8.2 Adagio

18.2K 1K 304
                                    

Ayo musiknya dihidupin ayo.. Selamat membaca, selamat mendengarkan!

Daniel Caesar - Hold me Down

•°•°••°•°•°••

Gracia memang sangat pintar di urusan akademik. Namun kalau urusan hati..

"Kak Gracia."

Panggilan kali ini dan tangan hangat yang menyentuh pipinya begitu menyadarkan. Gracia terkesiap saat baru menyadari Shani memandangi dalam radius dekat. Samudera kopi Toraja di balik kacamata minus itu lurus dengan sepasang manik bening cokelat gelap miliknya. Tepat berada di hadapan dan tak sampai sehasta jauhnya. Berhasil membuat dirinya sukar menelan ludah untuk ke sekian kali meskipun dalam hitungan sudah terbiasa akan hadir seorang ini.

Sudah berapa lama ia melamun memikirkan Tian hingga membuat gadis yang disebut-sebut barusan menatapnya resah seperti sekarang?

"Mikirin sesuatu?" Badan Shani tampak tak akan mundur ke sandaran. Masih sama dekatnya seperti tadi meskipun Gracia sudah benar-benar memberikan atensi, atensi yang hanya kepadanya. Dan dia yakin itu tidak kurang.

"Sorry.." katanya tak terlalu terdengar, lirih. Gracia yang justru memilih mundur dan menyandarkan punggung ke ayunan besi. Telapak hangat Shani otomatis lepas dari pipi. Ia usap punggung tangannya sendiri untuk beberapa kali sebab dingin tiba-tiba menyambar kulitnya tanpa sempat menyapa.

"Kok minta maaf.." Shani makin menghapus jarak untuk sekadar menarik sepasang tangannya. Ditahan dan dipapah dari bawah. Kepalanya menunduk memerhatikan jemari Gracia lebih dekat. Ibu jarinya mengusap buku-buku tangan Gracia yang putih kemerah-merahan. "Kak Gre ga salah apa-apa.."

"Aku salah. Aku ngga dengerin kamu." Gracia ikut menatap arah pandangnya. Ikut merasakan hangat Shani di tangannya yang tertangkup penuh. Saking sibuknya Shani, ia sampai tak sadar Gracia menoleh ke arah pintu keluar belakang rumah. Menatap Kevin yang baru saja keluar selangkah langsung berjalan mundur kembali ke dalam begitu saja dengan gestur pura-pura tak melihat mereka. Gracia terkekeh menyadari sang kakak mengerti privasi.

"Aku ngga ngomong apa-apa kok." Shani mengangkat pandangannya lalu menggelengkan kepala. Tak ingin membuat Gracia merasa bersalah, "cuma manggil beberapa kali tapi kak Gre bengong.."

"Kak Gre kalo ada masalah cerita aja, ngga papa." Shani ingin sekali bertanya apa yang membuat Gracia tadi tertawa lalu murung seketika.. tapi, tapi dia 'kan bukan siapa-siapa. Dirinya yang tak mau membuat perempuan itu risih berakhir dengan tawaran barusan. Shani bisa saja jadi pendengar yang baik, kok. "Daripada dipendem sendirian.."

Tak salah. Pancaran mata cokelat muda yang begitu teduh milik gadis itu seakan menawarkan tempat yang nyaman bagi Gracia untuk bernaung. Damai dan tenang. Sudut-sudut bibirnya yang terangkat tipis namun penuh ketulusan itu seakan berkata pada Gracia bahwa dia ada di sini. Kurang apa lagi seorang Shani ini?

"Ngga papa.." Gracia menggoyangkan tautan tangan mereka lalu balik tersenyum tipis tak kalah manis. Biarlah pikirannya jadi masalahnya sendiri. Dia tak mau membagi-bagi beban pada orang lain, apalagi Shani. Ia tak mau membuat kepala gadis itu ikut sesak juga, "ngga papa. Cuma tiba-tiba kepikiran aja.."

Shani yang tak mungkin menelusur lebih jauh karena tolakan tak langsung Gracia barusan langsung mengangguk paham. Tak semuanya harus dirinya ketahui, ya 'kan. Ada yang hanya tanda tanya saja dan tak terjawab. Ia engembuskan napasnya yang jadi sedikit lebih berat, lalu menunduk.

"Oh ya," Gracia membuat Shani kembali menatap matanya setelah gadis itu sempat menatap rumput di bawah dari sela-sela ayunan. Diusapnya balik tangan Shani dengan ibu jarinya. "Kamu kenapa kok manggil?"

RHYTHMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang