Mobil yang di bawa Oris melaju di aspal pegunungan. Jasmine menatap langit yang mulai berubah menjadi hitam lewat kaca jendela yang terutup rapat, ia tidak tahu kemana Oris akan membawanya, namun yang jelas bukan tempat di mana Oris membiarkannya di sebuah kamar dengan tembok merah.
"I'll kill you babe... ooh ...." tanpa sadar, Jasmine ikut menyanyikan lirik lagu klasik yang terus terputar berulang dari radio yang berada di depannya.
"Kau tahu lagu ini?" Oris membuka suara, namun pandangannya tak beralih dari jalanan. Jasmine menghela nafas panjang, gadis yang masih mengenakan dres merah bermotif cemara itu menyenderkan kepalanya di kaca jendela, raut wajah bosan tak bisa ia sembunyikan lagi sekarang, "tidak... hanya saja kau terus memutarnya sejak tadi, dan itu membuatku hampir hafal setiap liriknya."
Oris terdiam, membuat keadaan menjadi sunyi. Nyanyian dengan nada lambat itu kembali menjadi satu satunya sumber kebisingan dalam mobil yang di tumpangi Jasmine.
"Aku menyukai lagu ini... sejak kecil." Ucap Oris setelah cukup lama terdiam, membuat Jasmine menoleh kearahnya, "kenapa suka lagu aneh ini?"
Oris tersenyum ganjil, ia membawa pandangannya kearah Jasmine. "Karena cocok dengan suara jeritan," mendengar jawaban Oris membuat Jasmine mengerutkan dahi, "maksudmu?" tanyanya dengan wajah yang begitu mengharapkan penjelasan dari Oris, namun pria itu hanya melebarkan senyumannya lalu kembali menoleh ke depan. Oris bersiul pelan mengikuti irama lagu yang terus memutar di radio, namun siulan tersebut seolah terdengar kosong bagi Jasmine, juga sedikit terdengar menyeramkan.
Jasmine terus menoleh Oris, ia memperhatikan rahang tegas yang menguasai bibir tipis dengan warna pink pudar milik Oris, dengan ritme lambat, pandangan Jasmine kemudian menatap hidung mancung yang menopang kedua mata dengan retina hitam yang mengkilap, Jasmine mencoba menyelami warna hitam mata Oris yang tampak mati dan menyimpan banyak rahasia. Jasmine bungkam, jauh dalam hatinya, ia mengangumi pria dengan nama lengkap Oris Darel Tristan tersebut. Namun di dangkalan hatinya, ia merasa was-was, takut dan ragu yang tak kunjung surut.
"Ada apa? Apa yang ingin kau tahu dengan terus menatapku seperti itu?"
Jasmine segera menolehkan pandangannya kedepan saat mendengar teguran Oris, dengan canggung ia menyelipkan anak rambutnya ke belakang daun telinga, "tidak ada ...." jawabnya.
"Benarkah? Tapi wajahmu jelas tengah mengamatiku sejak tadi,"
Jasmine membawa pandangannya ke samping, kembali menatap dunia luar yang kini sudah di selimuti gelap malam dengan sempurna, "tidak ada... sungguh." Jawabnya final.
"Baiklah ...." respon Oris memilih tak perduli. Mobil mereka mulai memasuki jalan setapak dengan hamparan rumput tinggi di sepanjang tepian jalannya, pohon-pohon besar yang menjulang di sepanjang jalan tersebut membuktikan kalau mereka tengah berada di dalam hutan. Jasmine mengalihkan pandangannya dari kaca jendela, ia memilih untuk menatap hal yang sama dengan Oris, yaitu jalanan.
"Sebenarnya kau ingin membawaku kemana, Oris?" Jasmine akhirnya mengeluarkan pertanyaan yang sedari tadi di tahannya.
"Rumah." Jawab Oris begitu saja.
Jasmine tersenyum miring saat mendengar jawaban segera dari mulut Oris, "yang benar saja... rumah di tempat seperti ini...?" Ucapnya pelan,
"Memangnya apa yang salah dari tempat seperti ini? Bukankah desamu juga berada di daerah pegunungan?" Oris mendelik Jasmine, mendengar jawaban Oris membuat Jasmine menyilangkan kedua tangannya di dada, "memang... tapi tidak di tengah hutan seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
I SAW THE DEVIL ✔ (END)
Mystère / ThrillerDreame account : AuthorID "Jasmine ... Jangan kabur dariku kalau kau tidak ingin aku bunuh!" Oris Darel Tristan. ISTD, 15/10-19