Buat yang udah lelah
nungguin update,
Dinginin dulu
hatinya sama bang Oris.Hening, tak ada perkataan yang keluar dari mulut Franco setelah mendengar ucapan Oris, beberapa menit berlalu sebelum akhirnya ia menghela nafas.
"...Aku tidak tahu selera humormu bagaimana, tapi kalimat yang barusaja kau katakan itu sama sekali tidak lucu." Ucapnya kemudian,
Oris masih dengan senyuman meresahkan miliknya, "baiklah..." Oris menarik nafasnya pelan "mari kita diskusikan hal sebenarnya..." Ia merogoh saku jas, mengeluarkan sebuah kertas dari dalam sana.
"Aku punya dua negosiasi, yang pertama adalah ini... Kau isi berapapun nominalnya dan pergi dari sini," Oris meletakkan kertas tersebut ke atas meja. Franco tak merespon, ia membawa pandangannya untuk menatap secarik kertas yang barusaja mendarat ke atas meja, "kau tengah mencoba untuk menyuapku?"
"Tidak... Itu negosiasi, dan di negosiasi berat sebelah ini, kaulah yang mendapat keuntungan." Jawab Oris langsung,
"Berat sebelah? Maksudmu?" Franco mengkerutkan dahinya,
"Aku punya dua negosiasi, yang pertama kau yang akan menerima keuntungan dengan mendapat berapapun jumlah uang yang akan kau tulis..."
Franco mencebikkan bibirnya sambil mengangguk, "lalu apa negosiasi keduamu?" tanyanya penasaran, mendengar pertanyaan Franco membuat Oris melebarkan senyumannya, ia tak menjawab melainkan kembali merogoh saku jasnya, mengeluarkan sebuah pistol dari dalam sana.
"Aku akan membunuhmu." Ucapnya datar.
Untuk sesaat keadaan menjadi hening, keduanya saling menatap satu sama lain. Sampai akhirnya tawa berat dari Franco menggema, "Baiklah... Lagipula aku sudah tua," Franco menjangkau kertas yang di letakkan Oris di atas meja, ia menuliskan angka dengan jumlah fantastis di atas kertas tersebut.
Setelah menuliskan angka tersebut Franco kembali menyodorkan kertasnya kearah Oris, "ini..." ucapnya.
Oris menyambut kertas yang di sodorkan Franco, senyum miring mengukir di bibirnya, "...wah, kau memerasku," ucap Oris, "baiklah..." Ia menjangkau pistol yang sempat ia letakkan di atas meja lalu bangkit dari duduknya.
"Senang bertemu denganmu, sampai jumpa."
Dor!!!
"Di neraka nanti ...."
ISTD
Matahari sudah berada di atas kepala saat Deron turun dari taksi, tanpa dialog ia berjalan menjauhi tepi jalan raya untuk pulang ke hostel yang berada di ujung jalan. Alunan musik menyumbat kedua sisi telinganya. Sambil bersenandung kecil ia menaiki tangga yang menghubungkan antara lantai satu dan dua.
Sampai akhirnya langkah pria itu memelan saat ia melihat sebuah plastik sampah di puncak anak tangga. Untuk sesaat ia menatap sekitar, tak ada siapapun di sana. Karena penasaran, Deron mempercepat langkah, dengan tergesa ia membuka ikatan pada plastik tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I SAW THE DEVIL ✔ (END)
Mystery / ThrillerDreame account : AuthorID "Jasmine ... Jangan kabur dariku kalau kau tidak ingin aku bunuh!" Oris Darel Tristan. ISTD, 15/10-19