"Apa boleh, aku menyukaimu?"
Jasmine mematung saat mendengar Oris mengajukan pertanyaan tersebut padanya, untuk sesaat pandangan Jasmine kosong, ia tak menjawab pertanyaan Oris.
"Tidak boleh, ya...?" Oris menjatuhkan kedua lengannya yang sempat merangkul tubuh kecil Jasmine, tanpa mengurangi jarak di antara keduanya, Jasmine mengangkat kepala, menatap mata hitam yang tampak seperti lubang hitam yang kosong milik Oris. Sempat hening beberapa saat sebelum Oris memutuskan untuk tersenyum,
"Tidurlah Jasmine..." Oris menggerakkan kakinya untuk menuju laci, pria tinggi tersebut mengeluarkan sebuah lilin merah berukuran besar lalu menyalakannya, "aku ada di bawah jika kau perlu sesuatu..."
"Selamat malam." Sambungnya lalu berjalan menuju pintu.
"Oris!" panggil Jasmine, "a,apa kau serius?"
Hening, tak ada jawaban dari Oris, pria itu memutar tubuhnya untuk menatap Jasmine yang masih menggenggam ponsel miliknya dengan erat, "menurutmu?"
Jasmine terdiam, membuat senyap menengahi mereka. "Hanya main-main, bukan?" Senyuman nanar terpasang di bibir Jasmine. "Kalau kau berfikir begitu, maka baiklah... Aku hanya bergurau." Oris hendak memutar langkahnya kembali,
"Izinkan aku masuk ke pintu itu!" langkah Oris kembali terhenti saat mendengar perkataan Jasmine, pria itu mengarahkan pandangannya ke wajah Jasmine, "pintu itu sudah tidak bisa di buka sejak---"
"Kau bisa mendobraknya!" potong Jasmine lekas,
Mendengar perkataan Jasmine berhasil membuat Oris mendatarkan wajahnya, "...apa maksudmu, Jasmine? Apa yang membuatmu penasaran sampai seperti ini?"
Untuk sesaat Jasmine bungkam, "...itu karena kau terus seperti ini Oris, kau mengatakan banyak hal yang sama sekali tidak aku mengerti, kau menanyakan perasaanku, tapi tidak ingin jawaban, dan sekarang... Kau bertanya 'apa boleh aku menyukaimu' tanpa menuntut jawaban dariku, kau juga selalu berkata kalau kau itu monster, dan kau beralibi kalau aku akan pergi darimu jika kau mengatakan siapa kau sebenarnya, tapi..." Jasmine menjeda kalimatnya, nafas gadis itu memburu.
"Tapi sampai sekarang kau tak pernah memberitahuku..." airmata Jasmine mengalir, tatapannya terus tertuju pada sosok Oris yang mematung dengan pandangannya yang lurus ke depan.
"...kau benar-benar ingin tahu?" Oris menatap lekat wajah Jasmine, gadis itu tak menjawab.
"JAWAB JASMINE!"
Jasmine tersentak saat mendengar bentakan penuh amarah milik Oris memenuhi ruangan, pria itu kemudian mengangguk, "baik... Kau ingin tahu apa yang ada di sebalik pintu itu, bukan?" Oris berjalan cepat untuk menghampiri sosok Jasmine, tanpa permisi ia mencengkram pergelangan tangan Jasmine lalu mengiringnya menuju pintu kayu di samping jendela.
Tanpa bicara, Oris menendang pintu kayu tersebut dengan keras, "O,Oris...?" panggil Jasmine takut. Tak ada respon dari Oris, pria itu terus menendang pintu di hadapannya dengan keras, "Hentikan Oris!"
Oris tetap tak merespon, ia masih dengan tindakannya, setelah tendangan ke lima, pintu itu terbuka, "Arahkan sentermu ke dalam."
Jasmine menggeleng, "ada apa? Bukankah tadi kau bilang ingin melihat isi dalam pintu ini?" Oris memandang Jasmine dengan tatapan kelamnya, "arahkan sentermu, British!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I SAW THE DEVIL ✔ (END)
Детектив / ТриллерDreame account : AuthorID "Jasmine ... Jangan kabur dariku kalau kau tidak ingin aku bunuh!" Oris Darel Tristan. ISTD, 15/10-19