ISTD 38

12.4K 887 111
                                    

Langit gelap perlahan berubah menjadi biru, hutan yang sebelumnya di kuasai kegelapan perlahan menjadi terang dengan mulai munculnya sang matahari. Arcylic berjalan menyusuri rumah besar miliknya.

Sunyi.

Tak ada siapapun selain dirinya dalam gedung besar tersebut, ia membuka pintu besar yang menghalangi dirinya dari dunia luar, pria itu menghela nafas. Menunggu seorang pria yang sedang berjalan mendekati gerbang rumahnya.

"Mr. Linson? Ada apa pagi-pagi sudah kemari?"

Sapaan lembut yang di sertai senyuman ramah itu berhasil membuat pria tua yang berjalan masuk mengembangkan senyuman, "maaf jika pagi-pagi sudah menganggumu, Arcy..." jawab Linson tak enak,

"Aku tidak terganggu sama sekali, malah... Aku merasa bersyukur karena aku kesepian sekali di sini sendirian." Timpal Arcylic melangkah keluar, tubuhnya yang tinggi menyambut kedatangan Linson.

"Haha... Aku tidak tahu lagi, kau baik sekali Arcy, syukurlah dulu kau tidak di besarkan oleh John."

Arcylic hanya tersenyum untuk menanggapi perkataan Linson, "omong-omong, ada tujuan apa kemari sepagi ini?" tanyanya kemudian, mendengar pertanyaan Arcylic membuat Linson mengubah air mukanya menjadi serius, "ini tentang John... Aku ingin minta bantuanmu."

"Bantuan?" ulang Arcylic memastikan,

"Ya... Akhir-akhir ini, pikiranku tidak tenang aku selalu memikirkan nasib Isabelle dan British karena John yang melarikan diri, aku takut hal buruk akan menimpa mereka berdua..." Linson menjeda kalimatnya, "jadi tolong aku untuk mencari keberadaan John." Lanjutnya,

Untuk sesaat, Arcylic terdiam. "...baiklah, akan aku bantu." Arcylix tersenyum di akhir kalimatnya.

ISTD

Matahari yang mulai naik perlahan menghapus kabut tebal yang menutup ladang penuh ilalang di seberang halaman Oris, tak ada dialog di antaranya dan Jasmine meski mereka sedang berdiri secara berdampingan sekarang ini.

Canggung karena pertanyaan Oris semalam yang belum ia beri jawaban membuat Jasmine bungkam, mata gadis itu lurus ke depan, mengikuti arah pandangan mata hitam Oris, mereka memandang hal yang sama, yaitu kabut asap yang sudah menipis.


"...ka, kabutnya sudah mulai hilang, Oris." Ucap Jasmine membuka obrolan,

Hening, tak ada respon dari Oris mengenai ucapannya, hal itu membuat Jasmine membawa pandangannya ke arah samping, menatap Oris yang ternyata sedang memejamkan kedua matanya.

"Kau mengantuk?" Jasmine kembali mengajukan pertanyaan.

"Tidak..." jawab Oris langsung, ia membuka matanya, "aku hanya sedang memikirkan satu hal..." kepala Oris bergerak ke samping, ikut menatap Jasmine,

"Memikirkan satu hal, apa itu?"

Untuk sesaat Oris terdiam, "...entahlah, aku juga tidak yakin apa itu," jawabnya sembarang, jawaban Oris barusan berhasil membuat Jasmine mencebikkan bibir, ia mengeratkan genggamannya pada tiang pembatas teras. "Kau tidak ingin memberitahuku, ya?" ucapnya dengan nada kecewa.

Oris tak menjawab, membuat keadaan kembali senyap.

"Kau mau dengar cerita, Jasmine?" setelah beberapa menit terdiam, Oris kembali membuka mulutnya, Jasmine tak merespon, ia kembali membawa pandangannya ke arah Oris.

I SAW THE DEVIL ✔ (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang