ISTD 47

9.2K 761 148
                                    

March, 1993.

Seorang anak laki-laki berumur empat tahun berlari menaiki tangga, tangan kecilnya memutar knop pintu, selembar kertas menggantung di tangan kirinya.

"Ibu!"

"Shhh, adikmu baru saja tidur Arcy, jangan berisik..." Ucap seorang wanita di dalam sana, mendengar perkataan wanita tersebut Arcylic mengangguk, ia melangkah pelan untuk masuk ke dalam.

"Ibu... Lihat ini, aku---"

"Jangan sekarang Arcy, ibu lelah... Sejak tadi malam ibu tidak bisa tidur karena adikmu terus menagis..." Cloe, ibu dari Arcylic itu membaringkan tubuhnya di atas kasur. "Tapi ibu, lihat sebentar saja..." Arcylic memasang wajah murung, namun Cloe tidak mengubris perkataannya. Hal itu membuat Arcylic terdiam untuk beberapa saat lalu berteriak.

"Ibu jahat! Ibu tidak sayang Arcy lagi!" kertas berlukiskan wajah dengan goresan berantakan itu terlepas ke atas lantai, Arcylic berlari keluar, meninggalkan suara tangisan yang memenuhi isi ruangan.

ISTD

Wajah Arcylic memerah, ekspresinya menegang, ia menatap wajah Oris lekat tanpa perlawanan. Cukup lama seperti itu, Oris akhirnya melepaskan cekikannya, dada pria itu naik turun, mencoba meredakan emosi dalam dirinya.


Tindakannya membuat Arcylic menunduk, suara cekikikan keluar darinmulutnya, "Oris... apa kau ingin membunuhku?" ucapnya dengan nada berdesis. Pandangan yang sebelumnya menunduk kini telah ia angkat untuk menatap wajah Oris dengan tatapan intimidasi.

Oris terdiam, tak menjawab kalimat Arcylic sama sekali. "Sepertinya ada perkataan yang tertahan dalam mulutmu Oris, katakan saja... Apa itu?" Arcylic tersenyum, ia menopang dagunya menggunakan kedua tangan. Oris tak langsung menjawab, membuat keadaan menjadi senyap.

"Arcy..." Gumam Oris kemudian,

"Hm?"

"...katakan padaku, bagaimana cara mengakhiri semua ini?" Sambung Oris pada kalimatnya. Kini ganti Arcylic yang terdiam, wajah pria itu tampak berfikir, "mengakhiri? Oris... kita bahkan tidak tahu kapan semua ini di mulai bukan? Kejadian kau makan daging manusia, kematian ayah, panti asuhan, serta sekte dan kehadiran gadis itu, semua terjadi secara natural... Kita tidak bisa mengakhirinya karena itu semua adalah takdirmu." Arcylic melebarkan senyuman, ia memajukan wajahnya untuk menatap Oris lebih dekat lagi, "jadi, terima saja."

"Tidak." Tukas Oris, "ini semua bukan takdir..." Oris menantang tatapan Arcylic, "aku ingat darimana semua ini berasal."

Arcylic kembali menarik kepalanya ke belakang,  senyuman mengukir di wajahnya.

"Oh ya?" ucapnya dengan nada meremeh. Oris tak menjawab, membuat keadaan kembali senyap.

"Arcy!"

Seruan yang datang dari arah pintu depan berhasil menyita perhatian Oris, namun tidak dengan Arcylic. "Sudah datang!" Arcylic berdiri dari duduknya, "tunggu di sini sebentar Oris..." Sambung Arcylic pada kalimatnya, tanpa menunggu respon Oris, Arcylic langsung melenggang untuk membuka pintu.

Oris diam di tempatnya, mata pria itu tertuju pada cincin di atas meja.

ISTD

Pintu mansion terbuka, John berdiri di ambang pintu dengan kepala Linson di tangan kanannya.

"Di mana Jasmine?" ucap John tak sabar, ia mengangkat kepala Linson ke hadapan Arcylic. Pandangan Arcylic mengarah ke wajah Linson yang penuh dengan darah kering. Beberapa saat kemudian, ia menggerakkan jari telunjuknya untuk mendorong mundur kepala tersebut.

I SAW THE DEVIL ✔ (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang