ISTD 34

14.5K 943 135
                                    

"Apa?" Dahi Jasmine bertaut samar, "apa maksudmu?" ulangnya penasaran, Claudia terdiam, gadis itu menatap Jasmine dengan lekat,

"Oris..." ucap Claudia ragu-ragu, "...Oris itu psikopat Jasmine---"

"Tunggu!" Jasmine melipat kedua tangannya di dada, "apa kau sedang mencoba mempengaruhiku? Apa menurutmu, kau lebih mengenal Oris daripada aku?" Jasmine memandang Claudia dengan tatapan meremeh,

"Tidak Jasmine, aku mengatakan yang sebenarnya... Mungkin sekarang dia memperlakukanmu dengan baik tapi itu tidak akan berlangsung selamanya, kau akan---"

"Sudahlah hentikan ucapanmu, harap kau tahu, di bandingkan dirimu, aku lebih mempercayai Oris." Jawab Jasmine mutlak, "aku tinggal bersamanya sudah cukup lama, jadi maaf kalau aku tidak akan mempertimbangkan perkataanmu..." gadis itu kemudian memutar tubuhnya untuk menatap halaman yang kabutnya perlahan menguap, "sekalipun jika itu benar."

Claudia tak lagi menjawab, senyap menengahi mereka berdua untuk beberapa detik, "Kau akan tetap bersamanya meski kau harus memakan daging manusia setiap harinya?"

Sontak Jasmine menolehkan pandangannya ke belakang saat mendengar perkataan Claudia, "...apa maksudmu?"

Tatapan Claudia kian serius, "kau mengatakan kalau kau sudah tinggal bersamanya cukup lama, tapi kau bahkan tidak tahu apa yang kau makan selama ini? Jasmine... Kau bodoh."

Sejenak Jasmine terdiam, pikirannya menerawang ke masa dimana pertama kali ia sarapan bersama Oris, Jasmine dengan jelas mengingat sup daging yang Oris suguhkan untuknya,

"Dasar pembohong ...."

Seketika mata Jasmine melebar saat otaknya menayangkan wajah Oris yang tersenyum aneh saat dirinya memakan daging tersebut, "...tidak, itu, itu tidak mungkin daging manusia, Oris tidak---"

"Lalu daging apa?" potong Claudia pada kalimat Jasmine,

Jasmine tak langsung menjawab, ia memikirkan segala kemungkinan untuk menolak perkataan Claudia tentang daging tersebut, "mungkin, rusa ...." Jawabnya dengan nada yang mengecil,

"Rusa?" Claudia tersenyum miring, untuk sesaat ia terdiam sambil terus menatap mata Jasmine dengan lekat, "Baiklah..." helaan nafas terdengar darinya, "aku tidak ingin berdebat denganmu hanya karena hal ini," Claudia memajukan langkahnya untuk mendekati Jasmine, "mari masuk ...." ucapnya kemudian.

ISTD

Mobil Oris menepi di sebuah jalan terpencil tanpa aspal, beberapa orang yang tengah beraktifitas di luar ruangan sontak menatap Oris dengan tatapan heran saat pria itu melangkah keluar dari dalam mobilnya.

"Permisi, apa kau mengetahui di mana letak rumah Franco?" ucapnya pada seorang wanita yang menjual jeruk, namun, bukannya menjawab pertanyaan Oris, wanita paruh baya itu malah mengemasi barang dagangannya dengan cepat.

"Tunggu---"

"Aku tidak akan menjual anak gadisku padamu!" Wanita tersebut berucap tegas, lalu segera masuk ke dalam rumah dengan melupakan jeruk-jeruknya. Hal tersebut membuat Oris terdiam, ia membawa pandangannya untuk menatap sekitar, reaksi yang lain serupa. Orang-orang yang sebelumnya berada di luar kini sudah menutup pintu mereka dengan rapat.

"Siapa kau?"

Sontak Oris membawa pandangannya kearah belakang saat mendengar suara serak dari arah sana, segera sosok pria paruh baya dengan badan gempal memenuhi retina matanya, "kau orang baru?" Sambungnya kemudian.

I SAW THE DEVIL ✔ (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang