ISTD 40

14K 697 138
                                    

Yayasan yatim piatu, 1999.

Semilir angin di siang hari yang cukup panas tersebut menggoyangkan rambut dua orang anak yang sedang berteduh di bawah pohon. Mereka menatap langit,

"Aku tidak melihat Oris sejak tadi, kemana dia, Arcy?"

"Di dalam, aku melarangnya keluar karena hari ini panas sekali, nanti dia sakit." Arcylic menjawab tanpa menoleh teman yang berada di sampingnya, "...eh Claude!"

"Hm?" respon Claude singkat, Arcylic tersenyum, ia membawa pandangannya ke arah wajah Claude, "kalau misalkan nanti ada yang mengadopsi aku dan Oris, kau mau ikut tidak?" tawar Arcylic dengan senyuman yang masih mengembang. Ucapan Arcylic barusan membuat Claude tersenyum miring, "memangnya akan ada yang datang? Tempat ini kan di daerah terpencil... Sudah di beri tempat tinggal dan makan gratis di sini saja, aku sudah bersyukur." Jawab Claude,

"Eh, ayolah... Pasti seru, 'kan kalau kita tinggal di satu tempat, tanpa ada jadwal seperti di sini..." Arcylic tersenyum.

Untuk sesaat Claude tidak menjawab, namun beberapa detik kemudian, ia tersenyum, "lihat nanti..." ucapnya, mereka berdua lalu tertawa, "omong-omong Arcy, tadi daging yang di masak bibi Jane, kau dapat darimana?"

Mendengar pertanyaan Claude membuat Arcylic tersenyum aneh, "itu kiriman..." Jawabnya.

"Ah payah!" Claude menyenggol siku Arcylic pelan, "cepat katakan, jangan buat aku penasaran..., dari siapa?" Claude benar-benar penasaran.

"Rahasia Claude." Arcylic bungkam. Jawaban final Arcylic membuat Claude berdecak kesal, sempat hening di antara mereka berdua. Membuat suara bising anak-anak yang berasal dari lahan perkebunan terdengar oleh telinga mereka.

"Tapi serius Arcy... Sebelum kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan, aku cukup banyak merasakan macam-macam daging, tapi, rasanya tidak pernah merasakan yang seperti tadi. Sebenarnya, itu daging apa?" Claude menatap wajah Arcylic dengan serius, "aku benar-benar penasaran...!"

Arcylic tersenyum kecil saat mendengar ucapan Claude, "kau akan tahu jika kau berteman denganku terus."

ISTD

Angin malam yang berhembus kencang segera menerobos masuk saat Oris membuka jendela yang berada di puncak ranjang tidurnya. Rambut pria kecil tersebut hanyut ke belakang.

"...Oris, kau sedang apa?"

Segera Oris membawa pandangannya ke arah samping, menatap seorang anak yang terbangun karena hawa dingin yang menusuk tulangnya. "Tutup jendelanya, nanti ada hantu..." Sambung anak itu lagi, ia terus menatap Oris yang bergeming dengan keadaan kaki yang siap untuk melompat keluar.

"Eh, kau mau kemana?" tanyanya sambil bangkit dari posisi tidur.

"Shhht, diam... Nanti yang lain ikut terbangun... Dan, kalau besok Arcy mencariku, bilang saja kau tidak tahu." Oris sempat tersenyum simpul untuk beberapa detik sebelum ia melompat keluar. Tindakannya barusan membuat pria kecil tersebut bangkit, ia menghampiri jendela tempat Oris turun. Anak kecil yang menggunakan baju tebal tersebut berlari tanpa menoleh sedikitpun, tak lama setelahnya, ia hilang di kegelapan malam.

Langkah kaki kecil yang tidak menggunakan alas itu menjejak di atas rumput, Oris terus menjauhi daerah terpencil yang sempat ia tinggali tiga minggu belakangan. Pria kecil tersebut mengusap airmata yang sedari tadi memanaskan pipinya.

"Maafkan aku Arcy, tapi aku tidak mau! Aku tidak mau membunuh." Guman Oris di sela tangisannya, ia terus memacu langkahnya untuk menuju kota.

I SAW THE DEVIL ✔ (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang