mengarahkan padangannya ke arah lain. Keadaan senyap, canggung menengahi mereka bedua.
"Ada apa? Kau marah padaku?" Oris membuka suara,
Jasmine tak merespon, ia tetap dengan posisinya, melihat hal itu membuat Oris mengangkat tangannya untuk meraih dagu kecil Jasmine, "lihat aku Jasmine..." dengan pelan, Oris mengarahkan dagu Jasmine ke depan untuk menatap dirinya, "kau marah padaku?"
Jasmine menggeleng pelan, "lalu, kenapa kau diam saja?"
Dengan pelan, Jasmine mengarahkan pandangannya keatas untuk menatap sosok Oris yang menjulang, "...aku---"
"Shhhht..." segera Oris menempelkan jari telunjuknya ke bibir Jasmine, membuat gadis itu menghentikan kalimatnya, keadaan kembali senyap untuk beberapa saat, Oris menurunkan telunjuknya lalu memeluk Jasmine dengan hangat.
"Jasmine, menurutmu... aku ini orang yang seperti apa?"
Sambil merangkul tubuh kecil Jasmine, Oris mengajukan pertanyaan, tangan pria itu bergerak mengusap rambut Jasmine yang terurai dengan keadaan yang sedikit kusut, Jasmine bergeming, ia tak membalas pelukan Oris.
![](https://img.wattpad.com/cover/203259473-288-k795778.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I SAW THE DEVIL ✔ (END)
Mystery / ThrillerDreame account : AuthorID "Jasmine ... Jangan kabur dariku kalau kau tidak ingin aku bunuh!" Oris Darel Tristan. ISTD, 15/10-19